Apa jadinya jika ustadzah cantik nan sholihah sekelas Jasmine Qurattul Ain dijodohkan dengan CEO tampan yang memiliki karakter dingin sedingin kutub Utara? Dialah Keenandra Nareswara Kalandra, pengusaha sukses diusianya yang baru menginjak dua puluh tujuh tahun.
Apalagi Keduanya memiliki adab dan akhlak yang saling bertolak belakang. Jasmine dengan kelembutan dan ketegasannya. Sedangkan Keenandra dengan sikap arogan dan keangkuhannya yang sangat di luar batas wajar.
"Kamu bukanlah tipe wanita idamanku. Jadi, jangan berharap aku akan menyentuhmu selayaknya pasangan suami-istri! " ~ Keenandra Nareswara Kalandra
"Aku pun tidak sudi disentuh oleh lelaki yang tak beradab dan berakhlak sepertimu! aku bukanlah wanita bodoh dan lemah seperti yang kamu pikirkan!" ~ Jasmine Qurattul Ain
Bagaimana kelanjutan kisah Jasmine dan Keenandra? Akankah pernikahan keduanya bertahan lama saat orang ketiga turut andil mewarnai biduk pernikahan mereka? Yuk, simak ceritanya only di noveltoon. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alinatasya21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Memborong Semua Roti Sayap
"Aku akan membelikan pembalut untukmu," ucap Keenandra dengan mengulangi kalimatnya.
Jasmine sampai terkejut saat mendengar sang suami hendak membelikan pembalut wanita untuknya. Dia tidak menyangka pria arogan seperti Keenandra bisa bersikap demikian.
Keenandra pun menghilang di balik pintu. Dia meminta dokter yang menangani Jasmine tetap berada di sisi sang istri sebelum ia kembali.
"Anda beruntung nona mendapatkan pasangan seperti suamimu. Jarang-jarang ada pria yang mau membelikan kebutuhan wanita," ujar dokter spesialis tersebut sembari mengulas senyuman.
"Iya, sa-sangat beruntung," sahut Jasmine dengan sengaja membaguskan nama suaminya.
Padahal, Jasmine ingin kembali menarik ucapannya. Rasanya ia tidak ikhlas mengatakan jika sang suami baik. Karena ia tahu betul kearoganan Keenandra.
"Aku harus cepat-cepat mendapatkan pembalut untuknya. Semoga tidak terjadi apa-apa pada istriku. Aku bisa dimarahi mama kalau terjadi apa-apa pada menantunya." Keenandra segera menghubungi asisten Kyan yang kini sudah berada di hadapan gerbang hotel.
"Ada apa, Tuan?" tanya Kyan dengan sedikit bahasa formal.
"Temani aku mencari kebutuhan istriku." Keenandra langsung masuk ke dalam mobil. Dia menginterupsi asisten pribadinya menuju super market terdekat.
Asisten Kyan pun gegas melaksanakan titah atasannya yang memang sulit ditebak. "Mimpi apa aku salam," batin Kyan saat mengetahui atasan sekaligus saudara sepupunya itu ingin membelikan sesuatu untuk Jasmine.
"Anda di mobil saja, Tuan. Katakan apa yang harus aku carikan," ujar Kyan yang tak mengerti jalan pikiran Keenandra.
"Ini mengenai urusan pribadi istriku. Aku yang harus mencarinya."
Keenandra turun dari mobil dengan begitu elegan. Dia menanyakan perihal pembalut wanita untuk Jasmine sesuka hatinya.
"Bungkus semua merk pembalut wanita di sini untuk istriku!" titah Keenandra sembari mengeluarkan kartu hitamnya.
Para pelayan supermarket gegas melaksanakan apa yang diperintahkan oleh pria arogan tersebut. Dalam hati mereka ingin tertawa CEO tampan nyasar di pusat perbelanjaan.
"Gila, tampan-tampan royal juga. Langsung memborong semua roti sayap di market kita. Bakal dapat bonus besar-besaran kita bulan ini," bisik salahsatu karyawan pada teman-temannya.
Benar saja meja kasir pun dipenuhi dus berisi roti sayap wanita. Keenandra merasa bangga. Dia yakin Jasmine akan menyanjungnya mengenai hal ini.
"Antarkan semua paketnya ke dalam mobilku!" titah Keenandra dengan menjentikkan jarinya.
Semua karyawan sontak berderet rapi mengantarkan semua pesanan Keenandra masuk ke dalam mobil. Anehnya lagi sisa yang tidak mungkin untuk dibawa masuk ke dalam mobil diminta untuk diantarkan ke apartemennya.
Semua orang hati melongo termasuk Kyan yang terkejut melihat hal yang tak biasa tersebut. "Tuan, ini!" tanya Kyan sedikit ragu.
"Untuk istriku," sangkal Keenandra dengan perasaan tak tenang. Dia tidak bisa meninggalkan Jasmine lama-lama di hotel.
"Apa? Sebanyak ini, Tuan?" Kyan benar-benar takjub dibuatnya.
"Bisa dipakai bertahun-tahun," ujar Keenandra sembari duduk dengan tenang.
"Subhanallah, bisa-bisanya Keenan membelikan begitu banyak pembalut wanita. Aku rasa akal sehatnya sedang tidak berfungsi dengan baik." Kyan membatin dalam hati. Dia tak berani bersuara karena takut Keenandra mengamuk.
"Aku rasa ini akan menjadi trending topik," batin Kyan lagi.
"Jangan bilang kau meledekku. Tapi, katakan aku hebat bukan?" tekan Keenandra. Dia butuh jawaban secepatnya.
"He-hebat, Tuan. Nona muda pasti suka," sahut Kyan. Dia tidak mau berurusan dengan bos galaknya tersebut.
"Bagus!" Keenandra terkekeh. Dia begitu percaya diri jika Jasmine akan memuji perjuangannya.
Kyan rasanya ingin tertawa lepas melihat kelakuan Keenandra yang di luar nulur. Tetapi, ia berusaha menahan agar tawanya tidak meledak.
"Kau tetap di mobil! Biar aku bawa satu bungkus yang diperlukan dahulu," ujar Keenandra dengan menerobos masuk ke dalam kamar pengantin mereka yang ada di hotel.
Dokter yang menjaga Jasmine pun segera keluar setelah Keenandra kembali ke kamar hotelnya dan Jasmine.
"Gunakan roti sayap ini! Begitu yang dikatakan oleh pelayan supermarket. Tadinya aku kira roti bakar beneran. Ternyata pembalut wanita," kekeh Keenandra dengan senyuman manis menghiasi wajahnya yang biasa dingin seperti kutub Utara.
"Apa netraku tidak salah lihat? Dia tersenyum. Ini fenomena langka sekali," batin Jasmine. Dia sedikit merasa lega melihat senyuman tulus sang suami.
"Jangan sakit lagi! mari aku temani ke kamar mandi," ucap Keenandra tanpa ragu. Entah kenapa dia tiba-tiba begitu perhatian terhadap Jasmine. Bahkan, ponselnya berdering pun tak dia perdulikan lagi. Yang jadi prioritas utama adalah sang istri.
"Mas Keenan kemana? mengapa ponselku tak diangkat lagi? Padahal sudah belasan kaki aku telfon." Celline yang ada di negara Amerika langsung ngamuk karena diabaikan sang kekasih. Padahal ia sendiri baru saja bertukar saliva dengan pria lain.
"Laki-laki jika sulit dihubungi pasti memiliki wanita idaman lain," bisik Gabriel dengan sengaja memanas-manasi Celline.
"Itu tidak mungkin! Kau jangan mengada-ada. Kekasihku tipekal lelaki setia," sahut Celline sembari mengusir Gabriel dari kamarnya setelah asyik menghabiskan waktu bersama.
"Mas Keenan, aku tidak ridho ya jika kamu memiliki wanita idaman lain. Aku ingin kamu log out dari agamamu dan menikahiku setelah kepulanganku ke Indonesia," rajuk Celline dengan mengirimkan isi pesan WhatsApp pada Keenandra. Namun tetap garis dua conteng abu.
"Arghhhh, kamu kemana sih, Mas!" teriak Celline seperti orang gila. Sedangkan Keenandra malah sedang fokus berdiri di depan pintu kamar mandi. Menunggu sang istri selesai membersihkan diri.
Ceklekk, Jasmine membukakan pintu kamar mandi. Dia merasa terkejut karena sang suami masih berdiri di depan pintu.
"Kita pulang ke apartemenku. Asisten Kyan sudah menunggu!" ucap Keenandra tanpa basa-basi, ia pun mengangkat tubuh Jasmine ala bridal.
"Tuan, aku bisa jalan sendiri!" teriak Jasmine saat tubuhnya melayang di udara.
"Jangan membantah! Kau sedang sakit. Aku sedang tidak ingin berdebat."
Keenandra mengangkat tubuh Jasmine keluar kamar hotel. Sumpah demi apapun Jasmine merasa jantungnya hampir copot dari tempatnya saat mendapati sang suami tiba-tiba berlaku manis padanya.
"Apa kau sedang sakit?" tanya Jasmine sembari menempelkan punggung tangannya didahi Keenandra.
"Bukan aku yang sakit tapi kau! Jangan berisik! Saat ini aku sedang tidak ingin memperdebatkan sesuatu yang mungkin membuat kita berseteru lebih jauh lagi. Untuk saat ini kamu harus pulih dulu!" Keenandra mendadak perhatian. Dia sendiri bingung dengan perasaannya.Tetapi, ia tidak ingin jauh dari Jasmine.
"Kau tidak malu dengan istri buruk rupamu ini?" tanya Jasmine sembari melingkarkan tangannya di leher Keenandra.
"Kenapa aku harus malu? Saat ini mereka tidak tahu jika wajahmu buruk. Biarkan saja! Jangan banyak bertanya." Keenandra berjalan keluar hotel dengan gaya yang begitu elegan. Dia menunjukkan pada dunia jika ia adalah seorang yang paling wah.
"Syukurlah, mudah-mudahan ini bukan mimpi!" Jasmine terpesona dengan kharisma sang suami. Akan tetapi, ia tetap berjaga-jaga agar tidak tertipu oleh sikap baik sang suami.
"Subhanallah, apa ini?" tanya Jasmine dengan melongo tak percaya saat melihat di dalam mobil begitu banyak pembalut wanita dari berbagai merk.
"Roti sayap untukmu!" sahut Keenandra tanpa ragu.
"Maa syaa Allah ...."