NovelToon NovelToon
LIKU-LIKU SANG MANTAN

LIKU-LIKU SANG MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Noveria

Niara yang sangat percaya dengan cinta dan kesetiaan kekasihnya Reino, sangat terkejut ketika mendapati kabar jika kekasihnya akan menikahi wanita lain. Kata putus yang selalu jadi ucapan Niara ketika keduanya bertengkar, menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Reino yang di paksa nikah, ternyata masih sangat mencintai Niara.

Sedangkan, Niara menerima lamaran seorang Pria yang sudah ia kenal sejak lama untuk melupakan Reino. Namun, sebuah tragedi terjadi ketika Reino datang ke acara pernikahan Niara. Reino menunjukkan beberapa video tak pantas saat menjalin hubungan bersama Niara di masa lalu. Bahkan, mengancam akan bunuh diri di tempat Pernikahan.

Akankah calon suami Niara masih mempertahankan pernikahan ini?

🍁jangan lupa like, coment, vote dan bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noveria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

Rasanya hatiku berjingkrak kegirangan. Senyumku mengembang tiada henti. Aku mencium kunci mobil itu beberapa kali, bahkan aku bisa merasakan keharuman dari tangan Pak Ridwan yang tertinggal.

“Astaga, aku tidak waras!” Aku menepuk dadaku berulang kali, dengan tawa bagaikan orang tidak waras. ‘ini hanya kunci lho, kunci,’ aku meyakinkan diri jika tidak harus berlebihan untuk saat ini.

BAB 17 ( Menggebu )

Aku tak sabar untuk segera pulang kerja, padahal pekerjaanku menumpuk hari ini. Beberapa barang harus segera dikirim karena deadline. Aku menyimpan kunci mobil itu ke dalam saku, dengan perasaan gembira keluar dari ruang kerja menuju tempat produksi. Baru kali ini pekerjaan terasa menyenangkan. ‘aku tidak waras, aku tidak waras!’ aku meneriaki diriku sendiri di dalam hati.

Beberapa kali aku dan Pak Ridwan bertemu di ruang produksi. Dia sedang memberikan penjelasan kepada buyer tentang kualitas produk pabrik ini. Sesaat kami melempar pandang satu sama lain. Aku menggigit bibirku karena tersipu, dan dia hanya menyipitkan matanya ketika melihatku.

Kesibukan mengisi hari ini. Ternyata harus lembur sampai jam 11 malam. Aku sudah lemas tak berdaya. Rasanya tulang-tulang pinggang mau copot karena harus bolak-balik ke gudang dan tempat produksi. Mulutku juga merasa kelelahan yang sama, karena seharian meneriaki karyawan produksi untuk kejar target.

“Aku ingin pulang,” keluhku.

“Hah, kamu ingin pulang. Beneran?” ujar Vira yang mengagetkanku dari belakang.

“Iya,”

“Kamu sakit? soalnya dari tadi seperti nggak bersemangat. Pagi lesu, bahkan tumben banget kamu pengen pulang, biasanya kalau bisa kamu pengen tidur di Pabrik, kan.” ucap Vira, menyindir kebiasaanku yang gila kerja.

Aku menundukkan kepalaku, kebingungan mau menjawab.

Aku berjalan menuju gudang, menghindari obrolan dengan Vira. Takut jika keluhanku membuatku keceplosan. Aku masih ingin menyembunyikan hubunganku bersama Pak Ridwan.

Aku melihat Pak Ridwan berjalan ke arahku, sepertinya tujuan kami bertolak belakang. Dia barusan keluar dari gudang sedang aku akan menuju kesana. Aku menundukkan kepala. Namun, tiba-tiba aku merasakan ada yang menyentuh jari-jari tangan kiriku sesaat. Aku mendongak dan melihat Pak Ridwan berdiri di sampingku. Setelah itu dia melepaskannya dan pergi berlalu. Aku menahan senyumku, berbalik dan melihatnya pergi.

Jam berlalu begitu lama, 3 kontainer sudah datang dan mengangkut semua barang yang akan dikirim. Perasaanku lega, aku menyandarkan punggungku ke dinding. Akhirnya tiba saatnya pulang. Semua karyawan satu persatu keluar dari pabrik. Aku berjalan sempoyongan menuju ruang kerjaku untuk mengambil tas.

“Ini!” ucap Vira memberikan tasku.

“Ah, terimakasih. Capek banget kakiku harus naik tangga lagi,” keluhku.

“Aku kan teman yang pengertian. Ayo pulang!” Vira merangkul tangan kananku. Aku teringat jika membawa kunci Pak Ridwan. Jadi segera menarik tanganku.

“Kamu nggak mau pulang?” tanya Vira.

“Aku, aku, aku sudah pesan taksi” jawabku kelabakan.

“Oh yaudah, bye bye!” ucap Vira, meninggalkanku.

Aku kemudian bergegas dengan langkah cepat menuju tempat parkir. Aku menekan tombol kunci dan masuk terlebih dahulu ke dalam mobil Pak Ridwan. Begitu melihat karyawan yang lalu lalang di tempat parkir aku langsung dengan sigap sembunyi. “Hah, malah kaya jadi pencuri gini!” keluhku.

Beberapa menit kemudian Pak Ridwan masuk kedalam mobil. Aku pura-pura sibuk dengan ponselku.

“Hah, capek,” keluh Pak Ridwan yang langsung menyadarkan kepalanya di pundak kananku. Dia menggenggam jari-jariku dengan erat. Aku mencoba menariknya kuat-kuat karena merasa masih kesal dengan sikapnya.

“Kenapa?” tanya Pak Ridwan menatapku. Aku diam tidak menyahut. Tangannya menyentuh pipiku, aku lekas menyingkirkannya.

“Cari makan, yuk!” ajak Pak Ridwan.

“Terserah,” jawabku, membuang muka.

“Ih, tambah gemesin.” ucap Pak Ridwan, lalu memelukku erat-erat. Aku mencoba untuk terus mendorong tubuhnya.

“Aku merindukanmu,” ucap Pak Ridwan menatapku lebih dekat. “Bohong,” balasku dengan wajah jutek. “Apa aku harus membelah dadaku untuk kamu tahu isi hatiku, kalau akuuuuuu kangen.” ucap Pak Ridwan dengan tawa. Aku menahan senyumku, memukul dadanya dengan tasku.

Pak Ridwan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Kemudian memasangkan sebuah cincin di jari manisku. Aku sontak terkejut.

“Apa ini?” tanyaku heran.

“Menikah yuk!” ucap Pak Ridwan.

“Hah,” aku mendengus kesal. “lamaran seperti apa kaya gini,” gerutuku.

“Terus harus bagaimana? apa harus kita berdiri di pantai dan berteriak Niara aku mencintaimuuuu..” ucap Pak Ridwan, kemudian berteriak keras. Aku lekas langsung menutup mulutnya dengan tanganku. Karena takut suaranya didengar karyawan lainnya.

“Jangan begini,” Pak Ridwan melepaskan tanganku yang menutup mulutnya. “tapi begini,” dia mendekat dan menc*um bibirku. Aku langsung mendorong tubuhnya. “Apaan sih,” ucapku. Lalu menutup bibirku dengan tasku. Pak Ridwan tersenyum lalu menyentuh tanganku, dan mencium punggung tangan kananku berulang kali. “Kalau begitu aku c*um yang ini saja,” ucapnya. Aku tersenyum dan tersipu malu.

Untuk pertama kalinya aku merasa di cintai. Biasanya dalam setiap hubungan aku yang lebih dominan memberikan cinta kepada orang lain hingga dibilang posesif.

“Sudah, cepat aku mau pulang!” ucapku menepuk punggungnya berulang kali. Amarahku dua hari lalu, terasa lenyap dengan sikap yang dia berikan hari ini.

‘Ya Tuhan, aku tidak jatuh cinta kan dengan Pria ini?’ pertanyaan yang membuat jantungku menggebu.

Pak Ridwan mulai menyetir. Aku menatap diriku di kaca jendela mobil. Menyembunyikan perasaanku yang berbunga-bunga. Menyembunyikan senyum kebahagiaan yang melihatnya.

Tiba di depan Kosku, mobil berhenti. Aku segera bersiap membuka pintu mobil.

“Besok pagi jam 7 aku jemput, ya!” ucap Pak Ridwan.

“Mau apa?” tanyaku lirih.

“Kita ke Pantai bareng Chika dan Nael,” balasnya. Aku mengangguk cepat, tidak seperti biasanya melawan. Aku langsung keluar dari mobilnya, Pak Ridwan membuka kaca jendela.

“Tidur yang nyenyak, sayangku,” ucap Pak Ridwan. Aku menoleh dan menahan senyumku sekuat tenaga. “Ih,” ketusku. Lalu mempercepat langkahku menuju kamar kos. Aku mendengar suara mobilnya perlahan pergi.

Jantungku masih berdebar kencang, rasanya ingin melompat-lompat kegirangan. Membayangkan, sentuhannya dan c*umannya. “Astaga, aku bisa gila,” ucapku dengan tersenyum. Aku melompat ke atas tempat tidur, mengguling kan badanku kegirangan.

“Ah, apa aku benar-benar jatuh cinta,” gumamku. Berulang kali aku menertawakan sikapku, aku menarik selimut menutup wajahku, lalu aku buka lagi. Menatap cincin yang melingkar di jari manisku. Menciumnya berulang kali.

Ponselku berdering, aku langsung bergegas mengambilnya di tas. Perasaanku tak sabar, terus menduga jika Pak Ridwan meneleponku. Tanpa melihat nama, aku langsung mengangkatnya.

“Niara, ini aku.” Aku mendengar suara Reino. Aku langsung terkejut dan mematikan telepon itu.

Ponsel itu terus berdering, dan nomor telepon tidak dikenal yang ku lihat. Aku merasa ketakutan.

1
via☆⁠▽⁠☆人⁠*⁠´⁠∀⁠`。⁠*゚⁠+
mampir ni thor /Hey/
Noveria_MawarViani: terimakasih, nanti aku kesanaa
total 1 replies
iqbal nasution
lanjut terus
Violette_lunlun
gak kapok banget Reino ini Ama polisi. aku yakin polisi pun capek
Noveria_MawarViani: em, terlalu cinta. "polisi pun akan aku lalui asal bersamamu" kata Reino
total 1 replies
Violette_lunlun
wait? whaatttt?!
Noveria_MawarViani: kangen kaya gitu si Reino
total 1 replies
Violette_lunlun
kalau bisa pilih dua kenapa harus satu?
Noveria_MawarViani: Niara berkata "maaf aku sudah berubah, aku hanya cinta dengan mas duda"
total 1 replies
iqbal nasution
kerenn
Violette_lunlun
olahraga apa itu? aku kasian sama si kasur. jadi saksi bisu:)
Violette_lunlun
aku gak liat kok...aku gak liat:^
Violette_lunlun
heh! anak kecil minggir! minggir!
Violette_lunlun
suami sendiri pake handuk diliatin doang?
mana main!!!!

tarik atuh!
Violette_lunlun
Gayanya sok keras.
nanti giliran di tinggal istri baru sesak nafas.
Noveria_MawarViani: junho kaya gitu juga pasti nantinya 😂
total 1 replies
Violette_lunlun
No...Chika tak terluka.
Kau yang lebih terluka.
Noveria_MawarViani
/Sob/ ketemua terus berpelukan aja yuk
Violette_lunlun
sedih aku....
gak bisa diginiin:(
bunga for you nael
Noveria_MawarViani: 😭 kejamnya dunia
total 1 replies
Violette_lunlun
Violette: "malam pertama bukannya dimanja malah jadi kacang. kita sama, ya."

btw bikin Reno mati atuh Thor
Violette_lunlun
apa?! anak sekecil itu mati?!
Thor...bawa reoni kesini!!

gak bisa gak bisa!
apaan baru baca udah ada yang mati:>
✧༺▓✠ Cahaya ✠ ▓ ༻✧
bagus bget tulisan nya
Anyelir
keren kak
Violette_lunlun
Reino kalau mau mati, mati sendiri aja!!.
ihh pengen cubit ginjal nya
Violette_lunlun
samawa ya!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!