Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Hari demi hari berlalu. Kandungan Tini juga sudah memasuki bulan perkiraan kelahiran.
"Aduh bu,tolong." Teriak Tini kesakitan.
"Kenapa Tin ?." Jawab Bu Ami sambil berlari menuju tempat Tini berteriak
"Perutku sakit bu."
"Nampaknya kamu akan melahirkan. Kamu sudah hubungi suamimu Tin ?."
"Saya tidak punya hp bu."
"Waduh.. dah kita berangkat ke klinik saja nanti biar bapakmu ke pabrik tempat suamimu kerja buat kasih kabar ke suamimu kalau kamu mau melahirkan."
"Ya bu."
Tini dan Bu Ami menuju klinik tempat Bidan Barenis praktek. Di sana Tini berteriak kesakitan. Tapi dengan sabar bidan Barenis menenangkan Tini.
"Aduh bu sakit." Rengek Tini sambil menangis.
"Sabar bu,tenang. Tarik nafas dalam lewat hidung hembuskan lewat mulut. Jangan malah di pakai buat teriak dan nangis bu. Hemat tenaga untuk mengejan nanti. Kasihan dedek bayinya nanti stress di dalam malah gak lahir-lahir."
"Tapi sakit bu,aku gak kuat."
"Ya namanya orang melahirkan seperti itu toh ndhuk. Wong kamu aja bikin nya enak,masa melahirkan teriak-teriak sama nangis. Malu loh nanti kalau kedengeran orang lain." Ucap Bu Ami meledek.
"Aku gak kuat bu,sakit banget."
"Sebentar ya bu,saya cek vt dulu. Saya lihat dulu sudah pembukaan berapa. Tarik nafas ya bu,tahan sebentar."
"Sudah bukaan berapa bu ? Apa saya sudah boleh mengejan?."
"Masih bukaan 4 bu,masih jauh. Yang sabar dulu aja ya bu. Di pakai buat tarik nafas panjang biar dedek nya gak stress di dalam."
"Aduh bu... Mas Yanu kemana juga kok gak datang-datang. Gak tau istrinya lagi kesakitan apa." Ucap Tini kesal sambil menangis menahan sakit.
"Bapakmu lagi jemput dia,kamu yang sabar dulu."
Tak lama kemudian,Yanu dan Pak Sulton datang.
"Ini le istrimu dari tadi teriak kesakitan. Kamu temani sana gih." Ucap bu Ami sambil berlalu keluar kamar bersalin.
"Aduh mas sakit." Rengek Tini.
"Sabar ya sayang,sebentar lagi kita ketemu anak kita."
"Aku gak kuat mas. Huhuhuhu." Ucap Tini sambil menangis.
Setelah berjam-jam Tini menahan sakit dan berteriak-teriak. Pembukaan pun telah lengkap dan Tini di perbolehkan untuk mengejan. Dia berusaha mengejan sekuat tenaga dengan di dampingi Yanu di sisinya dan akhirnya bayi yang di nantikan pun lahir.
"Selamat ya pak,bu anak bapak dan ibu laki-laki."
"Alhamdulillah,terimakasih bu bidan." Ucap Yanu.
"Saya tinggal bersihkan bayinya dulu ya pak,bu."
"Ya bu."
Bidan Barenis pergi meninggalkan Tini dan Yanu di ruang bersalin menuju ruang bayi.
"Eh mas,anak kita mau diberi nama siapa ?."
"Andrian."
"Andrian siapa mas ?."
"Andrian Alfarashka. Panggilan nya Ashka. Gimana menurutmu ?."
"Nama yang bagus,aku setuju mas."
Kebahagiaan Yanu semakin lengkap saat hadirnya Ashka di tengah-tengah rumah tangganya. Tapi disaat umur Ashka menginjak usia 6 bulan,konflik di rumah tangga mereka pun bermula.
Tepat pukul 12 malam,Yanu yang sedang tertidur pulas terkejut. Dia merasa seperti ada yang membangunkan dan menendang kaki nya. Dia langsung bangun dan terkejut mendapati istrinya masuk kamar dengan tanpa busana.
"Kamu habis ngapain ?." Tanya Yanu penuh selidik.
"Ng.. Nggak mas aku gak ngapa-ngapain." Jawab Tini gugup.
"Jujur sama mas kamu habis ngapain! Kenapa kamu masuk kamar tanpa busana ?! Di rumah ini gak cuma kita Tin. Ada bapak dan ibu juga." Bentak Yanu penuh emosi.
Emosi Yanu semakin tersulut saat Tini tidak menjawab dan hanya menangis lalu menarik selimut. Tubuh Yanu terasa lemas. Dia kecewa dengan istrinya. Di dalam batin nya bergejolak. Dia menguatkan diri untuk keluar kamar dan menyelidiki. Tubuhnya semakin lemas saat mendapati Pak Sulton yang rebahan di sofa ruang keluarga tanpa mengenakan celana. Yanu bergegas menuju kamar mandi dan mendapati pakaian dalam istrinya penuh dengan cairan. Yanu merasa kecewa dan tersakiti,dia tak menyangka ternyata istri yang dia cintai telah menghianati nya.
Hari-hari berlalu,Yanu berusaha menutupi rasa kecewa dan sakit hatinya. Setiap Tini meminta bergumul,Yanu menolak. Sampai pada akhirnya di saat usia Ashka menginjak 7 tahun. Tini pun hamil lagi. Yanu yang sudah mengetahui kehamilan Tini hanya terdiam menutupi kelakuan bejat bapak dan istrinya di depan ibunya.
"Mas,maafkan aku."
"Kamu hamil ? Anak siapa ?."
"Ini anakmu."
"Ya tidak mungkin toh Tin. Selama ini aku tidak pernah menyentuhmu sama sekali. Bagaimana kamu bisa hamil anakku."
"Huhuhuhu... Aku tidak bohong mas,ini anakmu. Saat kamu tertidur aku melakukan nya denganmu,tapi kamu tidak sadar akan hal itu."
"Ngaco kamu. Sudahlah lupakan. Aku mau keluar dulu."
"Mau kemana mas ?."
"Bukan urusanmu. Nikmati saja perbuatanmu."
Tanpa terasa kehamilan Tini sudah mencapai bulan nya. Ia melahirkan sendiri tanpa di dampingi Yanu. Sedangkan Yanu malah bermain gila dengan perempuan lain yang berstatus istri orang.
Saat usia anak ke 2 mereka menginjak 4 bulan,Yanu dengan tega membawa selingkuhan nya ke rumah dan mengenalkan selingkuhan nya kepada Tini.
"I.. ini siapa mas ?."
"Dia Ani pacarku. Kenapa ?."
"Kamu tega mas."
"Aku sudah capek menutupi semuanya Tin. Terlalu sakit hatiku."
"Maksudmu apa toh mas ?."
"Jujur saja,kamu selingkuh dengan bapak kan ? Aku sudah tahu semuanya Tin. Ibu juga sudah mengetahuinya. Para tetangga yang bilang ke aku dan ibu."
"Mana buktinya mas ? Kamu menuduh tanpa bukti."
"Bukti pertama waktu Ashka berumur 6bulan. Tak perlu aku jelaskan,kamu pasti masih mengingatnya. Bukti kedua kamu hamil anak ini. Aku yakin ini anak bukan anakku."
"Ini anakmu mas."
"Oke kita tes DNA."
"Buat apa ?."
"Ya buat memastikan. Kenapa ? Tidak mau ? Kamu takut ketahuan kalau anak ini ternyata bukan anakku melainkan anak bapak ?."
" Nggak mas! Aku gak takut sama sekali. Silahkan kamu tes DNA terserah kamu. Tapi maaf,mulai detik ini aku pergi dari rumah ini. Kamu sudah menuduhku tanpa bukti. Kecewa aku sama kamu mas. Ternyata kamu laki-laki yang gak setia. Kamu tega menduakan aku dan membawa perempuan jalang ini kerumah." Ucap Tini lalu pergi berlalu menuju kamar untuk mengemasi barang-barang nya.
Setelah beberapa saat,Tini pun keluar membawa barang-barang nya beserta dengan kedua anaknya. Tak lama kemudian,kakak Yanu yang pertama yaitu mbak Aria dan mas Zainal datang.
"Aku pamit mas."
"Terserah kamu,aku tidak mengusirmu. Itu kemauan mu sendiri. Dan kalau kamu sudah pergi 3 langkah saja keluar dari rumah ini,jangan harap aku mencarimu dan menyuruhmu untuk kembali."
"Ya mas terimakasih."
"Loh Tin,kamu mau kemana ? Ini siapa Yan ?." Ucap mbak Aria.
"Saya mau pergi dari rumah ini mbak. Itu selingkuhan mas Yanu."
"Kenapa harus pergi Tin,kan bisa di bicarakan dulu baik-baik." Ucap mas Zainal menimpali
"Sudah tidak ada yang perlu di bicarakan lagi mas. Semua sudah jelas. Mas Yanu telah mengkhianatiku dan menuduhku menduakan nya dengan bapak. Sakit hati saya mas." Kekeh Tini sekaligus mencari pembelaan.
"Maksudmu apa Yan ? Menuduh Tini berkhianat dengan bapak. Kamu sudah gak waras ya." Ucap mbak Aria.
"Sudah bela saja dia tidak apa-apa kok mbak. Aku bakal buktikan kalau memang dia berselingkuh dengan bapak dan Arsya itu anaknya dengan bapak. Terserah kalian semua tidak percaya denganku juga tidak apa-apa. Yang penting aku sudah berkata jujur apa adanya tanpa ada yang aku tutup-tutupi."
Akhirnya Tini pergi meninggalkan rumah dengan diantarkan oleh mas Zainal dan mbak Aria.
"Yan,susul istrimu. Kenapa kamu biarkan dia pergi." Ucap pak Sulton.
"Susul saja sendiri sana." Ucap Yanu ketus.
Bu Ami yang mengetahuinya hanya terdiam. Ia merasa kasihan melihat anak yang disayangi nya di khianati oleh istri dan bapaknya sendiri.
"Kamu yang sabar ya le,ibu harap kamu jangan gegabah. Dan kamu Ani,sebaiknya kamu pulang dulu agar suasana tenang."
"Ya bu."
"Maaf ya An,kamu jadi melihat hal seperti ini."
"Tidak apa-apa mas. Kalau gitu saya pamit pulang dulu."
"Ya An."
Sepulangnya Ani,Yanu langsung masuk kamar dan termenung.
Bersambung....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶