Benih Siapa Di Rahimku
Tubuh Sonia mendadak kaku ketika mendengar ucapan dari dokter yang memeriksanya kalau saat ini dirinya tengah mengandung janin di dalam rahimnya, pernyataan dokter tersebut benar-benar membuat Sonia menggelengkan kepalanya, bagaimana mungkin dia yang sudah memasuki usia empat puluh satu tahun bisa hamil tanpa sentuhan dari pria mana pun.
"Hah hamil ini tidak mungkin," ucap Sonia sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa tidak mungkin, anda merupakan perempuan yang sangat subur, hanya saja kehamilan di usia seperti anda seharusnya di hindari, tapi bagaimana lagi kita tidak bisa menentang garis takdir Allah," sahut dokter tersebut.
"Tapi Dok?" Mulut Sonia seakan tercekat untuk mengatakan hal yang sesungguhnya terhadap siapapun.
Hati Sonia benar-benar menjerit bagaimana dia bisa mengatakan hal ini kepada Sang suami yang begitu dia cintai, bahkan meskipun usianya tak muda lagi akan tetapi rasa cinta dan sayang Sonia begitu besar terhadap pria yang menikahinya 20 tahun yang lalu.
'Ya Allah ini tidak mungkin bagaimana aku mengatakan ini semua kepada Mas Dion, aku sudah tua tidak seharusnya hal semacam ini terjadi padaku apalagi dalam keadaan suamiku yang sudah tidak bisa menyentuhku seperti dulu lagi,' batin Sonia berkecamuk.
"Bu, jangan termenung, ini adalah sebuah anugerah yang harus ibu syukuri, banyak loh pasangan muda di luaran sana yang menginginkan seorang bayi, bahkan mereka sampai ikut program kehamilan agar supaya bisa mendapatkan keturunan," ujar Dokter tersebut sedang Sonia hanya menatap nanar.
Mungkin kalau bayi yang dikandung merupakan janin dari suaminya dia akan menjadi wanita paling bahagian di dunia ini, tapi apalah daya untuk saat ini saja dia tidak tahu siapa pemilik janin di dalam rahimnya itu.
Setelah pemeriksaan Sonia langsung berjalan dalam keadaan yang lemas, dia tidak tahu lagi harus pergi kemana selain pulang ke rumah suaminya, sungguh masalah ini benar-benar badai yang menghantam rumah tangganya nanti bersama dengan Dion.
"Kamu ini sebenarnya milik siapa, tidak mungkin aku seorang Maryam yang hamil dengan sendirinya, sedangkan aku ini Sonia, aku Sonia seorang wanita yang mempunyai suami impoten lantas bayi di rahimku ini milik siapa!" teriak wanita paruh baya itu, yang berulang kali meyakinkan kalau dirinya bukan Maryam.
******
Sesampainya di rumah Sonia hanya bisa menghela nafas bahkan untuk saat ini sekuat mungkin untuk merahasiakan hal ini kepada suaminya, wanita paruh baya itu langsung kembali ke dapur untuk membuatkan kue kesukaan suaminya dan juga anaknya yang sebentar lagi akan pulang.
Sonia mulai membuat adonan cake kesukaan suami dan juga anak remajanya itu, ya memang selama pernikahan Sonia di karuniai satu orang anak yang bernama Kenzi dan masih duduk di bangku SMA, selama tiga tahun terakhir ini Sonia sering sekali mendapatkan perubahan sikap dari suaminya yang semakin acuh.
Akan tetapi Sonia menyikapi itu dalam bentuk hal yang wajar, mungkin suaminya acuh sering uring-uringan dikarenakan dia sudah tidak bisa memberi kehangatan seperti dulu, apalagi setelah di vonis impoten suaminya itu sering kali murung.
Sonia sudah selesai membuat cake dan juga memasak makanan berat untuk menyambut kedatangan suami dan anaknya itu, apalagi di sini ada mertua yang harus dia jaga, meskipun sedikit cerewet akan tetapi Sonia berusaha untuk menerima karena sudah menganggapnya sebagai ibunya sendiri.
"Alhamdulillah akhirnya sudah selesai," ucap Sonia dengan wajah lelahnya.
Sonia mulai beranjak ke kamarnya untuk membersihkan diri, entah kenapa ketika mulai masuk ke dalam kamar, wanita cantik itu mulai teringat akan perkataan dokter tadi yang begitu sulit untuk di lupakan, bagaimana mungkin dia bisa mempertahankan bayi yang ada di dalam rahimnya, karena mau disembunyikan seperti apa? Nantinya akan menyembul dengan sendirinya.
Sonia mulai mengambil nafas berat, di dalam kamar mandi wanita ini sedikit memukul-mukul perutnya sendiri, karena menyesali apa yang sudah terjadi, bahkan dia tidak menyadari kapan dan dimana dia bisa melakukan hubungan itu.
"Ya Allah ini tidak adil, ketika suamiku di vonis impoten, sekuat mungkin aku menjaga marwah ku sebagai seorang istri, tapi apa yang aku terima, malah kehamilan yang menjadikan aib di dalam keluargaku, aku marah, aku tidak terima dengan semua ini, apa jadinya jika suamiku tahu, kalau aku hamil tanpa dia sentuh!" tangis Sonia pecah di dalam kamar mandi tersebut.
Dadanya terasa nyeri, entah takdir apa yang harus dia jalani di dalam kehidupannya ini, apa mungkin seorang suami mau menerima istrinya dalam keadaan hamil tanpa di sentuh sama sekali, tidak ada di dunia ini suami yang rela diperlakukan seperti itu oleh istrinya, sedangkan rasa cinta dan sayang Sonia kepada Dion teramat besar.
"Tok ... Tok ....," pintu kamar mandi pun di ketuk Sonia segera menyudahi tangisannya itu.
"Sonia cepetan aku mau ke kamar mandi juga," ujar Dion dengan nada datarnya.
"Iya Mas, bentar ya," ucap Sonia lalu mulai membuka pintu kamar mandinya.
Sonia pun membuka pintu kamar mandinya dengan wajah yang tertunduk, sebagai seorang istri dia merasa malu kepada suaminya, karena dia merasa tidak bisa menjaga marwahnya sebagai seorang istri.
"Sonia, kamu habis menangis?" tanya Dion.
"Enggak Mas," sahut Sonia tanpa menoleh ke arah suaminya.
Dion pun langsung masuk ke dalam kamar mandi, selama tiga tahun ke belakang ini suaminya begitu acuh, sudah tidak peduli seperti sebelumnya, bahkan dia hanya sekedar bertanya, tidak mau menyelidiki, ada apa? Dan kenapa istrinya itu bisa menangis, sebenarnya dalam tiga tahun belakangan ini Sonia hanya bisa memeluk lukanya sendiri.
"Kamu berubah Mas, dan tidak perhatian seperti dulu lagi, kamu jangan pernah merasa kalau selama ini hanya kamu saja yang tersakiti dengan kejadian ini, aku juga Mas, aku merasa tersakiti dengan perubahan sikapmu, aku cinta, aku tidak butuh hubungan intim, bagiku cukup sikapmu tidak berubah itu sudah menjadi anugerah," gumam Sonia sambil berkaca di depan cermin.
Lima menit kemudian, Dion sudah kembali ke kamar di lihatnya istrinya itu sedang berbaring di ranjang tidak seperti biasanya, akan tetapi Dion berusaha untuk tidak terlalu peduli dengan keadaan istrinya itu, jangankan bertanya menyapa pun enggan jika tidak perlu-perlu amat.
"""""""
Di meja makan saat ini Dion dan juga Kenzi beserta ibunya yang bernama Retno sedang menikmati makanan yang telah dimasak oleh Sonia.
"Dion istrimu mana? Kok suami datang tidak mau menyambut sih," ketus Retno.
"Dia ada di kamarnya Ma," sahut Dion.
"Kamu tuh jadi suami yang tegas dong, istri tidak mau menyambut sebaiknya kamu tegur, dari dulu sampai sekarang kok gak ngerti sih, padahal anaknya sudah besar masih saja tidak mau melayani suaminya," ucap Retno yang membuat darah remaja di hadapannya itu mendidih.
"Sudah Nek, jangan pernah menyalahkan mamaku, mungkin dia capek, setiap hari harus melakukan semua sendiri, bahkan anak Nenek saja selalu membiarkan mamaku dan tidak pernah perhatian atau peduli dengan keadaan Mama!" cetus Kenzi yang membuat kedua orang dihadapannya itu melotot ke arahnya.
Bersambung ....
Mampir yuk di cerita teman Author.
Judul : Mendadak Papa
Author REALRF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments