Ashley adalah seorang yatim piatu yang bertransmigrasi ke dalam novel 'Nayla Love Story '. Ia menjadi Asheel, antagonis ke dua di dalam novel. Asheel Merupakan karakter yang akan mati di tangan kakaknya sendiri.
Bagaimana jadinya hidup Ashley sebagai Asheel?, akankah ia mati mengenaskan?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MWS~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5.
...☆HAPPY READING☆...
...----------------...
" Gimana?, lo udah terima video dari gw?." tanya seseorang dari sebrang telfon itu.
" Sudah." jawab datar seorang pria misterius yang sedang berdiri sembari menikmati pemandangan kota malam dari ruang kerjanya.
" Bagus, Kalo gitu langsung lo kirim aja ke dia. Jangan bertele-tele!." balas seseorang dari sebrang telfon.
" Aku tahu!, jangan sok memerintah!." ucap dingin pria misterius itu.
" Oke, oke, terserah lo aja deh." pasrah seseorang dari sebrang telfon kemudian langsung mematikan sambungan telfonnya.
" Huh, tak sopan." dengus pria misterius itu saat melihat sambungan telfon yang langsung di matikan itu.
" Ini sudah tidak lama lagi akan berakhir sayang. Aku sudah tak sabar untuk kembali bersamamu." ucapnya entah siapa yang dimaksud.
...****...
" Sekolah, sekolah, sekolah. Kenapa sih sekolah harus di ciptain!." ucap kesal Asheel yang sedang berjalan dengan penuh ogah-ogahan di koridor itu.
Saat sedang asik berjalan, ia tak sengaja berpapasan dengan Bianca dan antek-anteknya itu. Bianca tiba-tiba menyodorkan sebuah surat undangan pesta. " Apa ini?." bingung Asheel.
" Undangan party buat lo. Jangan lupa datang ya." ucap Bianca kemudian berlalu dari sana di ikuti oleh teman-temannya.
Asheel merasa aneh, tetapi ia berusaha tak peduli. Ia kemudian berjalan menuju kelasnya lalu langsung duduk dan merebahkan kepalanya.
" Tunggu!." ucap spontan Asheel langsung mengangkat kepalanya. " Gw kayaknya ingat plot ini. Plot dimana Bianca ngejebak Nayla di partynya dengan masukin obat tidur ke minuman Nayla. Dia juga nyewa orang buat ngerusak kesucian Nayla. Tapi, hal itu di ketahui oleh Ezra dan akhirnya Ezra nyelamatin Nayla tepat sebelum Nayla di apa-apain." gumamnya panjang lebar takut teman sekelasnya mendengarnya.
" Kalo udah sampe di plot ini, artinya gw udah gak lama lagi bakal metong dong." gumamnya lesuh. " Gak boleh, gw harus perbaikin citra gw di depan Angkasa, supaya gw gak di bunuh sama tuh orang. Tapi gimana caranya?." lanjutnya memikir-mikir.
" Gw tau!, gimana kalo gw kasih tau aja tentang rencana Bianca sama Angkasa." ucapnya mendapat ide. " Gak bisa!. Kalo gw kasih tau nanti dia curiga gw kerja sama, sama Bianca." ucapnya lagi mengeleng geleng. " Au ah bodo amat, gw gak peduli lagi sumpah." ucapnya pada akhirnya.
Tetapi, disinilah ia berada sekarang. Tepat di depan rumah Bianca yang nampak ramai tersebut. " Setidaknya gw harus berjaga-jaga." ucapnya meyakinkan diri sendiri.
Asheel kemudian memasuki pesta tersebut. Ia dapat melihat banyaknya teman sekolahnya yang datang. Ada yang sedang berduaan dengan sang kekasih, ada yang sedang menikmati suguhan dan ada juga yang sedang berjoget mengikuti alunan lagu yang dimainkan oleh DJ.
Asheel terus berjalan, ia sedang mencari keberadaan Ezra dkk dan juga Nayla dkk. Hingga ia memasuki area kolam, ia melihat sekumpulan orang yang di carinya itu. Ia kemudian memutuskan untuk duduk di salah satu kursi bersantai dan mengawasi gerak gerik mereka terutama Nayla.
Tak berselang lama, ia melihat Nayla yang sedang berjalan bersama dengan Viona dan Bela. Mereka memasuki rumah, melihat hal itu Asheel dengan cepat mengikuti mereka dari kejauhan. Ia melihat mereka yang nampak sedang menikmati suguhan di salah satu meja. Begitu pula dengannya yang masih terus mengawasi mereka dari meja lainnya. Tak berselang lama, ia melihat Viona dan Bela yang tampak beranjak ingin pergi.
Tampaknya Viona ada urusan dan harus pulang sedangkan Bela sendiri menumpang dengannya karena searah. Mereka tampak tak rela meninggalkan Nayla, namun Nayla berusaha meyakinkan mereka sehingga mereka pergi meski dengan hati yang tak tenang.
Asheel masih terus mengawasi Nayla, hingga ia melihat seorang pelayan yang nampak memberikan Nayla minuman. Nayla menerima minuman itu dan langsung meneguknya hingga habis. Tak lama kemudian ia merasa pusing. Pelayan itu kemudian membantu memapah Nayla untuk di bawah pergi entah kemana.
" Oh shit!." umpat Asheel.
Asheel dengan segera bergegas menuju kolam renang untuk memberi tahukan hal itu pada Ezra. Namun, ia melihat Ezra keluar dari area kolam renang dengan wajah yang nampak marah. Ia ingin mengejar Ezra, namun ia sadar itu tak akan sempat. Jadi, ia memutuskan untuk memberitahukan pada teman-teman Ezra yang ia yakin bahwa mereka masih ada di sana.
Sementara itu, saat ini Ezra bersama gengnya tengah bersantai sambil berbincang hingga suara notif ponsel terdengar. Itu berasal dari ponsel Ezra, ia kemudian mengambil ponselnya dan melihat ada pesan apa. Ezra nampak terkejut saat melihat sebuah video yang tampak jelas merekam dua orang yang sedang berciuman itu. Dua orang itu tak lain tak bukan adalah Angkasa dan Nayla. Ia nampak emosi melihat hal itu, ia kemudian dengan segera memasukan ponselnya kedalam saku dan pergi dari sana dengan wajah marah membuat teman-temannya bingung.
" Kenapa tuh si bos?." celutuk Leon merasa heran dengan Ezra.
" Entah." jawab Aska.
" Oh ya gevan mana Mark?." tanya Aska mencari Gevan.
" Gak usah di tanyain tuh orang. Dia kan emang hobi ngilang gak tau kemana." ucap Mark kesal mengingat bahwa salah satu temannya itu memiliki hobi yang aneh yaitu selalu menghilang bak hantu.
Aska hanya mengangguk-anggukan kepalanya sahaja. Tak berselang lama tiba-tiba Asheel datang dengan nafas yang ngos-ngosan. " lo kenapa?." tanya Leon heran
" Itu..itu Nayla.." ucap Asheel tak jelas.
" Nayla kenapa?, yang jelas kalo ngomong!." kesal Aska.
" Itu Nayla di bawah sama seorang pelayan entah kemana." ucap Asheel setelah nafasnya mulai stabil.
" yaudah sih, emang kenapa dah." ucap santai Mark
" Masalahnya tadi dia keliatan kayak pusing gitu setelah minum minuman pemberian pelayan itu!." geram Asheel melihat mereka yang nampak santai sahaja.
" Hah!, apa!?." kaget mereka bersamaan.
" terus mereka kemana sekarang?." tanya Leon.
" Mereka naik kelantai dua." beritahu Asheel.
Mereka dengan segeran bergegas mencari Nayla. Mereka berempat sampai di lantai dua dan dengan terburu-buru membuka satu persatu pintu kamar. Hingga Asheel membuka sebuah pintu kamar yang berada di ujung itu. Ia melihat Nayla yang nampak berusaha menghindari seorang pria tua di atasnya yang telah merusak pakaian bagian atasnya.
" Disini guys!." teriaknya pada mereka. Mereka dengan bergegas memasuki kamar. Mark langsung memukul pria tua tersebut dengan keras hingga membuatnya pingsan.
Asheel dengan segera menutupi tubuh Nayla dengan selimut, lalu memeluk gadis yang nampak menangis sesegukan itu.
Mereka saat ini sudah berada di sebuah kafe yang tak jauh dari komplek rumah Bianca. Nayla sendiri saat ini tengah memakai sweter milik Asheel. Gadis itu masih saja terdiam dan shock dengan apa yang baru saja terjadi. Sementara mereka berempat hanya diam sahaja melihat itu. Mereka tak ingin membuat Nayla makin terguncang.
Saat ini mereka tengah menunggu Ezra untuk menjemput Nayla. Mereka juga sudah memberitahukan Ezra apa yang terjadi, dan saat ini ia sedang menuju kesini. " Makasih ya guys, udah nolongin aku." ucap Nayla setelah merasa tenang.
" Iya sama-sama. Lo harusnya berterimah kasih sama Asheel, karena kalo bukan dia yang kasih tau kita, kita gak akan tau." ucap Mark di setujui Leon. " bener tuh."
" Makasih Asheel." ucap Nayla tersenyum.
" Iya, sama-sama." balas Asheel.
" Lo kenapa bisa ada di pestanya Bianca?." tanya Aska pada Asheel.
" Gw dapet undangan." jawab Asheel
" Bukan itu maksud gw. Maksud gw, emang lo di bolehin sama mama papa?." tanya Aska tak puas dengan jawaban Asheel.
Asheel tiba-tiba menyadarinya, tamatlah riwayat Asheel kalo begini, bisa-bisa uang jajannya di potong lagi. " Jangan kasih tau mama ya, kalo gw habis dari party bianca. Plisss." ucapnya memohon pada Aska.
" Apa untungnya buat gw?." tanya Aska sembari mengangkat satu alisnya.
" Oke fine, kalo gitu gw juga bakal laporin sama mama kalo lo habis dari party bahkan lo main-main sama cewe." ucapnya santai.
" Jangan sembarang ya lo!, gw gak ada main cewe!." kesal Aska.
" Gw tau, tapi kalo lo laporin gw ke mama gw bakal bilang kayak gitu biar lo juga ikut kena imbasnya." ucap Asheel menantang.
" Sialan lo!." geram Aska mencoba menahan emosinya.
' Wlee ' balas Asheel menjulurkan lidahnya mengejek.
Tak berselang lama, Ezra tiba diikuti Angkasa. Ezra langsung menghampiri Nayla dengan wajah khawatir. Ezra langsung menanyai Nayla dengan berbagai pertanyaan.
" Lo berdua berantem ya?." tanya Leon saat menyadari wajah mereka berdua yang nampak babak belur itu.
" Gak!." jawab mereka bersamaan.
" Cie cie cocwit banget sih jawabnya bersamaan gitu~" goda Asheel membuat Nayla mengerutkan keningnya lalu tersenyum menyadari bahwa Asheel sedang menggoda mereka berdua.
" Emangnya lo baru tau ya Shel, kalo mereka emang ada apanya." ucap Mark membuat dua orang itu menatapnya tak terima.
" Hah!, jadi maksud lo mereka gay gitu." ucap spontan Asheel membuat mereka langsung tertawa terbahak termasuk Nayla. Ezra dan Angkasa hanya memandang datar mereka.
" Yap lo bener baget. Cuma mereka malu-malu aja buat publis hubungan mereka." tambah Mark membuat mereka berdua semakin tertawa keras hingga Mark memukul-mukul lengan Asheel yang kebetulan berada di sampingnya.
" Aduh, aduh. Sakit oy!." ucap Asheel pada Mark
" Oh, sorry hehe. Replek gw." ucap Mark cengengesan.
" Replek lo KDRT ya." ucap sinis Asheel dibalas cengengesan Mark.
" Lo berdua gak usah nyebarin rumor yang gak bener. Dan kalian berdua, ikut gw pulang!." ucap Angkasa datar kemudian pergi dari sana.
" Tamat riwayat gw!." ucap pasrah Aska.
" Tenang gw masih ada kartu as buat ngalahin dia." ucap santai Asheel berjalan mendahului Aska.
" Kalo gitu, gw duluan ya guys. Bye." pamit Aska yang di balas anggukan oleh mereka.
...****...
Terjadi keheningan di mobil. Aska dan Asheel saling melempar tatapan mengisnyaratkan untuk duluan bicara. " Kalian berdua bisa tenang, tidak." ucap dingin Angkasa yang muak melihat mereka berdua yang saling mengode itu.
" Lo, gak akan laporin kita kan?." ujar Aska bertanya setelah mendengar Angkasa berbicara.
" Menurut lo?." bukannya menjawab Angkasa malah balas bertanya.
" Jangan gitu lah. Jangan laporin kita sama mama." ucap Asheel mengerti bahwa Angkasa akan melaporkan mereka.
" Kalo lo gak mau kena masalah, jangan buat ulah Asheel!." tekan Angkasa.
" Lo gak bisa gitu dong, jangan seolah cuma gw yang buat ulah disini. Padahal lo juga kan." ucap Asheel tak terima di sebut pembuat ulah.
" Apa maksud lo!." ujar Angkasa tak mengerti.
" Iya, lo kan juga buat ulah. Lo nyium Nayla gitu aja di belakang rumah!." ucap Asheel menghakimi.
" Apa!?, lo nyium Nayla?. Lo gila sa!." kaget Aska.
" Dari mana lo tau?." tanya Angkasa berusaha tenang dan fokus menyetir mobil, mengabaikan ucapan Aska.
" Gw liat sendiri dari balkon kamar gw." beritahu Asheel.
" Jadi lo yang ngirim video itu?." tanya Angkasa.
" Hah?, video apa maksud lo?." ujar Asheel tak mengerti.
" Video gw ciuman sama nayla." ucap Angkasa memperjelas.
" Mana ada, jangankan ngirim, ngevideoin aja gw enggak." ucap Asheel menyangkal tak terima di tuduh.
" Jadi siapa kalo gitu?." tanya Angkasa merasa pusing.
" Mana gw tau." jawab Asheel mengangkat bahunya. " Yang gw tau sekarang, lo gak boleh ngelaporin gw ke mama atau gak, gw bakal kasih tau mama soal lo nyium anak orang." ancamnya.
" Terserah lo." Pasrah Angkasa. " Dan, yang sopan manggil gw Asheel, gw abang lo bukan temen lo!." peringat Angkasa tak di balas oleh Asheel.
Sesampainya di rumah, ternyata mereka sudah di tunggu oleh sang ibu negara. " dari mana aja kalian, hah!?." tanya mama marissa dengan penuh penekanan bak sedang mengintrogasi.
" Aku tadi ada urusan sama Zian Mah." jawab Angkasa.
" Aku dari markas Mah." tambah Aska.
" Aku habis keluar jajan Mah." ucap Asheel ikut menjawab.
" Mencurigakan, terus kenapa kalian bisa berengan?." tanya sang mama lagi.
" Itu, tadi aku minta tolong bang Angkasa buat jemput aku karena uang aku udah habis, dan ponsel aku juga udah mau lobet jadinya ya gitu. Sedangkan kita tadi kebetulan ketemu bang Aska yang baru pulang di depan Mah." jelas Asheel beralibi.
" Oh, yaudah deh kalo gitu. Kalian mending naik buat istirahat, besok sekolah." perintah mama marissa tak bertanya lagi.
" Siap Mah." ucap Asheel kemudian bergegas menuju kamarnya diikuti kedua abangnya.
......................