Elang Langit Perkasa, sifat yang dimiliki Elang sangat sesuai dengan namanya. Bebas, kuat dan juga pantang terkalahkan. Dan yang membuatnya semakin brutal karena terlahir di keluarga Mafia.
Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya, hanya seseorang yang bisa mencuri hati Elang, Raysa Putri Ayu. Wanita yang dia temui di waktu yang salah, wanita yang menyelamatkan nyawanya. Tapi untuk mendapatkan Raysa tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan ekstra dan juga air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MJ.Rrn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jessica
Pov Jessica.
Jessica mendudukan tubuhnya di atas ranjang dan melihat ke arah tangannya yang sedang memegang sebuah foto. Foto USG anaknya sendiri, hasil dari hubungannya dengan Angga. Jessica tidak terkejut, karena dari awal dia memang sudah merencanakannya. Jessica berpikir hanya ini satu-satunya jalan untuk memperjelas hubungannya dengan Angga. Pria yang perlahan bisa membuatnya jatuh cinta.
“Apa sebaiknya aku mengikuti perkataan pria itu.” Gumam Jessica didalam hati.
Pria yang di maksud adalah Heru, orang yang baru saja bertemu dengan dirinya. Jessica tidak mengharapkan imbalan yang dijanjikan Heru, dia hanya ingin Angga menjadi miliknya.
Setelah yakin dengan keputusannya, Jessica segera mengeluarkan ponsel dari dalam tas, wanita itu mengetik pesan dan langsung mengirim ke nomor Heru.
“Aku bersedia, Jessica.”
Di seberang sana, Heru yang membaca pesan Jessica langsung tersenyum sumringah, dia puas dengan jawaban wanita itu.
“Oke, Besok pagi saya akan menjemput kamu. Kita langsung berangkat, saya sudah mendapatkan info kalau Angga terbang malam ini.” Balas Heru.
Jessica terdiam setelah membaca balasan dari Heru, Jessica sadar tindakannya ini akan memancing amarah Angga. Tapi dia tidak punya cara lain, Jessica hanya berharap keputusannya tepat dan memberikan kebaikan kepada dirinya dan calon anaknya.
Jessica tersenyum lirih kembali mengingat perjalanan hubungannya dengan Angga, dia juga bersyukur bertemu dengan pria itu. Hidupnya yang sulit membuatnya harus menjual diri, tapi beruntungnya Angga lah pembeli pertama dan bertahan sampai detik ini.
Angga melarang Jessica bersama pria lain, Angga juga memberikan fasilitas yang layak untuk dirinya. Tugas Jessica hanyalah menemani Angga bersenang-senang dan menjadi pemuas nafsu pria itu. Jadi hanya Angga satu-satunya pria yang menyentuhnya.
….
Keesokkan harinya Jessica dan Heru segera terbang ke ibukota, sesampai di sana Heru langsung mengajak Jessica untuk menemui Elang. Walau Jessica menolak bayaran dari Elang, tapi Elang tetap menghargai jasanya dan berjanji tidak akan memberitahukan kepada Angga. Pada jam makan siang, Jessica juga bertemu dengan Raysa, mereka bicara banyak tentang Angga dan juga jalan hidup Jessica. Jessica juga meminta maaf karena telah menjadi wanita kedua bagi Angga.
Awalnya Jessica berpikir kalau Raysa akan marah kepada dirinya, tapi ternyata malah sebaliknya. Raysa kasihan atas nasib Jessica dan berjanji akan membantu Jessica memperjuangkan anak dalam kandungannya.
…….
…….
Di kediaman rumah Angga malam ini, Jessica duduk di hadapan semua orang. Wanita itu terlihat sangat tegang, Jessica menundukkan kepala sembari tetap memegang perutnya, calon anaknya memberikan kekuatan bagi dirinya.
Mama dan papa Angga menatap lurus ke arahnya, sampai saat ini mereka masih belum percaya dengan apa yang telah dilakukan oleh anak mereka. Sedangkan Angga tidak jauh berbeda, menundukkan kepala dan menyesali kesalahannya.
“Semenjak kapan kalian berhubungan?” Tanya papa Angga akhirnya membuka suara juga.
“Sudah 8 bulan.” Jawab Jessica memberanikan diri mengangkat kepala dan menjawab karena Angga masih memilih untuk diam.
“Apa kamu mengetahui kalau Angga sudah memiliki pacar?” Sekarang mama Angga yang bertanya, Jessica menganggukkan kepala.
“Lalu kenapa kamu mau?” Lanjut mama Angga geram.
“Saya awalnya juga tidak mengetahui nyonya, lagian saya tidak punya hak untuk bertanya masalah pribadi pembeli saya. Karena berkemungkinan kami hanya akan bertemu sekali saja, tapi ternyata tidak, Angga terus mencari saya. Setelah berhubungan dua bulan barulah saya berani bertanya dan Angga menjawab kalau dia berhubungan jarak jauh dengan pacarnya.” Jawab Jessica lirih, mama dan papa Angga menghela nafas kasar saling bertatapan.
“Jadi bukan hanya Angga saja yang membeli kamu?” Tanya papa Angga penasaran, Jessica menggelengkan kepala.
“Hanya Angga tuan, dari malam pertama kami bertemu Angga melarang saya bersama pria lain. Jadi saya pastikan tidak ada yang menyentuh saya selain Angga.” Jawab Jessica lagi, papa Angga langsung menatap tajam kearah anaknya. Jawaban Jessica tidak sesuai yang diharapkan, kalau seandainya saja tadi Jessica berbicara dia tidur dengan banyak pria, pasti mereka akan ada alasan untuk membantah kalau anak di dalam kandungan Jessica adalah cucu mereka.
“Angga…kenapa kamu diam saja, apa yang dia katakan itu benar?” Teriak sang papa, Angga menjawab dengan anggukan kepala pelan.
“Dimana otak kamu, apa yang telah kamu lakukan. Kalau dari awal kamu tidak menyukai Raysa, kamu katakan saja. Tidak perlu menyakiti seperti ini, kami malu Angga, malu.” Ucap sang papa menatapnya dengan mata memerah menahan amarah.
Papa Angga menggelengkan kepala lirih, kepalanya terasa sangat berat. Pria itu akhirnya memutuskan untuk bangkit dan masuk kedalam kamarnya.
“Besok kita bicara lagi.” Ucap papa Angga sebelum melangkah pergi.
“Kamu ini, kamu sadar tidak kalau papa kamu itu hipertensi. Kamu bahkan bisa membunuhnya dengan kelakuan kamu.” Omel mama Angga, Angga mengangkat kepala dan menatap lirih wanita yang telah melahirkannya itu.
“Maaf ma.”
“Permintaan maaf kamu tidak akan mengubah keadaan, jessica kamu menginap dimana?” Balas mama Angga juga berbicara dengan Jessica.
“Di hotel Mulia Tante.” Jawab Jessica.
“Sekarang kamu kembali kesana, Angga akan mengantarkan kamu. Besok kita bicara lagi.” Ucap mama Angga, Jessica menganggukkan kepala.
Mama Angga juga ikut berdiri menyusul suaminya ke kamar, dia juga pusing memikirkan ini semua dan butuh istirahat untuk bisa kembali berpikir dengan jernih.
Setelah kepergian mama dan papanya, Angga menatap tajam kearah Jessica. Sedangkan Jessica kembali menundukkan kepala tidak membalas tatapan Angga.
“Apa yang telah kamu lakukan? Kamu sengaja ingin menggagalkan pernikahan aku?” Tanya Angga marah, Jessica menggelengkan kepala dengan mata berkaca-kaca.
“Aku harus bagaimana lagi? Aku hamil anak kamu.” Jawab Jessica lirih dan perlahan air matanya menetes.
“Ayo…jangan membuat masalah lagi. Aku akan mengantarkan kamu.” Balas Angga segera berdiri dan berjalan keluar rumahnya dengan perasaan yang kacau luar biasa.
Selama perjalanan Jessica memilih untuk diam membisu mendengarkan omelan yang terus keluar dari mulut Angga. Jessica tidak berani melawan, dia takut nanti akan memancing emosi Angga. Ini pertama kalinya Jessica memijakkan kaki di Ibukota, dia sangat buta dengan daerah ini. Makanya dia tidak mau memancing kemarahan Angga, karena kalau Angga marah dia bisa saja menurunkan Jessica ditengah jalan.
“Siapa yang membawamu kesini?”
Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Angga, tentunya dia penasaran karena Jessica yang dia kenal masih sangat polos dan lugu. Bahkan percintaan mereka Angga yang mengajari, jadi Angga tidak akan percaya kalau Jessica bisa datang sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
“Tidak ada.” Jawab Jessica berbohong.
“Jangan bohong Jes, aku kenal betul siapa kamu.” Balas Angga memojokkannya.
“Makanya kamu tidak pernah peduli dengan aku? Karena aku wanita bodoh.” Ujar Jessica membalas, Angga tersenyum sinis menggelengkan kepala.
“Kamu berkata kalau kamu bodoh, kamu pintar Jes. Kamu licik dan cerdik, kalau kamu memang bodoh, kamu tidak akan hamil. Kamu sengajakan melanggar kesepakatan kita, padahal sudah jelas di surat perjanjian kalau kamu tidak akan pernah hamil.” Ucap Angga, Jessica menggelengkan kepala membantah.
Jessica kembali memilih diam dan tidak menanggapi perkataan Angga, semenjak hamil tubuhnya gampang lelah, sedangkan untuk berdebat dengan Angga membutuhkan tenaga yang ekstra.
Bersambung....