Aleya adalah seorang wanita muda yang hidup dalam dunia glamor dan penuh rahasia. Ia secara tak terduga terjerat dalam hubungan rumit dengan seorang presdir perusahaan ternama, yang menjadikannya gadis simpanan. Meski awalnya Aleya menganggap hubungan ini sebagai jalan pintas untuk memperbaiki hidupnya, lambat laun ia menyadari bahwa cinta dan kekuasaan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan. Di tengah konflik batin, ambisi bisnis, serta tekanan sosial, Aleya berjuang menemukan jati dirinya dan menentukan pilihan antara hati dan harga diri. Akankah Aleya mundur dari kenyataan yang ia ketahui? Atau ia akan tetap melanjutkan hidupnya sebagai Gadis simpanan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Aprilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesadaran Aleya
Kyraa pun kembali kedalam mobilnya dengan langkah gontai. Ia seperti orang yang tak punya tujuan hidup. Ia harus menerima nasibnya yang sangat tragis. Rumah tangga yang didalam benaknya adalah rumah tangga yang penuh dengan kehangatan. Tapi, yang ia alami malah sangat berbanding terbalik dengan ekspetasinya.
“Dia lebih memilih gadis itu daripada aku,” gumamnya.
Ia pun membanting stirnya karena frustasi. Gadis itu kemudian langsung melajukan mobilnya dan kembali menemui Jade yang sudah menunggunya di hotel biasa mereka bertemu.
Disisi lain, Arga tengah memasak untuk makan malamnya sendiri. Ia menghela nafasnya kasar karena selalu terbayang-bayang dengan kekasih kecilnya yang selalu memenuhi hari-harinya.
“Aku bisa gila jika seperti ini terus,” gumam Arga.
Ia pun langsung menyantap makanan yang ia buat sembari menonton televisi didepannya. Tapi sayangnya, pikirannya malah tidak berada disana. Ia terus memikirkan bagaimana kondisi Aleya. Bahkan ia memikirkan kemungkinan terburuk yang akan ia alami.
Karena frustasi, setelah makan malam, ia langsung pergi kerumah sakit untuk melihat kondisi Aleya.
“Dave,” panggil Arga saat tiba di rumah sakit.
“Tuan,” ucap Dave.
“Tuan, Nona Aleya sudah sadar, tuan,” ucap Dave.
Mata Arga pun membulat. “Kau serius?” ucap Arga.
“Iya Tuan. Dokter sedang memantau kondisi Nona. Jika semua sudah stabil, Nona bisa dipindahkan keruang perawatan,” jelas Dave.
“Syukurlah. Terimakasih tuhan. Kau sangat baik padaku,” gumam Arga.
Dan benar saja, sekitar pukul 1 tengah malam, akhirnya Aleya dipindah keruang perawatan VVIP dirumah sakit itu sesuai permintaan Arga agar pemulihan Aleya lebih cepat dan agar gadis itu lebih nyaman.
“Jika butuh bantuan boleh langsung tekan bel disebelah sana Tuan. Saya permisi dulu,” ucap seorang perawat muda yang langsung melenggang pergi.
“Pulanglah Dave. Kau juga harus istirahat,” ucap Arga.
“Baik Tuan. Besok saya akan kemari lagi,” ucap Dave kemudian ikut melenggang pergi.
Arga pun langsung mencium dahi Aleya yang masih terkulai lemas di ranjangnya dengan dipenuhi beberapa selang yang masih menempel ditubuhnya.
“Aku sangat merindukanmu Aleya,” bisik Arga.
Aleya hanya bisa mengedipkan matanya karena belum mampu untuk melakukan apapun. Matanya seolah berbicara tentang apa yang ia rasakan. Air mata Aleya pun mengalir dengan sendirinya dari sudut mata gadis itu.
“Jangan menangis. Aku akan selalu disini dan menemanimu,” bisik Arga sembari mengusap lembut surai Aleya.
\~\~\~
“Kau habis menemui Suamimu?” tanya Jade sembari menghisap sebatang rokok ditangannya.
“Iya. Sepertinya dia sedang stress karena wanitanya itu,” ucap Kyraa.
“Dia sangat mencintai gadis itu. Bukankah wajar jika dia terpukul karena kekasihnya dalam keadaan koma?”
“Kau tahu darimana gadis itu koma, Jade?” tanya Kyraa dengan tatapan mengintimidasi.
“Koneksiku banyak. Apa yang aku tidak tahu?”
Kyraa terdiam. Perkataan Jade ada benarnya. Apalagi sekarang, berita sangat cepat menyebar melalui media sosial.
“Tunggu. Sepertinya aku pernah bertemu gadis itu?” celetuk Kyraa tiba-tiba saat mengingat wajah gadis yang pernah bertabrakan dengannya didepan hotel.
“Siapa?”
“Gadis itu. Kekasih Arga,” ucap Kyraa.
“Lalu kenapa jika kau pernah bertabrakan dengannya? Dia tidak akan pernah jatuh cinta padamu!” ujar Jade.
“Jaga bicaramu. Bicaramu semakin kurang ajar, huh,” kesal Kyraa.
Jade terkekeh. “Tempramenmu buruk sekali. Besok aku akan terbang ke luar kota untuk urusan bisnis. Apa mau ikut?” tanya Jade.
“Tidak. Aku bisa dibunuh jika Arga tahu,” ucap Kyraa.
“Kau masih takut dengannya? Dia bahkan tidak peduli padamu,” ujar Jade.
Kyraa pun memikirkan soal omongan Jade barusan yang menurutnya masuk akal. Arga tahu hubungannya dengan Jade tapi dia tetap diam dan tidak mempermasalahkannya. Asalkan ia tak berulah dan membuat malu, ia akan aman.
“Baiklah. Aku ikut denganmu,” ucap Kyraa.
