Icha Adeela, anak angkat dari keluarga Raffi Hamzah. Dia diperlakukan tidak adil, dijadikan sebagai penebus utang. Ayah angkatnya mempunyai banyak utang dan keluarga mereka terancam kehilangan rumah dan aset lainnya.
Dalam upaya menyelamatkan keluarga dan ibu angkatnya yang sekarat di rumah sakit, Icha dipaksa menikah dengan orang tua dan cacat.
Ternyata, Icha juga diperlakukan kasar oleh suaminya. Icha berusaha membayar utang agar terbebas dari belenggu suaminya.
Apakah Icha berhasil membebaskan dirinya dari situasi tersebut?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Putra Bertemu Raffi
"ICHA, ICHAAAAAAAA!" Putra berlari menerobos kerumunan massa.
Putra dan Zaki berusaha menjauhkan Fairel dan Icha dari bara api yang menyala. Rumah kecil yang berada di tengah sawah itu dengan cepat habis dilalap api.
Pemadam kebakaran dan warga berhasil memadamkan api. Dari penyelidikan yang ditemukan pemadam kebakaran, rumah kecil itu sengaja dibakar karena ditemukan korek api dan juga ditemukannya jerigen bensin di tempat kejadian.
Zaki dan beberapa warga memberikan kesaksian mereka kepada petugas kepolisian yang saat itu ada di sana.
Putra mengangkat Icha yang belum sadarkan diri dan memasukkannya ke dalam mobil. Sedangkan Fairel dibantu warga dimasukkan ke dalam mobil Zaki. Mereka dibawa ke rumah sakit dengan mobil yang terpisah.
Sepanjang perjalanan, Putra waspada. Putra takut ada yang mengikutinya dari belakang. Putra meminta pengawalan bodyguardnya sampai rumah.
Putra membawa Icha ke rumah mereka. Putra memanggil Dokter keluarga mereka. Putra takut keselamatan Icha di rumah sakit tidak aman. Putra juga sengaja memisahkan Icha dengan Fairel.
Dokter Elin dan seorang perawat tiba di rumah Putra. Perawat mengganti pakaian Icha. Dokter Elin mengobati luka yang ada di tangan, kaki Icha. Icha dipasangi infus di tangan. Dokter Elin memberikan obat penambah darah, vitamin untuk Icha.
Icha juga mendapatkan sedikit luka bakar di punggungnya. Dokter Elin melihat di lengan Icha ada bekas tusukan jarum, biasanya digunakan saat melakukan transfusi darah. Dokter Elin keluar dari kamar Icha. Dokter Elin ke ruang tamu menemui Putra.
"Kayaknya Icha baru saja menyumbangkan darahnya," kata Dokter Elin.
"Maksudnya?"
Dokter memberitahu bekas tusukan jarum di lengan Icha. Dokter Elin sangat yakin yang membuat wajah Icha pucat, lemas karena terlalu banyak darah yang dikeluarkan.
"Jangan lupa, Icha harus minum obat dan makan yang sehat," Dokter menaruh obat-obatan di atas nakas.
Putra mengantarkan Dokter Elin dan perawat sampai ke depan pintu. Putra menghubungi Zaki menanyakan keadaan Fairel. Saat ini Zaki berada di rumah sakit. Fairel mengalami luka bakar di punggungnya.
Zaki juga kehilangan jejak, penculik Icha menghilang bersama koper yang dia lempar ke arus sungai. Zaki masih menyelidiki, apakah semua ini ada hubungannya dengan Kania, mengingat Kania selama ini sangat ingin menyingkirkan Icha.
Zaki juga mendapatkan informasi, setelah mengetahui Alula bukan anak kandung Raffi, terlihat Raffi meninggalkan Kania di rumah sakit sendiri. Sedangkan Alula saat ini berada di ruangan IGD dengan kondisi sangat memperihatinkan.
"Terima kasih infonya," Putra mengakhiri teleponnya.
Putra menatap Icha yang masih terlelap. Putra duduk di ruang tamu menunggu seseorang. Tidak berapa lama, orang yang ditunggu Putra datang. Putra meminta bantuan Maira untuk menemani Icha.
"Mohon bantuannya. Aku akan keluar sebentar ada keperluan," kata Putra.
"Iya Ka Putra," Maira menutup rapat pintu rumah dan menemani Icha di dalam kamarnya.
Putra melajukan mobilnya ke jalan raya. Putra menuju ke rumah lama Icha. Putra melihat mobil Raffi terparkir rapi di halaman rumah. Putra berhenti di depan pagar dan memencet bel.
Satpam membukakan pagar. Putra meminta izin untuk bertemu dengan Raffi. Satpam menghubungi Raffi lewat telepon dan mengatakan ada tamu yang bernama Putra ingin bertemu.
Putra bersama satpam masuk ke dalam rumah. Raffi sudah menunggu Putra di ruang tamu.
"Bukannya kamu yang bersama Icha di kantor pengacara?" tanya Raffi.
"Iya. Saya kemari ingin menunjukkan sesuatu kepada Anda."
Putra memberikan ponsel lama Icha kepada Raffi. Raffi masih ingat betul, ponsel itu dibelikan Raffi sebagai hadiah ulang tahun untuk Icha. Terakhir kali Raffi lihat ponsel itu rusak. Masih terlihat retakan di kaca depan ponsel itu. Ponsel itu kini berfungsi.
Putra meminta Raffi membuka galeri di ponsel Icha. Raffi membukanya. Banyak sekali foto dan video yang tersimpan di ponsel itu. Raffi membuka momen-momen indah saat mereka bertiga bahagia.
Kemudian Raffi membuka video di mana di sana nampak sangat jelas Alula sedang berada di ruang kerja mengambil uang di dalam laci kerja Raffi. Icha berusaha memperingati Alula untuk tidak mencuri. Saat itu posisi kamera ponsel Icha mungkin terjatuh karena tidak ada lagi video tetapi suara pukulan dan makian Kania terdengar jelas.
Kania mengancam Icha jika berani melapor kepada Raffi, Icha akan diusir dari rumah. Raffi seketika mengingat kejadian di saat Raffi kehilangan uang yang dia simpan di dalam laci. Saat itu Kania bilang pernah melihat Icha masuk ke dalam ruang kerja. Tanpa bertanya dan mencari tahu, saat itu Raffi langsung memukuli Icha dan menuduhnya mencuri.
Kemudian Raffi juga melihat video ketika Kania memasukkan sesuatu ke dalam minumannya. Raffi bertanya-tanya dalam hati, apa yang dilakukan Kania. Jika ingin meracuninya, sudah lama Raffi meninggal.
Raffi membuka video berikutnya. Di dalam video itu terlihat pertengkaran Carmen dan Kania. Carmen mengatakan Alula adalah anak pelakor. Kania tidak terima, Kania menampar wajah Carmen.
Kemudian Kania menarik tangan Carmen dan dengan sengaja menjatuhkan diri dan berguling-guling di anak tangga.
"KANIA!" Raffi mengepalkan tangannya.
"Icha sangat pintar. Dia dalam diam merekam semua kejadian tapi tidak pernah mengadu. Kenapa? Karena Icha sering mendapat ancaman. Dia tidak ingin Bunda dan Ayahnya terluka sedikitpun."
"Apa yang Icha dapatkan? Dia dipukul, dihukum, tidak diberi makan, jalan kaki pergi dan pulang sekolah. Sesampainya di rumah, Icha disuruh kerja, jadi pembantu. Apa Anda tahu? Atau pura-pura nggak tahu?" Putra menatap tajam dan kali ini tidak menaruh hormat sama sekali kepada Raffi.
"Selama ini, Icha selalu saja membangkang," jawab Raffi.
"Itu yang Anda dengar dari Kania dan Alula. Anda terlalu percaya dengan mereka. Anda bisa saja saya laporkan karna telah mendorong Bunda jatuh dari tangga. Anda yang menyebabkan Bunda saya koma!"
"Bunda saya? Kamu siapa?" Raffi mengernyit.
"Saya Putra Jihan Aziz anak dari Carmen Safiya dan Jihan Aziz. Suami pertama Bunda Carmen. Icha adalah saudara saya. Anda telah berbuat semena-mena terhadap Bunda dan saudara saya!"
"Kamu, anak Carmen? Bukannya kamu sudah meninggal? Saya tidak percaya! Kamu pasti berniat jahat. Kamu mendekati Icha karena Icha telah mendapatkan harta warisan dari Carmen kan! Kamu ingin mengambil semua hartanya!"
"Saya tidak ingin harta. Saya hanya ingin Adik saya bahagia. Dia sudah cukup menderita. Dia sudah nanyak berkorban. Dan jangan lupa, Icha adalah anak kandung Anda."
"Apa buktinya kamu anak Carmen? Aku tidak akan membiarkan Icha bersamamu. Aku juga berhak atas Icha karena dia adalah anak kandungku!"
"Sekarang Anda baru mengakuinya. Bukannya Alula adalah anak kandung Anda?"
"Semua karena kesalahpahaman. Semua karena Kania. Putra, katakan di mana Icha? Aku harus meminta maaf dan memulai kembali hidup bersama Icha. Aku akan menebus semua dosa yang telah aku perbuat," Raffi sedikit memohon.
"Setelah dari kantor pengacara. Seseorang menculik Icha. Saya dan Fairel pergi menyelamatkan Icha. Icha dibakar hidup-hidup di sebuah sawah. Jika ingin tahu siapa dalangnya, tanyakan Kania!"
Putra tanpa permisi dan sedikit emosi meninggalkan Raffi. Raffi mengejar dan menahan Putra. Putra tidak menghiraukan dan terus melangkah masuk ke dalam mobilnya. Putra dengan kecepatan tinggi meninggalkan rumah Raffi.
"Raffi, semoga saja pelakunya memang benar Kania. Gue lihat apa yang bisa lu lakukan untuk Icha," Putra tersenyum menyeringai.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...