Salahkah jika aku menyukaimu Abang?
Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.
Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
“Aku cuma bisa masak ini.” Ran menaruh sepiring nasi goreng dengan berbagai sayuran sebagai toping di atasnya. Aku mengernyit menatap hasil karya Ran itu, tampangnya lumayan aneh, tapi entah dengan rasanya.
“Buruan makan,” perintahnya, sedang dia sendiri hanya menyeduh secangkir coklat panas untuk dirinya sendiri.
“Abang yakin ini bisa di makan?” aku menatap aneh nasi berwarna kuning kemerahan itu.
“Kenapa? Takut gue racun?” sinisnya.
“Bukan, tapi ini sayurnya kebanyakan,” keluhku, aku tidak terlalu suka dengan yang namanya sayuran apa lagi di padukan dengan nasi goreng pasti aneh banget rasanya.
“Makan aja jangan banyak protes, siapa suruh di ajak makan di luar gak mau.” keluh Ran sambil menyeruput cangkirnya.
Aku mematutkan wajahku, “Kalau gitu Abang juga belum makan kan?” aku tersenyum menyeringai.
”Ehem, gue udah makan di kafe tadi.” dalih Ran.
“Boong banget, Dea gak liat Abang pesen makan tadi.”
“So tahu banget, orang bukan elu yang nganter makanan ke meja gue.” ucapnya dengan tenang, “buruan makan!”
Dengan susah hati aku pun terpaksa menyantap nasi goreng buatan Ran itu, rasanya lumayan juga sih, atau mungkin karena perutku sedang protes minta segera di isi.
Ran tersenyum samar melihat aku menghabiskan makanan yang di buatnya, “Abang sering masak nasi goreng?” tanyaku setelah mencuci piring bekas makanku tadi.
“Nggak, ini pertama kali,” aku mencebikkan bibir, berarti gue ini kelinci percobaannya ternyata, “tapi rasanya lumayan kan?” kekehnya pelan.
“Ya lumayan sih, tapi lain kali gak usah pake sayuran, pake telur aja udah cukup.” protesku.
“Makanan yang masuk ke tubuh itu harus seimbang, jadi tetep harus ada sayurnya.” Ran tetep kekeh dengan pendapatnya.
“Ya terserah Abang deh, tapi jangan kebanyakan.”
“Oh jadi ceritanya ketagihan nih, mau gue masakin lagi.” sindir Ran.
“Emh gak gitu maksudnya, kalau semisal nanti Abang udah nikah, terus istri Abang mau di masakin nasi goreng, pake saran Dea aja.” dalihku memberi alasan.
“Gue gak mau nikah.”
“Lah, kenapa Bang?”
“Gak papa, males aja.”
‘Males? Simpel amat tuh alesan, lebih ke gak masuk akal.’ batinku, namun aku tak ingin terlalu banyak berkomentar, aku yakin seiring berjalannya waktu keputusan semacam itu akan berubah, mungkin untuk saat ini belum ada sosok wanita yang mampu menggetarkan hati seorang Devran Putra Bagaskara.
“Emh Bang, Dea naik duluan ya, mau bersih-bersih terus belajar.” Ran hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian aku pun pergi.
***
Hari-hari Aku lalui seperti sebelumnya, sekolah dan kerja Aku tak pernah bosan untuk melakoninya, dan hubunganku dengan Ran semakin baik, Ibu dan Pak Bagas sangat senang melihat kami hidup rukun dan begitu dekat seperti hubungan Kakak, Adik pada umumnya.
“Ya, habis kerja jalan-jalan dulu yuk!” ajak Ran, saat dia mengantar Aku ke sekolah.
“Emangnya boleh?”
“Boleh lah, kan sama Abang.” kekehnya pelan.
“Oke kalau gitu. Tapi jalan kemana? Pasar malem lagi?”
“Ada deh, nanti gue kasih tahu pas jalan.” ucapnya so misterius.
Seperti biasa Ran akan menjadi pusat perhatian saat kami tiba di sekolah dan aku sudah terbiasa akan hal itu.
“Hay Kak.” sapa salah satu teman sekolahku yang aku tidak tahu siapa namanya, sepertinya dia Kakak kelasku.
Ran menoleh, dia hanya menatap wanita itu dengan pandangan penuh tanya, “Kenalin aku Karisa temennya Dea.” ujarnya sambil menyodorkan tangannya ke arah Ran.
‘What? Kapan gue temenan ama dia, kenal aja kagak.’ Aku menatap sinis kearah Karisa.
“Oh ya? Bener Ya, dia temen kamu?” Ran malah melempar pertanyaan kearahku tanpa menyambut uluran tangan Karisa.
“Bukan, Dea gak kenal,” jawabku disertai gelengan kepala.
Wajah Karisa seketika memerah menahan malu, “se–sekarang kan kita udah kenal, jadi bisa dibilang kita udah temenan, lagian kita satu sekolah meski beda tingkat, temen satu sekolah itu termasuk temen juga kan,” ucap Karisa disertai senyuman memuakkan di mataku.
‘Temenan? Gak semudah itu, Bambang!’ Aku hanya mendengus mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Karisa.
Ran turun dari motornya, tangannya tetap setia di dalam saku jaket kulit hitam yang ia kenakan, dia tersenyum sambil menghela nafas, “Masuk gih, nanti telat.” dia lagi-lagi mengelus kepalaku seperti mengelus hewan peliharaannya.
“Dea!” Aku mendengar suara Maya memanggilku, dan benar saja itu dia, dia datang bersama Sita dan Laura, “Hay Abang Ran.” sapa Maya dengan gaya centilnya.
Ran tersenyum, “Hay Maya.” Maya tampak terkejut mendengar sapaan dari Ran, mungkin dia tak menyangka Ran akan tahu namanya, “Sita dan Laura kan? Dea sering cerita tentang kalian.” tambah Ran.
Maya dan Laura tampak antusias, sedang Sita hanya tersenyum sopan, tentu saja dia sudah tak merasa asing di ajak bicara oleh Ran, karena kami kerja di tempat yang sama.
Sedang Karisa, tangannya tampak mengepal erat karena uluran tangannya tak di sambut sama sekali oleh Ran, justru dia malah menyapa teman-temanku dan mengobrol dengan mereka.
“Kalau gue jadi dia, pasti malu banget itu,” ucap Maya setelah kami di dalam kelas dan Ran telah pergi menuju kampusnya.
“Dia so akrab banget tadi sama gue, padahal kenal aja kagak.” keluhku.
“Beneran elu gak tahu siapa si Karisa itu, Ya?” tanya Laura.
“Nggak lah, emang siapa dia?” yang aku tahu tentang Karisa hanya dia adalah Kakak kelasku itu pun karena aku sering melihat dia masuk ke kelas 12.
“Dia terkenal banget tahu, katanya dia itu mantan pacarnya ketua OSIS yang dulu dan dia juga pinter.” aku hanya membulatkan gerak mulutku membentuk huruf O.
“Ya, jagain tuh Abangnya banyak yang ngincer,” kekeh Sita.
“Lah, kenapa harus gue yang jagain, biarin aja kali, dia juga punya pendirian sendiri masa mau gitu aja sama cewek yang gak dia kenal sama sekali.” ucapaku, so gak peduli, padahal dalam hati jujur aja sebenernya aku gak nyaman karena Ran selalu menjadi pusat perhatian dimana pun dia berada, apa lagi di sekolahku, banyak banget cewek-cewek yang mendekatiku hanya untuk bertanya-tanya tentang Ran, bahkan ada yang secara terang-terangan minta nomor HP-nya.
“Sayang banget ya kalian jadi Adek, Kakak, padahal menurut gue nih ya, elu itu cocok ama Abang Ran, dia juga care banget ama lu,” ucap Maya mengutarakan pendapatnya.
“Jangan ngaco lu May, meskipun mereka saudara tiri tapi kan udah keiket hubungan keluarga.” komentar Sita.
“Hooh si Maya otaknya emang gak bener, jangan di dengerin Ya, si Maya emang udah kaya saiton mesti di rukiyah dia,” keluh Laura.
“Kampret Lu Ra, malah nyamain gue ama setan,” kesal Maya, dia langsung menggeplak kepala Laura, membuat dia mengaduh dengan wajah mematut.
“Tapi bener loh Ya, apa yang di bilang si Maya, kalian kan gak punya hubungan darah, jadi walaupun nikah ya sah-sah aja,” tambah Sita.
“Good jobs Sita, elu emang bestienya gue,” Maya langsung merangkul pundak Sita merasa senang dengan kata-kata dukungan dari Sita.
“Gaes, please kalian jangan mikir yang aneh-aneh, gue ama Bang Ran itu gak akan pernah mungkin punya hubungan kaya gitu,” tegasku, aku tak ingin teman-temanku menyalahfahami hubungan aku dan Bang Ran.
“Tapi Ya–,” Maya sudah akan buka suara lagi, namun aku lekas motongnya.
“May, please. Gue gak mau kalian bahas ini lagi, ini yang pertama dan terakhir kalinya gue denger kalian ngomong kaya gitu.” kata-kataku membuat bibir teman-temanku seketika bungkam, memang sudah seperti itu seharusnya, jangan sampai pikiran buruk semacam itu dapat mempengaruhi hubunganku dan keluargaku yang baru saja berkembang, terutama aku sangat menghargai dan menghormati Pak Bagas.
maknya menjauh...
❤❤❤❤😀😀😀😀
❤❤❤❤❤
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
apa masalah flo dimas dan Ran..
❤❤❤❤❤
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..
😀😀😀❤❤❤😍😙😗
ko bisa flashback Thor
❤❤❤❤
😀😀❤❤❤
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
yg ketahuan jadian....
❤❤❤❤❤
mkasi udah up banayakkkk...
❤❤❤❤❤