Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga puluh lima
Lily memasuki kamar sang kakak. Ia tercengang melihat kondisi Gita yang sangat acak-acakkan, dan kamar yang cukup berantakan.
Ia melipat kedua tangannya didepan dada, lalu berdiri dengan bersandar dikusen pintu, sembari menatap Gita yang terlihat ketakutan menatap sudut kamar.
"Hadeeeh, wanita sudah hampir gila seperti ini saja masih dipertahankan, kenapa gak cepat diceraikan, bawa ke Rumah Sakit Jiwa, Kek! Merepotkan saja!" umpatnya dengan kesal.
Wanita itu berjalan menghampiri sang kakak yang menunjuk ke arah sudut kamar dengan wajah yang memucat.
"Babi, itu babi!" tunjuknya dengan sangat ketakutan.
Lily menurunkan kasar tangan sang kakak, lalu menatapnya dengan tajam. "Diamlah! Atau aku gampar!" hardiknya dengan suara yang cukup lantang.
Seketika Gita tersentak kaget. Ia menatap Lily dengan wajahnya yang sangat ketakutan. Bibirnya bergetar dan melihat wajah wanita dihadapannya begitu sangat kejam.
"Diam! Atau aku gampar!" ancam wanita itu dengan nada penuh penekan.
Gita meringkuk disudut ranjang, lalu menutup wajahnya dengan bantal dan tidak berani menatap wanita yang tak lain adalah adiknya sendiri.
Bangkit! Bersihkan semua kamar yang berantakan!" titahnya pada sang kakak yang saat ini masih ketakutan.
Gita menggelengkan kepalanya. Ia masih sangat ketakutan, dan tidak mau menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya.
"Dasar sial! Maki Lily dengan kasar. Ia menjulurkan tangannya untuk menarik paksa sang kakak, namun ponselnya berdering.
Sebuah panggilan dari Arka yang ia beri nama dalam kontak pribadinya dengan inisial 'MH'.
Deguban jantungnya memburu saat ingin mengangkat panggilan tersebut. Ia mengatur nafasnya yang terasa sesak. Kemudian menggeser tombol hijau dengan hatinya yang masih memburu.
"Ya, H-hallo, Bang." ucapnya dengan sesikit gemetar, bukan karena takut, tapi ada perasaan lain yang bersemayam didalam hatinya.
Siapapun pasti mengakui jika Arka sangat tampan, dan itu tidak terbantahkan.
Visual Arka ya reader...
Maaf kalau terlalu anu, karena ini sangat ngaaanu... Maaf juga kalau author kasih visualnya bukan oppa Korea, sebab lebih suka bule bagian Barat atau Timteng
"Assalammualaikum, Ly," ucapnya dengan sesopan mungkin.
"Eh, iya waalaikum salam, Bang," Lily tergugup.
"Kamu udah nyampe rumah--kan?"
"Iya, Bang. Sudah dari tadi," jawabnya dengan nafasnya yang memburu. Suara Arka yang begitu merdu dan mendayu, membuatnya melambung dengan angan yang tak seharusnya.
"Oh, syukurlah..." ucapnya dengan nada lega, setidaknya Gita ada yang merawat selagi ia tidak ada dirumah. "Tadi abang ada masak buat kakakmu, coba kamu suapi--ya, mana tau mau makan kalau adiknya yang suapin. Kalau mau masak, itu ada didalam lemari es, tinggal ambil saja," Arka menjelaskan.
"I-iya, Bang, nanti aku suapi kak Gita--nya. Abang jangan khawatir tentang hal itu," Lily mencoba meyakinkan sang pria yang selama ini sudah membuatnya mabuk kepayang.
Meskipun kulit Arka tidak seputih oppa korea, namun cenderung sawo matang, tetapi pria itu sungguh penuh pesona dimatanya.
"Ya, sudah. Maaf sudah ngerepotin. Nanti abang beri uang saku untuk merawat kakakmu, jagain baik-baik ya," pesannya lagi dengan penuh harap.
"Iya, Bang. Namanya juga kakakku, pasti akan aku jaga sepenuh hati," jawab Lily sembari melirik tajam pada Gita.
Arka mengakhiri panggilan teleponnya. Sedangkan Lily menatap layar ponselnya, lalu mengecupnya dengan sangat dalam.
Ia mendekap ponsel tersebut dengan perasaan yang sangat bahagia, sembari tersenyum sendiri. Ini untuk pertama kalinya Arka menghubunginya, karena selama ini tidak pernah terjadi, sebab pria itu jika ingin menanyakan sesuatu pasti melalui Rumini atau ayah mereka.
Lily yang merasa lapar karena belum sempat sarapan, beranjak dari kamar, lalu menuju dapur dan ingin melihat apa yang sudah dimasak pria itu pagi tadi.
Ia menuju meja makan. Sungguh dapur idaman bagi para wanita. Kitchen set yang sangat modern dan elegan, di0adu dengan peralatan memasak yang super lengkap, bahkan ada dapur khusus untuk Gita membuat tempahan cateringnya, dan semuanya serba lengkap.
Liky tak henti- hentinya mengagumi semua kemewahan yang dimiliki oleh sang kakak, namun ia melupakan sesuatu, Raihan tak ada dirumah.
Ia sibuk dengan kekagumannya. Saat ia membuka tudung saji, terlihat satu porsi ayam masak kecap dengan tumis kacang panjang.
Ia mencobanya. Dan saat ia merasakan masakan itu menyentuh lidahnya, ia membolakan matanya. "Ya ampun, Bang Arka. Kamu ini kenapa sempurna banget sih? Paket komplit!" ucapnya dengan gemas dan rasanya tak sabar ingin melihat pria itu pulang kerumah.
Ia mengambil sepiring nasi, lalu menambahkan lauk tersebut dan memakannya dengan sangat lahap.
Setiap suapannya, wajah Arka selalu terbayang dibenaknya, dan andaikan saja ia yang mendapatkan semua kebahagiaan ini, sungguh sangat sempurna hidupnya.
Setelah merasa kenyang. Ia mengambil nasi dan menaburkan bubuk penyedap rasa keatas nasi tersebut, dan membawanya ke dalam kamar.
Setibanya didalam kamar, Gita masih ketakutan sembari menahan rasa sakit yang cukup sangat menyiksanya, dan karena takut melihat kehadiran Lily, ia hanya mengerang tertahan dengan giginya yang merapat untuk menahan segala kesakitannya yang saat ini menyiksanya.
Tak hanya itu, tubuh Gita terasa sangat panas, dan perutnya seperti dihujam senjata tajam. Saat semua penderitaannya belum berakhir, Liky datang dengan sepiring nasi yang dicampur oleh bubuk penyedap dan segelas air, lalu membawanya ke atas ranjang.
"Makan!" ia meletakkan piring dengan kasar diatas ranjang.
Gita yang menahan sakit tentu saja tidak berselera untuk memakannya.
Ia menggelengkan kepalanya, dan nafasnya sangat berat dengan tatapan yang sangat sayu.
"Makan!" hardik Lily dengan kesal.
Gita hanya terdiam. Ia hanya menahan rasa sakitnya bagaikan seorang wanita yang sedang mengalami kontraksi, sungguh sangat luar biasa, hingga ia mencengkram seprei untuk membantu mengurangi rasa sakit yang dideritanya.
Karena merasa kesal, Lily meraih nasi yang ada didalam piring, lalu menggenggamnya, dan menggosokkannya dengan paksa ke mulut Gita.
"Aku bilang makan, makan!" nasi berhamburan diatas ranjang dan juga basah karena percikan air yang bercampur dengan butiran nasi tersebut.
Gita semakin kesakitan. Dimana ia harus menahan sakit oleh serangan ghaib, ditambah lagi dengan kekerasan yang dilakukan oleh Lily adiknya sendiri.
"Mati.saja napa, sih! Susah banget mau mati!" ucapnya dengan geram.
Ia kembali menggosokan nasi tersebut ke mulut Gita, hingga membuat bibir wanita itu pecah dan mengeluarkan cairan pekat berwarna merah.
Tok tok tok
Belum puas Lily menyiksa sang kakak, kini terdengar suara ketukan dibalik pintu. Lily beranjak bangkit, lalu merapikan rambutnya, dan berjalan keluar.
Saat ia membuka pintu, terlihat seorang wanita berhijab datang membawa sepiring makanan dab sebotol air minum dalam wadah air mineral.
"Maaf, siapa--ya?" tanya wanita berhijab dengan wajah teduh tersebut.
"Saya adiknya mbak Gita, datang kemari untuk merawatnya karena Bang Arka bekerja," sahut Lily mencoba sedikit manus, sebab penampilan wanita dihadapannya sedik8t berbesa dan memancarkan aura yang tidak dapat ia tolak.
"Oh, begitu. Maaf, sebelumnya. Saya mau menjenguk Gita, dan saya sudah ijin dengan Arka," ucapnya dengan sangat lembut.
"Silahkan, tapi maaf, kamar berantakan, mbak Gita gak mau makan, nasi diseraknya," Lily berbohong untuk menutupi kesalahannya.
Wanita yang tak lain adalah Aisyah hanya tersenyum datar, lalu memasuki rumah setelah mengucapkan salam.
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔
kak Siti maaf bukan nya kondisi Gita sdg menstruasi yaa , lalu knp Gita Sholat Subuh berjamaah dg Arka ❓🤔