Benih Siapa Di Rahimku

Perlahan Dion mulai membuka surat tersebut karena takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap istrinya itu, akan tetapi ketika dia mulai membuka surat tersebut, hari Dion bagaikan tersayat oleh sembilu pisau yang begitu tajam.

  Sakit, memang sakit, ternyata selama ini dibelakang dirinya istrinya itu sudah berkhianat bahkan sampai hamil.

  "Sonia ...!" teriak Dion menggelegar.

  "Ya Tuhan kenapa balasan ini begitu menyakitkan, aku pikir hanya aku yang berselingkuh, ternyata istriku juga, dasar kurang ajar, semua berdusta, dihadapan aku dia seolah menjadi korban ketidak setiaanku, tapi dibelakang ku dia pemain juga, baiklah Sonia jika memang ini keputusanmu, aku pastikan mulai sekarang kau bebas dari ikatan kita," tekad Dion.

  Dion pun mulai mengeluarkan baju-baju Sonia dari dalam lemari, kemudian langsung dia masukkan ke dalam koper, tak ada lagi rasa iba terhadap istrinya, hatinya sudah terlalu sakit untuk menerima semua kenyataan pahit ini.

   Puas memasukkan baju istrinya ke dalam koper, Dion pun langsung memecahkan foto pernikahannya, rasanya pernikahan selama dua puluh tahun tidak ada nilainya sama sekali, semuanya berakhir dengan sama-sama berkhianat.

 ********

  Dion masih mengamuk di dalam kamarnya, sedangkan Sonia masih merenung di taman belakang rumahnya, wanita ini begitu rapuh untuk menghadapi semua kenyataan ini, selama dua puluh tahun dia tidak pernah membayangkan jika suami yang begitu dia cintai akan berkhianat seperti ini.

  "Aku tidak bisa Mas, melihatmu bersama wanita lain membayangkan saja aku tidak mau, tapi kenapa? Kenapa kau tega berselingkuh di belakangku, kalaupun kau sudah tidak mencintaiku bilang saja dan kembalikan aku pada kedua orang tuaku secara baik-baik," gumam Sonia.

  Ketika Sonia sedang menikmati kesendiriannya ini, tiba-tiba saja seorang pembantu memberi tahu kalau suaminya saat ini sedang mengamuk di dalam kamarnya sana.

  "Bu, ternyata ada di sini, dari tadi saya mencari Ibu," ucap Mina.

  "Ada apa Mbak Mina?" tanya Sonia.

   "Itu Bu, si Bapak sedang mengamuk di kamarnya," sahut Mina yang membuat Sonia terkejut.

  "Apa mengamuk?"

  Sonia pun langsung berlari menuju kamarnya, di depan pintu kamar terdengar jelas suara makian suaminya yang tertuju untuk dirinya, benar-benar sakit, bahkan Sonia hampir tidak berani untuk mendekat ke arah suaminya tapi setelah di dengar-dengar ucapan dari suaminya itu terlalu menyakitkan, dan hal ini yang membuat dia untuk menghentikan semuanya.

  "Stop Mas, tolong jangan tuduh aku yang macam-macam aku tidak pernah selingkuh, seperti yang kau teriakan itu," ucap Sonia menghentikan semuanya.

  Suasana hening sejenak, amarah Dion semakin memuncak ketika dia mendengar dan melihat istrinya itu sedang membela diri.

  "Heeeeemb, kau bilang kau tidak selingkuh, terus ini apa!" gertak Dion sambil memegang surat kehamilan dari rumah sakit itu.

  Tubuh Sonia mendadak lemas, dia tidak tahu Dion mendapatkan surat itu dari mana, semua kehancuran sudah ada di depan mata, kalaupun Sonia berkata jujur tidak ada satu orang pun yang percaya tentang semua ini.

   "Kenapa kau diam, ayo jelaskan padaku siapa ayah dari benih yang ada di dalam perutmu itu?!" tanya Dion dengan nada tingginya.

  "Aku tidak tahu," sahut Sonia sedengan tatapan nanar.

  "Terlalu munafik, kau berhubungan sampai hamil tapi kau tidak tahu siapa pelakunya," sahut Dion.

   "Aku benar-benar tidak tahu, kalaupun kau bertanya siapa ayah dari anak yang ku kandung ini, aku benar-benar tidak tahu," ucap Sonia.

  "Pergi ...! Pergi dari rumahku aku tidak mau lagi melihat wajahmu lagi!" usir Dion dengan koper yang sudah disiapkan.

  Hidup Sonia begitu terpuruk, pernikahan yang sudah tidak ada rasa lagi dari suaminya ditambah dengan kehamilan yang tidak pernah dia lakukan sama sekali, ini memang aneh bahkan semua orang yang ada dimuka bumi ini tidak ada yang mau percaya dengan kenyataan yang tengah dia hadapi.

  "Mas, dengarkan aku, jujur saja aku juga bingung kenapa aku bisa mengandung sedangkan aku saja tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun kecuali suamiku sendiri, Mas, tolong jangan usir aku, aku tidak mau membuat kedua orang tuaku kecewa atas perceraian kita, kau tahu kenapa aku masih bertahan meskipun sikapmu begitu cuek, itu semua aku lakukan demi menjaga perasaan beliau yang sudah tua," ujar Sonia memohon.

  Tapi sayang, permohonan Sonia tidak dihiraukan oleh lelaki yang sudah menikahinya selama 20 tahun itu, hati Dion merasa hancur dengan kejadian ini, bahkan dia tidak pernah membayangkan istri yang dia anggap sebagai wanita baik-baik bisa selingkuh sampai hamil seperti ini.

   "Tidak ... Sudah tidak ada kata maaf lagi untuk pengkhianat seperti mu," tolak Dion.

 "Enggak Mas, aku bukan pengkhianat, tolong pikirkan lagi, aku rela tidak kau anggap di rumah ini karena aku sudah mengalaminya sampai tiga tahun lamanya, aku mohon untuk saat ini saja biarkan aku tinggal di sini hanya sebagai formalitas saja," pinta Sonia.

  "Gak, aku benar-benar muak dengan wanita yang tidak mempunyai harga diri seperti dirimu ini, aku benar-benar muak Sonia pergi sana pergi!" usir Dion.

  Entah kenapa saat ini harga diri Sonia seakan hilang begitu saja, padahal sebelumnya dia sudah berucap kalau suaminya yang menyuruhnya pergi maka dia akan pergi, tapi kenapa ketika ucapan itu sudah keluar dari mulut suaminya, rasanya hati ini tidak terima di suruh pergi begitu saja, karena ada banyak pertimbangan yang harus Sonia pikirkan sebelumnya keluar dari rumah ini.

  Sonia mulai menelisik kamar yang sudah berantakan bak kapal pecah dan di situ juga terlihat jelas pecahan pigura yang berisi foto pengantin mereka dulu.

   Tangan Sonia mulai terulur untuk mengambil foto tersebut meskipun jemarinya harus berdarah terkena pecahan beling itu.

  "Auuu," rintih Sonia.

  wanita itu mencoba untuk memasukkan foto tersebut di dalam sakunya entah untuk apa yang jelas Sonia begitu menghargai pernikahannya dengan Dion.

 "Sudah jangan nunggu tanganku sendiri yang menyeret mu untuk keluar dari rumahku," ucap Dion.

   Sedangkan Sonia hanya bisa memejamkan matanya. "Aku bisa pergi sendiri tanpa harus kau seret, dan asal kamu tahu aku tidak pernah selingkuh suatu saat kebenaran itu akan terungkap dengan sendirinya," ucap Sonia.

   Sonia pun mulai menggeret kopernya untuk keluar dari rumah ini, rumah yang susah dia huni selama 20 tahun bersama dengan suaminya, dan kini dia harus pulang sendiri dihadapan kedua orang tuanya.

   "Selamat tinggal," ucap Sonia tanpa menoleh ke arah suaminya lagi.

   Sedangkan Dion hanya menatap kepergian istrinya itu dengan tatapan yang sulit untuk disiratkan. "Pergilah sejauh mungkin karena aku tidak mau melihat wajahmu lagi ada ataupun muncul dihadapan ku," sahut Dion yang masih terdengar oleh Sonia.