NovelToon NovelToon
Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Wanita Karir / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mama nayfa

" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menerima hadiah

Esok harinya saat para pria terbangun karena sebuah benda berbentuk tali memanjang entah dari mana mengagetkan tenda salah satunya, mereka keluar ternyata sebuah ayam hutan sekitar enam ekor terperangkap di dekat perkebunan milik Aldi.

Mata mereka membundar sempurna, terkejut. melihat ada beberapa tanaman yang mereka tak kenal tumbuh sempurna dan tertata rapi, saat mereka masih mematung memandangi kebun kecil itu suara Koko ayam membuyarkan lamunan mereka.

" Siapa yang membuatnya?" tanya Vasco heran. Ia mengangkat tali itu dan terlihat sebuah keranjang yang mengurung ayam-ayam itu.

 " Kita panggil ketua." Teriak salah satunya dan berlari sedangkan yang lain menunggu di sana.

 " Ketua-ketua...teriak pemuda itu, ia bingung Yanga mana tenda ketuanya Karen awana tenda sama semua, kesalahan suami istri yang buru-buru membeli tenda yang penting kapasitas nya.

" Ada apa ogin?" Tanya tuan Gama.

 " Ketua di Sana ada jebakan." Ucapnya belepotan.

 " Ada apa ini?" Suara tegas Aldi memejamkan rasa kegugupan pria itu.

 " Di sana ada tanaman aneh dan ada jebakan, tapi di dalamnya ada ayam hutan." Ujarnya setelah di minta Antika untuk mengatur nafas, setelah teratur barulah ia berbicara dengan tenang dan lancar.

  " Apakah jebakan kita berhasil mas?" Tanya Antika dan menoleh ke suaminya yang kebetulan juga menatapnya.

 " Bisa jadi, ayo kita lihat sama-sama." ujar Aldi dan benar saja saat mereka sampai di sana, mereka melihat keranjang itu berisi ayam hutan yang meronta, namun bukan itu aja pandangan mereka terkejut melihat tanaman yang tertata rapi dan terlihat buahnya, kecuali Antika dan Aldi yang hanya meras heran, kebun mereka baru kemarin siang di tanamnya kenapa sudah tumbuh buah, itu yang ada di pikiran suami istri.

 " Kita bawa dan bersihkan." Ucap ku pada semua.

  Antika dan Aldi kembali membawa keranjang, dan meminta semua orang memetik beberapa buah tomat dan umbian dari kebun untuk mereka makan pagi itu.

 " Di cuci dulu baru bisa kita makan, " Ujar Antika membawa keranjang dan baskom bersih ke arah sungai.

 " Begini cara bersihkannya," Antika mengajari kedua wanita itu dengan sabar hingga mereka bisa, dan benar saja mereka membersihkan semuanya dengan teliti tanpa meninggalkan sedikit tanah yang menempel.

 " Di bakar enak , di goreng harus bikin sambal, sepertinya bakar aja deh." Antika menimang-nimang dengan sura kecil namun terdengar oleh ke dua wanita itu.

 Antika meluruskan kedua tangannya dan mengambil aluminium foil, setelah berhasil Antika memberikan pisau pada setiap wanita itu mengajarinya membungkus ubi jalar itu dengan aluminium foil.

" Selesai..yuk kita biarkan aja nanti masak sendiri kita siapkan bumbu untuk membuat ayam goreng." Ujar Antika kepada dua wanita itu, keduanya hanya mengikuti aja tanpa banyak bicara, mereka juga sebenarnya bingung dan ada rasa syukur juga bertemu Antika dan Aldi, mereka tak lagi berjalan jauh mencari makan hingga terluka-luka tak pusing mencari tempat tinggal, bersama Antika dan Aldi mereka malah di sediakan semua hanya di minta bekerja sama dan gotong royong tanpa ada rasa iri pada sesama.

  " Kalian bisa bantu saya!" Ucap Aldi pada semua pria.

 " Apa itu ketua!" Tanya salah satunya.

" Bantu saya gotong semua ini Tunggul ke tengah kita membuat rumah untuk kita semua." Ujar Aldi menunjuk tumpukan tunggul di pinggir sungai yang masih tertata rapi.

 Mereka mengangguk dan bergotong royong satu dua orang, Aldi dan tuan Gama bekerja sama mengangkat dan memindahkan semua gelondongan itu ke tengah-tengah lahan yang akan di bangun.

  Aldi begitu cekatan mengukur setiap sudut tangan yang kan di pasang patok, satu jam mereka bekerja keras kini sudah berdiri tiang untuk satu rumah, sementara ini Aldi membuat rumah panggung, mereka istirahat saat siang hari dan akan melanjutkan kembali, Aldi sudah membeli beberapa papan cukup tebal saat ke belanja tadi dan ia sudah meminta istrinya menyimpan di item box miliknya.

" Tolong bantu saya panggilkan istri saya," Ujar Aldi meminta salah satu pria untuk memanggil Antika.

 " Ia mas..." Ujar Antika dan mendekati suaminya setelah beberapa saat di panggil.

 " Tolong bantu keluarkan papan yang kemarin kita beli ma!" Ujar mas Aldi.

  Antika mencari tempat luas tak jauh dari tumpukan gelondongan itu, ia fokus mengeluarkan satu persatu papan tebal dari bantu oleh beberapa pria dan Aldi sendiri membantu Antika menarinya, karena hanya mereka yang bisa, Antika dan Aldi terus mengeluarkan hingga tak terasa semua tumpukan papan itu sudah tertata rapi dan di dalam box sudah habis, air keringat bercucuran membasahi baju Antika dan hijapnya dan semua pria pun mengalaminya, lelah pastinya iza datang membawa minum untuk semua Antika kepikiran ada es batu yang ia beli tadi pas suaminya beli papan.

 Ia mengeluarkan es batunya juga beserta gelas serta sedotan satu pak.

ia menata semua gelas dan mengisinya dengan air teh yang tadi pagi sudah di buat antika, tak ada lagi rasa curiga, ragu dan terkejut dengan benda-benda aneh yang mereka lihat, keanehan Antika dan Aldi membuat mereka yakin bahwa kedua orang itu penyelamat mereka.

  " Segarnya....ucap salah satunya.

  " Setelah minum kita lanjut lagi setidaknya satu rumah hunian jadi untuk kita tinggal bersama dulu." Ucap Aldi saat semua orang sudah berkumpul.

 " Mas...apakah bisa mengejar waktunya?" Tanya Antika, di dunia modern mereka gak cukup satu hari membangun satu rumah.

 " Kita coba dulu ma, siapa tau bisa berdiri sebelum malam datang." ujar Aldi meyakinkan.

 Setelah selesai istirahat, mereka semua bekerjasama bergotong royong, untungnya aja Aldi mantan tukang jadi sedikit mengerti pertukangan.

 Aldi meminta semuanya meneruskan memotong kayu-kayu yang masih terlihat panjang sesuai ukuran yang di berikan oleh Aldi, Aldi meninggalkan mereka sementara, ada sebagian terkagum-kagum melihat rangka rumah yang akan mereka tempati sementara itu.

 " Berkah dewa...mereka berdua perantara dewa kita jangan membuat mereka kecewa." Ucap salah satu pria yang tak henti-hentinya memandang sekeliling mereka, ada kebun ayam hutan yang masih hidup dan rangka rumah yang belum jadi, belum lagi semua peralatan masak yang sengaja di tinggal oleh Antika agar memudahkan mereka mengunakannya iza dan misa sudah di ajarkan mengunakan kompor dadakan yang terbuat dari batu yang di susun rapi menyisakan ruang untuk menaruh kayu bakar, kayu pun sudah di sediakan oleh Aldi di bawah tenda kusus, tenda tak ada yang di lipat di biarkan berdiri kokoh.

 " Bagaimana semua kayu sudah di rapikan?" tanya mas Aldi pada salah satu pria yang terlihat sedang membantu temannya.

 " Sudah tuan," Jawabnya.

 " Kasih tau yang lain kita pasang genteng, minimal tiga atau empat orang di atas agar cepat menatanya." ujar mas Aldi sambil mendekati sebuah kayu yang sudah ia siapkan untuk membuat andang berbentuk tangga.

  " Satu persatu genteng kayu Ulin tertata rapi, hingga senja menyapa, akhirnya atap itu selesai terpasang, Aldi melanjutkan kerja lagi memasang dinding mereka kerja bergotong royong Hinga semua dinding tertata rapi, tinggal pintu dan jendela yang belum terpasang karena hari sudah sangat larut, Aldi menghentikannya ia mengajak semua pria itu untuk mandi dan berganti baju.

  Selesai makan malam Antika dan Aldi melihat rumah panggung yang sudah jadi itu, rumah yang tidak terlalu besar namun ada beberapa kamar yang sengaja Aldi buat untuk mereka semua, selama belum bisa bangun rumah lagi Mereka semua bisa tinggal di rumah panggung itu.

 " kamarnya gak dempet mas, kenapa?" Tanya ku heran saat melihat dalamnya, setiap kamar ada pembatas ruangan.

  " Ada yang pasturi sayang.." Jawab Aldi singkat, aku heran namun detik kemudian ia faham ucapan suaminya yang entah beberapa hari ini sangat usil terhadapnya.

  " Dasar suami mesum..." Ucap kesal Antika dan memilih meninggalkan suaminya yang tertawa melihat wajah cemberut istrinya.

 " Tuan..." ucap tuna Gama ia naik ke atas rumah panggung itu.

  " Ia...ada apa tuan Gama?" Tanya mas Aldi.

  " Apakah malam ini kita semua bermalam di sini?" tanya tuan Gama sambil melihat hasil kerja keras mereka.

 " Malam ini terserah tuan dan yang lainnya, pintu dan jendela belum kita pasang, takutnya hawa dingin menerpa kita jika kita tidur di sini." Jawab Aldi dengan jujur serta khawatir.

 " Soal itu kami sudah terbiasa tuan, di manapun kami bisa tidur, namun jika tuan belum mengizinkan maka kami akan ikut aja apa kata tuan." jawab tuan Gama, di susul Gardo menantunya.

" Kita bermalam di tenda dulu malam ini esok pagi kita pasang pintu dan jendelanya agar besok malam sudah bisa di tempati." Ucap mas Aldi.

  Setelah makan dan berbincang sebentar mereka kerja sama membereskan, setelah itu mereka semua masuk ke tenda masing-masing.

  " Sedangkan di malam itu tak jauh dari perkemahan mereka sekelompok orang berjalan di kegelapan malam, mereka berjalan dengan letih namun mereka sadar tidak bisa bermalam di sana, hingga salah satu dari mereka datang dan memberi tahu jika di depan sana ada cahaya cukup terang dan ada beberapa orang yang terlihat.

  Sedangkan Antika dan Aldi memilih istirahat kan tubuh mereka setelah kembali dari kebun virtual, Sebelum tidur Antika dan Aldi seperti biasa mengecek layar mereka masing-masing.

  " TING...

MISI MENGENAL ZAMAN LAMPAU DAN BERKEBUN BERHASIL..

HADIAH MISI ::; AIR AJAIB, 100.000 POIN DAN 10.000.000 UANG TUNAI, TERIMA ATAU MENOLAKNYA,.

KLIK TERIMA

KLIK GESER KE KIRI UNTUK MENOLAKNYA.

" Baiklah karena misi selesai boleh lah ku coba." Ucap Antika senang.

Ia mengklik terima dan benar saja Antika menerima botol di telapak tangannya.

Khasiat AIR AJAIB...

Setetes air bisa di gunakan langsung atau di campur dengan air di sumur atau mata air lain.

khasiat air mempercepat penyembuhan luka luar dan dalam, memperkuat otot dan kesuburan, bisa di gunakan oleh semua anggota tubuh.

Memutihkan kulit dan membersihkan darah kotor, penyembuh semua penyakit.

" Wau...mas..khasiatnya ngeri kali.." Ucap ku dan mas Aldi pun ikut membacanya benar saja Hadiah misi semua masuk ke item istrinya.

" Bisa untuk obat kuat gak ma, " Ucap Aldi dengan usil mengoda istrinya, dengan menaikan alisnya berulang kali tak lupa senyum mesum suaminya tak bisa di tutupi.

" Mas...ingat anak usah tiga gak usah aneh-aneh deh." Jawab kesal Antika, namun wajah nya yang merah merona karena malu di goda suaminya tak bis aja tutupi.

Akhirnya di malam itu Antika melayani suaminya seperti sebelumnya namun kali ini berbeda, Antika hanya diam ia membiarkan suaminya yang bergerak karena fisiknya yang sudah sembuh di dunia ini.

Keesokan harinya pergi ke kebun virtual dan masuk kerumahnya mandi bersih dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan kecurigaan, di dunia Antika di sana masih sore mendekati jam salat ashar.

Aldi pun mandi juga di rumahnya, ia sengaja tidak langsung kembali ke dunia zaman lampau itu ia ingin mengoda istrinya lagi.

Sedangkan Antika memanen sawi di belakang rumah bersama Mbah wijah dan Mbah Harjo, ke anehan Antika tak di sadari oleh kedua paruh baya itu.

Setetes air ajaib yang di bawa Antika dari penyelesaian misi, ia menetes air di sumur di belakang rumah itu, yang biasa Antika gunakan untuk memasak dan sebagainya.

Antika dan Aldi pamit lagi.

Antika dan Aldi datang membawa sayuran segar untuk mereka masak, Antika tidak pusing soal amang Ipan karena sudah ada tetangga yang bersedia menunggu jika ada muatan datang di bantu Mbah Harjo, soal catatan Mbah Harjo pun sangat jeli, uang pembayaran pun langsung urusan ke Antika.

1
Dewiendahsetiowati
ditunggu kelanjutannya thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Mama nayfa: Terimakasih kak sudah mampir, mohon dukungan nya ya kak, mudahan suka dengan ceritanya😊🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
makasih byk thorrr🥰😍❤️❤️❤️👍👍
Andira Rahmawati
mantap....👍👍👍
Andira Rahmawati
lanjut thorr..trusss semangat 💪💪💪💪
Andira Rahmawati
semoga mas aldi nya sembuh min7m air ajaib nya ☺️☺️
Andira Rahmawati
lanjuttt
Andira Rahmawati
mantapp..bisa jadi juragan sayur"an nanti..
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
Andira Rahmawati
lanjuttt thorrr trussss semangatt💪💪💪💪😍😍😍❤️❤️❤️
Mama nayfa: Terimakasih kak,..jangan lupa tinggalkan jejak ya kak agar author nya semangatt update, jangan lupa tipnya jika berkenan🤭🤭🤭
total 1 replies
Andira Rahmawati
luarr biasa..
Mama nayfa: jangan lupa tinggalkan jejak ya kak🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
kapan sistemnya ada..thorr..
lanjuttt
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!