Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Asmirandah
"Anda tenang saja, Nyonya. Sesuai keinginan anda, saya akan pergi jauh dari Tuan Alfred. Saya berani jamin, tidak ada lagi hubungan di antara kami. Semuanya sudah berjalan sesuai dengan keinginan, Nyonya," balas Davina kemudian menunduk memberikan salam hormat dan pergi meninggalkan Oma Andini yang menatapnya dengan puas.
Akhirnya moment itu tiba juga dimana keinginan Oma Andini yang berusaha keras untuk memisahkan Alfred dengan Davina. Segala cara telah dia lakukan dengan halus hingga dia mempertemukan lagi Asmirandah dengan Alfred. Sudah lama dia menjodohkan cucunya dengan cucu dari sahabatnya itu yang memang memiliki kontribusi besar dalam perusahaannya.
"Syukurlah aku tak jadi bermenantukan wanita murahan sepertimu. Sampai kapanpun aku tak sudi memiliki menantu yang hanya menggerogoti harta cucuku," gumam Oma Andini kemudian masuk ke ruangan Alfred.
Hati Davina kembali perih ketika dia mendengar gumaman Oma Andini. Ternyata dia masih berada tak jauh dari Oma Andini yang mengungkapkan kelegaannya. Dulu Davina sempat bermimpi akan menjadi istri Alfred. Namun faktanya impian itu harus kandas dan selamanya tak akan terwujud sampai kapanpun.
Davina kembali berjalan menuju ruangannya, bersamaan itu datanglah seorang wanita cantik yang terlihat modis menghampirinya.
"Halo, apa Alfred ada di ruangannya? Aku ingin bertemu dengannya," sapa wanita cantik itu yang memakai dress berwarna maroon di atas lutut.
Tampak wanita cantik itu tersenyum ketika Davina menatapnya. Ya, Davina tahu siapa wanita yang ada di hadapannya saat ini. Siapa lagi kalau bukan Asmirandah, seorang model cantik dan terkenal yang sedang di gosipkan dengan Alfred itu. Sementara Davina berusaha menenangkan hatinya agar dapat menguasai emosinya dan bersikap profesional.
"Maaf Nona, apa anda telah memiliki janji dengan Tuan Alfred? Saya tidak bisa membiarkan anda masuk begitu saja jika anda belum memiliki janji dengan Tuan Alfred," ucap Davina sembari tersenyum ramah.
"Beraninya kau memerintah ku seperti itu. Apa kau tidak tahu siapa aku, hah? Aku ini calon istri Alfred, Presdir di perusahaan Smith. Ingat itu!" tukas Asmirandah kesal karena Davina yang tak tahu siapa dirinya sebenarnya.
"Cepat katakan kalau Asmirandah ingin bertemu dengannya. Pasti dia akan mengizinkan ku masuk ke ruangannya," lanjut Asmirandah dengan angkuhnya.
Segera mungkin Davina pun menghubungi Alfred dengan interkom yang langsung di angkat oleh atasannya itu.
"Cepat suruh masuk dia, aku sudah lama menunggunya. Dan satu lagi kapanpun dia datang ke kantor, biarkan saja dia menemuiku. Ingat ini baik-baik Davina!" tegas Alfred membuat hati Davina terasa ngilu.
Secepat kilat wanita itu langsung menutup sambungan komunikasi mereka. Kedua netra Davina menatap lekat Asmirandah yang masih setia menunggu dengan keangkuhannya. Sebelum akhirnya dia tersenyum dan meminta Asmirandah untuk mengikutinya.
Tak lama keduanya telah sampai di depan ruangan Alfred. Ketika Davina hendak pergi, Asmirandah mencengkeram kuat tangan Davina dengan pandangan yang menyeramkan. Seolah Davina telah melakukan kesalahan yang fatal padanya.
"Nona Davina, aku tahu kau hanyalah wanita simpanan Alfred. Tak ada satupun informasi yang ku lewatkan begitu saja perihal calon suamiku. Dan ku harap kau secepatnya pergi dari kehidupan Alfred karena sebentar lagi kami akan segera menikah. Jangan berharap lebih, Nona Davina. Sungguh kau tidak pantas menjadi pendamping Alfred!" ucap Asmirandah dengan sorot mata tajam menatapnya Davina.
"Saya tidak mengerti apa yang anda katakan. Jangan berasumsi buruk perihal hubungan saya dan Tuan Alfred. Saya sadar akan posisi saya yang hanya seorang sekretaris, jadi anda tak perlu takut dengan kehadiran saya bila kalian memang saling mencintai. Semua akan baik-baik saja Nona Asmirandah," balas Davina dengan tenang.
"Siapa juga yang takut denganmu. Aku hanya mengingatkan mu saja agar kau tahu batasanmu seperti apa. Ku pastikan sebentar lagi kau akan keluar dari kehidupan calon suamiku atau aku akan melakukan apa yang tidak pernah kau bayangkan selama ini, camkan itu!" kecam Asmirandah yang masih mencengkeram kuat lengan Davina.
Sekuat tenaga Davina berhasil menyingkirkan tangan Asmirandah sembari membalas tatapan tajam wanita itu.
"Lebih baik simpan saja energi anda. Jangan mengotori tangan sendiri dengan perbuatan yang akan merugikan anda," ucap Davina sambil berlalu pergi meninggalkan Asmirandah.
Sungguh hari ini telah membuat Davina begitu sangat lelah. Banyak sekali kejadian yang terjadi hari ini, dimana Alfred dengan gamblangnya memutuskan hubungan dengannya, pertemuannya dengan Oma Andini yang sangat menyakitkan hati karena tak menginginkan dirinya menjadi pendamping Alfred, juga ancaman Asmirandah yang menyuruhnya agar segera pergi dari kehidupan Alfred. Lalu kejadian apa lagi yang harus dia hadapi setelah ini? Bertubi-tubi masalah yang datang menghampirinya.
Kini dia berjalan menuju ruangannya. Tampak wanita itu tengah membereskan barang-barangnya ke dalam box karena mulai hari ini dia sudah bukan sekretaris Alfred lagi. Lelah sudah selama tiga tahun ini dia cukup sabar menghadapi sosok Alfred yang begitu tempramen, egois, dan juga dingin. Dan akhirnya dia bebas juga dari jerat atasannya itu.
"Permisi Noma, bisakah kita bicara sebentar. Ada satu hal yang harus saya sampaikan terkait dengan perintah Tuan Alfred," ucap Damar yang tiba-tiba masuk di sela dia membersihkan barangnya.
"Baik, Tuan. Bisakah kita bicara di ruangan anda saja?" tawar Davina yang tak ingin di dengar oleh rekan kerja nya. Mengingat saat ini Lola dan salah atau temannya tengah menatap ke arahnya.
Damar pun mengiyakan keinginan Davina, keduanya berjalan keluar menuju ruangan Damar. Dengan tatapan sendu Davina menatap Damar sang asisten Alfred sekaligus sahabat dari lelaki yang di cintainya itu.
"Aku tak menyangka hubungan kalian akan berakhir secepat ini. Ku pikir hanya kau lah yang bisa menaklukkan Tuan Alfred dan menjadi Nyonya Smith di keluarga besar itu. Ternyata dugaanku salah, dan beraninya kau mengkhianati Tuan Alfred," ucap Damar menyeringai dengan tatapan merendahkan menatap Davina.
"Cepat tandatangani pemutusan kontrak ini! Namun, sebelum itu anda harus melakukan pemeriksaan di rumah sakit yang telah Tuan Alfred tentukan," lanjut Damar sembari menyerahkan selembar kontrak pada Davina.
"Pemeriksaan?" Davina berkerut alis tak paham dengan apa yang di katakan Damar.
"Ya, anda harus melakukan pemeriksaan kehamilan terlebih dahulu. Itu sudah keputusan dari Tuan Alfred karena dia tak ingin jika anda pergi kemungkinan mengandung benih miliknya," terang Damar panjang lebar dan hal itu sukses membuat Davina membulatkan mata. Sungguh dia tak menyangka bahwa Alfred akan peduli pada dirinya. Di pikir Alfred akan melepaskan dia begitu saja, namun semua itu salah. Lelaki yang di cintainya itu ternyata tak bisa di tebak segala apapun yang dia pikiran tentangnya.
"Tapi ...."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
masa dinsuruh pakai baju keramat mau tempur
Heh kamfreeet kamu bener bener yah DAM STUPID BIN IDIOT yg bikin Davina kabur tuh siapa bukanya intropeksi diri malah balagak jadi korban dasar manusia songong,,ajirrrroooo deh lo
sukses selalu thor