NovelToon NovelToon
Diamnya Melati

Diamnya Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pelakor jahat / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Raina Syifa

Melati berubah pendiam saat dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dari saku jas Revan, suaminya.
Saat itu juga dunia Melati seolah berhenti berputar, hatinya hancur tak berbentuk. Akankah Melati sanggup bertahan? Atau mahligai rumah tangganya bersama Revan akan berakhir. Dan fakta apa yang di sembunyikan Revan?
Bagi teman-teman pembaca baru, kalau belum tahu awal kisah cinta Revan Melati bisa ke aplikasi sebelah seru, bikin candu dan bikin gagal move on..🙏🏻🙏🏻

IG : raina.syifa32

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raina Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

Sri mematung sejenak memandangi kepergian majikannya. Bibirnya mengerucut, lalu ia menggeleng pelan, seolah menahan penat. "Mas Revan kalau urusan Mbak Melati, panik setengah mati kayak dunia mau kiamat," gumamnya, nada suaranya penuh sinis. 

"Tapi lucunya, mas Revan  malah sering banget bikin mbak Mel kecewa. Dari pacaran sampai menikah, ya terus aja dia bikin Mbak Mel sakit hati, apa nggak capek, tapi tambah lucu lagi mbak Mel masih saja bertahan." 

Matanya menatap kosong ke luar jendela yang masih gelap, tangan menatap-natap baju yang tak lama lagi akan dicuci. "Emang sih, gantengnya nggak ada obat, kaya lagi— mas Revan cowok terganteng yang  aku pernah  lihat. Tapi, kalau bikin tiap hari makan ati, buat apa coba?" 

Sri yang merupakan saksi hidup perjalanan cinta kedua majikannya itu harus bisa menarik  napas panjang, perlahan ia menunduk, lalu menghembuskan nafas berat.

 "Semoga aja rumah tangga mereka tetap utuh. Sayang banget kalau sampe bubar, anaknya juga udah lima."

 Sri mengusap-usap jidatnya, sedikit menertawakan . "Mungkin kalau Mbak Mel nggak disuruh nyonya KB, bisa-bisa udah bikin kesebelasan. Mas Revan emang maniak kalau sudah urusan ranjang." 

Ia tersenyum getir, lalu memandang ke arah kamar majikan dengan harapan yang tak terdengar.

Revan memperlambat laju mobil saat memasuki komplek elit orang tuanya. Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, dan hampir seluruh rumah masih tenggelam dalam tidur nyenyak. Pintu gerbang terbuka otomatis saat mobil Revan melamban masuk. Sesampainya di halaman rumah megah itu, ia mematikan mesin lalu menunggu sesaat, memastikan sunyi tetap terjaga. Dengan langkah ringan dan hati-hati, Revan membuka pintu utama menggunakan kode yang ia hafal betul. 

Gelap gulita menyelimuti ruangan, hanya lampu-lampu kecil di sepanjang anak tangga yang redup menerangi jalannya. Nafasnya perlahan, agar tak memecah kesunyian malam dan membangunkan siapa pun di dalam rumah. 

 Saat tiba di depan pintu kamarnya dulu, saat ia masih tinggal serumah dengan orang tua, Revan menahan jari-jari di knop pintu dan berdeham kecil. Senyum kecil muncul dalam hati saat pintu itu ternyata tak terkunci dari dalam. 

Revan tersenyum tipis melihat sang istri yang terlelap, meringkuk membelakangi di bawah selimut tebal. Cahaya redup dari lampu tidur memantulkan bayangan lembut di wajah Melati. Perlahan, matanya menyisir ruangan, mencari remote AC. Suhu kamar memang dingin, dan Revan ingin memastikan Melati tak kedinginan. Dengan langkah ringan, ia menuju kamar mandi. Tangannya menyentuh kemeja dan jasnya yang kotor, berlumuran darah Dewi—saat ia membawa tubuh lemah Dewi ke rumah sakit karena hampir saja mengalami keguguran.

Revan mengusap wajahnya sejenak lalu membuka keran shower. Air deras mengguyur tubuhnya. "Ah, segar. Hampir seharian aku nggak kenal mandi," gumamnya lega, matanya menutup sejenak menikmati hangatnya air.

 Sementara itu, di ranjang, Melati terbangun oleh suara gemericik air. Ia menggeliat tak nyaman, membuka matanya perlahan, menatap ke arah pintu kamar mandi dengan dahi berkerut. “Siapa yang mandi malam-malam begini? Atau jangan-jangan Mas Revan pulang dan tahu aku menginap di sini?” bisiknya lirih, ada campuran rasa penasaran dan lega di suaranya.

Melati baru saja menggerakkan tubuhnya hendak turun dari tempat tidur ketika pintu kamar mandi terbuka perlahan. Melati pura-pura kembali memejamkan mata.

Sorot matanya langsung tertuju pada Revan yang melangkah keluar dengan rambut masih basah, handuk melilit erat di pinggangnya. Pria itu berjalan masuk ke walk-in closet, meninggalkan jejak aroma sabun yang samar di udara. 

Beberapa menit kemudian, Revan muncul lagi, kali ini sudah mengenakan piyama merah maroon yang warnanya sama persis dengan miliknya. Melati mengintip dari balik selimut, matanya tertuju pada rambut basah itu yang sedang dikeringkan dengan Hairdryer. Dadanya sesak, seolah ada sesuatu yang menjalar di dalam hati. Bayangan Revan yang barusan  dengan perempuan lain, berbagi peluh yang sama, membuatnya merasa mual dan jijik. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan gelombang perasaan yang semakin menggerogoti.

Revan menyunggingkan senyum tipis sambil melirik istrinya. "Kamu tidur nyenyak banget sayang, sampai suara hairdryer ini sama sekali nggak ganggu," gumamnya pelan, lalu meletakkan alat itu ke tempat semula.

Dengan gerakan hati-hati, Revan naik ke atas ranjang, merangkul tubuh Melati, mencium rambutnya, lalu pipi dan tengkuknya penuh hasrat. Tapi Melati yang dari tadi terjaga hanya menahan diam, matanya terpejam erat, bibirnya rapat menahan rasa mual dan jijik yang semakin tak terkendali. *Setelah seharian kamu bersama perempuan itu, kamu malah mencoba menggauliku mas . Apa karena perempuan itu tak berdaya di atas brankar, kamu menuntaskannya padaku?* pikir Melati dengan getir.

 Tangannya yang dingin dan gemetar mencoba menepis rangkulan itu saat tangan Revan mulai merayap ke area sensitifnya. Rasa jijik menyesakkan dada, membuatnya ingin segera mengakhiri semuanya. 

 "Mas, lepas!" tiba-tiba suaranya pecah, pekikan itu membuat Revan terkejut. Matanya melebar, lalu menunduk sejenak. 

 "Maaf, sayang. Kamu terganggu?" suara Revan mengandung penyesalan sekaligus kebingungan.

"Mas, ngapain kamu di sini? Bukannya kamu di Bandung?" suara Melati memecah keheningan dengan nada yang menggema penuh amarah yang siap memuntahkan lahar kemarahannya.

 Revan mengerutkan alis, matanya menyipit tipis bingung. "Ke Bandung? Dari pagi sampai dini hari aku di kantor, Sayang. Tadi pas kamu telepon aku sudah bilang batal, masalah di sana sudah kelar," jawabnya dengan suara datar, seolah mencoba meyakinkan istrinya.

Melati menghela napas panjang, dadanya kembali sesak mendengar pengakuan dan kebohongan suaminya. Dalam hati, rasanya seperti jarum yang menusuk tajam. "Lagi-lagi kamu bohong, Mas," suaranya bergetar, dibawah remang-remang lampu kamar kedua pelupuk Melati sudah mengembun. "Aku mengikuti kemana mobilmu, aku juga lihat sendiri perempuan itu lengket di bahumu, bahkan di dadamu. Kamu yang antar dia yang hampir keguguran, bahkan perempuan itu merangkulmu seperti yang aku lakukan. Kamu pembohong ulung, Mas. Seandainya didunia ini ada perlombaan pembohong sejati kamu pasti akan menjadi pemenangnya."

Matanya berkaca-kaca, menatap tajam ke Revan yang tak berkutik, seolah semua kata itu melukai lebih dari apa pun.

“Sayang, kamu kenapa?” Revan menatap Melati yang matanya membeku, suaranya bergetar penuh kekhawatiran.

Melati menghela napas panjang, dadanya naik turun berat. “Jujur, Mas... apa yang selama ini kamu sembunyikan? Alasan kamu sering ke Bandung, itu bukan urusan bisnis kan?”

Revan mendadak kaku, matanya seolah mencari-cari jawaban yang tepat. “Sumpah, Sayang, aku ada urusan bisnis. Gak ada yang aku tutupi dari kamu.”

Melati hanya mengangguk pelan, tapi tatapannya tetap dingin. “Baiklah, Mas. Kali ini aku coba percaya.”

Revan memaksa senyum dan menarik Melati ke pelukannya, kepalanya menunduk, mencium dahi wanita itu berulang kali dengan desakan, seolah takut semuanya akan hilang. “Sayang, jangan pikir macam-macam. Aku cuma cinta kamu. Gak ada yang bisa gantikan kamu di hatiku—bahkan ibu yang melahirkan Alice pun masih  kalah. Maaf kalau aku pernah khilaf dan menyakiti kamu.”

Melati terkejut, matanya membulat. “Jadi kamu ngaku, Mas?”

"Ngaku apa?"

"Kamu menghamili wanita lain."

Revan menghela nafas, "iya aku khilaf menghamili wanita lain."

Tangis Melati pecah, wanita itu meraung dan memukuli dada suaminya. "Kamu jahat mas, apa kurangku selama ini? Apa karena wanita itu jauh lebih muda dan seksi?"

Revan tersentak. "Maksud kamu apa sayang?" Tanya Revan bingung.

1
amelia lia
ayooo thor buat melati ngomong donk lama banget si. terlalu bertele tele di sini. sementara klau di frizo semua satset cepat ketahuan🤭🤭🤭
Sasikarin Sasikarin
skip dulu tgu 10 bab. terlalu lelet pergerakan melati nya.
siti maesaroh
mksih kk raina😍😍semngt kk
siti maesaroh
ayo lah mel lngsung cerita aja disaat ini pas waktunya dg terkejutnya revan km bisa memulainya dan revan pasti akan terpancing nah kalian bisa cari.solusinya
revan pulsa jgn sembunyikan lg msalah ini terlalu besar urusannya jika km brbohong terus walau dg dalih g mau nyakitin melati ,justru ini mlh buat melati salah pham yg ahirnya bikin km rugi van
siti maesaroh
udahlh mel jika km emng tersakiti sm revan pilih jln terbaik aja ,revannya jg g bisa tegas sm prempuan lain embg ada ya musibah trus dituduh membunuh suaminya korban, emng revan g bisa bedain apa dr gelagat dewi yg mnfaatin dia dsar g peka bngt.
siti maesaroh
nah km jg ngulur waktu mel tinggl cerita aja apa susahnya udah bner mertua ksih sran siapa tahu bs bntu, udah tahu mslh rumh tnggamu bgitu ,g mau crita
siti maesaroh
terudlh brbohong van sampai km mnemukn kehancuranmu, hubungan didasari dg kebohongan itu g bakal kekal, udah brkluarga kok msih brbohong bner" aneh jln pikiranmu van, mksih kk thor updtenya
amelia lia
bagus banget.. aku suka baca nya krn nyambung terus. awal nya aku baca di sebelah. trus nyambung cerita melati di sini 😊
amelia lia
udah Mel pergi aja sejauh mungkin biar si revan kalang kabut nyariin kamu. biar kyk orang stress dia. krn udah gak jujur sm kamu. 💪💪💪💪
NH..8537
makasih ya kak msh sempatin unt up..walau badan msh kurang fit🥹smg Kaka cepat sembuh... semangat trusss kak💪🙏😘
Mamahnya Rayhan
sehat sehat selalu ya Thor
Mamahnya Rayhan
bagus mel
NH..8537
trus semangat ya kak 💪 makasih sdh up👍🙏smg Kaka sehat slalu😘
NH..8537: gpp kak.. emang cuaca lg gak bersahabat..smg Kaka cepat sembuh yaaa🥹
total 2 replies
NH..8537
sabar mel🥹 km hrs tegas..biar keadaan gak berlarut"..🥹ayo semangat buat menyelesaikan semua.. kasihan anak"..mu
D.Nafis Union
terlalu panik, sampe gk fokus dg kata² dokternya, sampe mana kesalahpahaman ini betakhir, 😥
NH..8537
sabar mel..ingat anak"..mu jgn terlalu fokus sm Revan Krn dari awal dia sdh gak mau jujur..tinggal pergi sj dg anak"..mu biar dia sadar telah salah langkah selama ini🥹 makasih kak Raina 🙏 slalu di tungguin next..nya👍💪😘
siti maesaroh
selamat pg kk raina mksih updatenya jgn lupa part slnjutnya 💪💪
Raina Syifa: maaf ya updatenya lama🙏🙏
total 2 replies
siti maesaroh
klo bisa melati kg jgn trlalu nyerah cari tahu lbih dalam klo cuma sampe situ sj kan blum tau kbenrannya jg.km hrus mikir jernih mel,
siti maesaroh
alah terserah km van terusin aja rasa bersalah km ke dewi, km g punya jg rasa berslh ma melati apa" ada msalah diam, melati jg apapun diam yaudah mau berantakan jg rumh tnggamu,
sebgai lelaki kok g punya pendirian heran deh sm tingkahnya kmu van, harusnya tu ngobrol baik" sm melati biar g da salah paham suka sekali trjd slh pham ya.
Mamahnya Rayhan
wis mumet aku Karo Kowe Revan wis angel angel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!