Dona Agnesia dan Bayu Wirawan adalah sepasang kekasih yang gemar sekali berpetualang. Mereka ikut dalam klub pencinta alam di Kampus mereka. Mereka sudah bersama selama lima tahun, dan selama itu pula banyak gunung yang sudah mereka daki. Sampai pada akhirnya mereka memilih untuk mendaki Puncak Cartenz, salah satu gunung tertinggi di Indonesia. Pada akhirnya keinginan mereka pun tercapai, tapi di Gunung itu pula akhirnya kisah Cinta mereka harus dipisahkan oleh kematian. Sang kekasih hati pergi untuk selama- lamanya dalam pelukan Cartenz. Apakah Dona bisa menerima kepergian sang Kekasih? dan apakah Dona bisa membuka hatinya untuk Cinta yang baru. baca terus kelanjutan ceritanya hanya di NT.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9. MENCINTAI DALAM DIAM
"Dona...?"
Aku pun segera menoleh ke belakang,
Ternyata kak George yang memanggilku.
"Ada apa, kak?" tanyaku padanya.
"Bisa kita ke kantin, ada yang mau kakak tanyakan?" Jawab kak George.
Aku pun mengangguk dan kami berjalan bersama menuju kantin.
Sesampainya di kantin kami pun mengambil tempat di bawah pohon mangga karena di tempat itu lebih teduh, dan kak George pun memesan es jeruk untuk kami berdua.
"Dona, kamu akan mengambil divisi apa di kegiatan ini?" tanya kak George padaku, "aku pastinya akan ambil rimba gunung kak, karena memang naik gunung adalah hobiku." Jelasku padanya, Dia pun manggut-manggut mendengar penjelasanku.
"Dona, boleh kakak tanya pertanyaan yang agak pribadi?" tanyanya agak takut-takut padaku.
"Boleh kak, memangnya kakak mau tanya apa?" Jawabku sambil tersenyum.
"Bagaimana hubunganmu dengan Bayu?"
"Maksud kakak, hubungan apa ya?" tanyaku sedikit bingung.
"Maksudnya apa kalian berdua pacaran?" Jawab kak George sambil menggaruk kepalanya.
Aku pun tertawa mendengar pertanyaan kak George, "hahaha...enggak kak, kami cuma temenan aja kok, apalagi kami berdua memiliki hobi yang sama." Jelasku pada kak George.
"Maaf ya kalau kakak bertanya yang aneh-aneh, karena Bayu kan adek yang sangat kakak sayangi, jadi kakak senang kalau memang seandainya kalian berdua pacaran, apalagi Bayu itu menyukai kamu." Jelas kak George padaku.
"Gak apa-apa kok kak, untuk sementara ini kami masih temenan sih kak. Aku gak tau untuk kedepannya nanti, Bayu pria yang baik dan aku juga menyukainya walaupun awal kenal dia agak kasar sih kak?" jawabku sambil tersenyum malu-malu", "Jadi kakak memanggilku hanya ingin tanyakan ini?" tanyaku pada kak George.
Kak George pun menganggukkan kepalanya sambil tertawa, dan aku pun cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala karena merasa aneh dengannya.
Akhirnya kami berdua pun berpisah, kak George menuju sekretariat mapala dan aku pun segera pulang kembali ke rumah.
***
POV GEORGE
aku merasa sangat bodoh sekali, kenapa aku bisa mengajaknya ke kantin untuk mengobrol tapi hanya menanyakan hal yang tidak penting seperti itu.
Walaupun Bayu adikku tapi memang tidak seharusnya aku ikut campur urusan dia dengan Dona, "Bodoh kamu George bodoh...!!" gumamku sambil mengetuk- ngetuk kepalaku. Jangan sampai Dona berpikiran yang tidak-tidak nantinya.
Aku tidak tau kenapa sejak pertama kali bertemu wanita itu, aku mulai menyukainya. Karena di balik kecantikan dan kelembutannya dia mempunyai hobi yang menurutku sangat keren, hobi yang tidak semua wanita akan menyukainya.
Apalagi aku tidak suka perempuan manja, aku suka melihat perempuan yang hobi naik gunung karena perempuan seperti itu adalah ciri perempuan yang kuat dan tidak takut bermain kotor.
Bermain kotor di sini bukan maksudnya mengambil cara busuk untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Tapi bermain kotor berarti tidak takut lumpur ataupun tanah. Dia tidak akan jijik walaupun nanti dia harus bertemu dengan sesuatu yang kotor.
Aku jadi mengingat teman masa kecilku dulu, namanya memang sama dengan Dona yang aku kenal sekarang ini.
Hanya saja dulu aku sering memanggil dia Agnes, karena memang itu panggilan kesayanganku untuk dia. Kami mempunyai rumah yang hanya berjarak 1 blok saja, karena itu kami pun sering bermain bersama.
Hingga saat itu papaku meninggal dan mama mengajakku pindah, karena mama sedih kalau harus mengingat lagi kenangan-kenangan manis bersama papa.
Akhirnya aku pun berpamitan dengan Agnes, dia sempat menangis dan memelukku.
Lalu aku pun mengatakan kalau suatu saat nanti kami pasti bertemu dan aku pasti akan mencarinya lagi.
Aku pun meninggalkan kenangan berupa gelang padanya dan Agnes memberikan aku topi, yang sampai sekarang topi itu masih aku simpan dengan inisial huruf GA yang artinya George Agnes.
Tapi pastinya bukan Dona yang sekarang. karena kalau memang dia Dona yang aku cari, dia pasti akan memakai gelang yang pernah aku berikan, Karena gelang itu gelang karet dan berukuran besar.
Akhirnya aku dan mama pindah ke kota kecil, Tapi setelah 4 tahun kemudian kami kembali lagi ke Jakarta. Dan di situ mama menikah lagi dengan papanya Bayu.
Saat itu aku sempat mencari Agnes di rumah lamanya itu, tapi sayang rumah itu sudah ditempati oleh orang lain.
Aku sangat merindukan teman kecilku itu, tapi aku pun mulai jatuh cinta dengan wanita yang saat ini aku kenal dengan nama yang sama "DONA".
Tapi aku hanya bisa mencintainya dalam diam, karena aku tau Bayu pun merasakan seperti yang aku rasa saat ini.
End POV
***
Akhirnya tiba juga hari senin, hari di mana kami akan membicarakan tentang persiapan dan perlengkapan yang akan dibawa selama pendakian di Gunung Salak.
Kami semua sudah duduk berkumpul di ruangan mapala, dan saat itu juga terdengar suara kak George,
"Selamat siang dan salam lestari untuk teman-teman sekalian, seperti janji saya minggu lalu bahwa hari ini kita akan membicarakan tentang perlengkapan yang akan kita bawa selama pendakian. Harap teman-teman siapkan buku dan bolpointnya, dan untuk pemberitahuan tentang perlengkapan yang akan disiapkan nanti akan dibawakan oleh kak Kinanti, Saya persilahkan kak Kinanti untuk maju ke depan."
Kak George pun kembali ke tempatnya dan bergantian dengan kak Kinanti yang berdiri di depan.
"Selamat siang dan salam lestari teman-teman. Oke, seperti yang kak George sudah beritahukan tadi kita akan mencatat tentang perlengkapan yang harus disiapkan. Jadi Silakan kalian siapkan perlengkapan menulisnya."
Suara kak Kinanti sangat lembut, dan ia pun sangat cantik. Aku rasa dia sangat cocok dengan kak George. Hehehe,,, pikir apa sih aku ini sambil mengetuk-ngetuk kepalaku.
"Dona, kamu kenapa? apa kamu sakit?" tanya kak Kinan padaku.
"Tidak kak, aku sehat kok..!!" jawabku dengan sedikit takut.
"kalau begitu segera siapkan alat tulismu, Kakak menunggu kamu loh!! soalnya kakak lihat kamu bengong sih." tegur kak Kinan dengan wajah sedikit kesal.
Aku pun segera meminta maaf dan segera mempersiapkan alat tulisku.
Lidya dan Riri pun hanya melihatku sekilas, mereka seperti mau bertanya tapi ditahan karena takut dengan kak Kinan.
"Oke, kita lanjutkan lagi teman-teman. Untuk yang pertama siapkan tas gunung atau yang biasa disebut carrier, tenda, sleeping bag, matras, sepatu mendaki atau sandal gunung, peralatan memasak dan bahan makanan, dan yang terakhir perlengkapan darurat. Tulis dulu baru saya akan jelaskan tentang perlengkapan yang saya maksud tadi." Kak Kinan menulis semuanya itu di papan tulis.
"Tas gunung atau carrier kalian pasti sudah tau kan, tanpa saya harus menjelaskan. Dan untuk tenda nanti kalian akan dibagi per kelompok, dan 1 kelompok harus menyiapkan 2 tenda karena per kelompok itu akan dicampur pria dan wanita. Tidak perlu tenda besar cukup yg kecil saja, karena 1 kelompok nanti ada 8 orang antara lain 4 wanita dan 4 pria.
Sleeping bag kamu bisa bawa masing-masing, dan untuk matras yg pastinya 1 kelompok harus siap 2 matras.
Siapkan juga peralatan memasak dan bahan makanan yang mau kalian bawa.
Memang untuk makanan panitia juga akan menyiapkan, tapi kalian bisa menambahkan sendiri bahan makanan atau cemilan yang kalian inginkan dan juga peralatan memasak kalian.
Juga perlengkapan darurat, seperti obat-obatan, pembalut untuk perempuan, alat tulis, dan lain-lainnya itu terserah dari kalian. Yang memang kalian rasa perlu dibawa, silakan dibawa.
Nanti kalian bisa berunding lagi dengan teman-teman dari kelompok kalian masing-masing. Nama-namanya sudah kami tempel di depan, nanti tinggal kalian lihat dan silakan diskusikan kembali.
Baik cukup dulu dari saya, sekian dan terimakasih dan salam lestari."
Kami pun segera berlari keluar dan melihat nama kami. ternyata aku 1 kelompok dengan Lidya, Riri dan Bayu.
Lidya dan Riri pun langsung menghampiriku, "syukurlah kita bertiga berkelompok, aku senang sekali!!" teriak Lidya sambil memelukku.
Aku pun senang bisa berkelompok dengan mereka berdua ditambah lagi ternyata aku 1 kelompok dengan Bayu, Rasanya kebahagiaanku dobel-dobel.
Bayu bersama 4 orang lainnya menghampiri kami, sepertinya itu adalah teman-teman yang satu kelompok dengan kami. "Hai Don, Lid, Ri kenalin ini teman- teman kita. Chandra, Arga, Boy, dan Nita." Kami pun saling berjabat tangan satu sama lain.
"Bagaimana kalau sebentar jam 6 kita berkumpul di rumahku untuk mendiskusikan tentang persiapan kita," usul Bayu pada kami semua. Dan kebetulan jarak rumah kami ke rumah Bayu pun tidak terlalu jauh, akhirnya kami pun setuju.
"Kalau begitu lebih baik sekarang kita pulang ke rumah masing-masing, supaya kita bisa istirahat sedikit dan sebentar sore bisa berkumpul lagi." Aku pun juga memberi usul seperti itu kepada mereka semua, karena memang aku sudah rasa lelah.
Akhirnya mereka semua setuju, kami pun segera pulang ke rumah masing-masing. Aku berpisah dengan Lidya dan Riri di parkiran.
Aku segera mengambil motorku dan bersiap menyalakan mesin, tapi terdengar suara perempuan membentakku.
"ADA HUBUNGAN APA KAMU DENGAN GEORGE...!!"
***Bersambung***