jhos pria sukses yang di kenal sebagai seorang mafia, mempunya kebiasaan buruk setelah di selingkuhi kekasih hatinya, perubahan demi perubahan terjadi dia berubah menjadi lebih kejam dan dingin, sampai akhirnya dia tanpa sengaja membantu seorang gadis mungil yang akan menjadi penerang hidupnya. seperti apakah kisahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aak ganz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
"Jasmin, tidak perlu memaksa. Baiklah, aku akan menikahimu kalau memang itu keinginanmu," jawab Ferdinan sambil tersenyum agar Jasmin tidak lagi bersedih. Ferdinan merasa perlu bertanggung jawab atas semua perhatian yang telah ia berikan pada Jasmin, yang kini membuat wanita itu kembali mencintainya.
Ferdinan tidak ingin menyakiti hati Jasmin lagi, seperti dulu ketika ia memilih menikahi ibu Nisa daripada Jasmin. Waktu itu, ia memang lebih mencintai Anjasmara dibandingkan Jasmin. Selain itu, Ferdinan takut tidak bisa membahagiakan Jasmin jika menikahinya tanpa perasaan cinta yang sama.
Jasmin langsung memeluk tubuh Ferdinan sambil menangis bahagia.
"Ferdinan, akhirnya aku bisa memilikimu. Apa mungkin ini adalah takdir Tuhan untuk kita berjodoh setelah berpisah karena pernikahan kita dengan orang lain? Aku mencintaimu sejak SMP, dan meskipun kamu menikah dengan orang lain, begitu juga denganku, sekarang Tuhan mempertemukan kita lagi. Aku berjanji akan menjadi istri yang baik, seperti yang aku impikan sejak dulu," ucap Jasmin, masih terisak di pelukan Ferdinan.
"Sudah, jangan menangis. Kamu bukan lagi anak remaja yang baru mengenal cinta. Ayo, kita kembali ke tenda. Hari sudah mulai gelap," ajak Ferdinan sambil perlahan melepas pelukan Jasmin.
Jasmin mengangguk, lalu mereka berjalan kembali ke tenda. Namun, tanpa sengaja mereka melewati tenda Jhos dan Nisa. Dari luar, mereka melihat samar-samar siluet tubuh Jhos dan Nisa yang tampak "bergulat" di dalam tenda. Ditambah dengan suara-suara manja yang terdengar dari dalam, situasi itu tidak bisa diabaikan begitu saja.
"Astaga, anak-anak ini! Kenapa melakukan itu seolah tidak ada orang lain di sini? Mereka sangat berisik," keluh Ferdinan sambil menggelengkan kepala.
Sementara itu, Jasmin hanya melongo melihat dan mendengar Jhos dan Nisa yang tampak begitu intim di dalam tenda. Pemandangan itu, tanpa ia sadari, memunculkan keinginannya yang sudah lama ia pendam.
Ferdinan menyentuh pundak Jasmin, menyadarkannya dari lamunan. "Ayo, kenapa bengong? Sudahlah, itu biasa saja untuk anak muda. Kita jangan ganggu mereka," kata Ferdinan, membuat Jasmin yang masih melamun tersentak.
"Ya... ya, ayo," jawab Jasmin sambil tersenyum malu. Namun, langkahnya masih terasa berat karena telinganya terus menangkap suara rintihan Nisa yang tampak menikmati kebersamaannya dengan Jhos.
Saat tiba di depan tenda mereka, Jasmin tidak langsung masuk. Melihat itu, Ferdinan yang hendak berbalik ke tendanya pun berhenti.
"Kamu kenapa? Kok diam saja, tidak langsung masuk?" tanya Ferdinan bingung.
Jasmin, yang masih berdiri di depan tendanya, akhirnya berbalik dan berjalan mendekati Ferdinan. Dengan suara pelan, ia berkata, "Ferdinan, aku menginginkannya. Aku sudah lama tidak melakukannya. Ayolah, lakukan denganku. Kita kan nanti akan segera menikah," ucap Jasmin dengan wajah memerah.
Ferdinan melotot kaget dengan apa yang di dengarnya dia tidak percaya kalo Jasmin masih bisa bergairah mendengar rintihan jhos dan Nisa tadi.
"Jasmin..aku kira kamu..," belum selesai Ferdinan berbicara Jasmin sudah mencium bibir Ferdinan Jasmin melumat bibirnya sambil tangannya menggarap kejantanan Ferdinan yang masih lemas itu, Ferdinan merasakan gairah Jasmin yang sudah tidak bisa tertahan lagi membuatnya menggendong Jasmin masuk ke dalam tendanya.
Sampai di dalam tenda Ferdinan membaringkan Jasmin lalu membuka bajunya sediri lalu menindih tubuh Jasmin.
Jasmin merasakan tubuh kotak-kotak Ferdinan semakin membuatnya bergairah dia kembali menggarap kejantanan Ferdinan yang ternyata sekarang berdiri tegak membuat Jasmin tidak percaya kalo benda yang tadinya lemas sekarang di rasakan sangat besar dan panjang.
Jasmin memainkan kejantanan ferdinan sambil membalas lumayan bibir Ferdinan.
Ferdinan yang mulai bergairah mengalihkan tangannya ke buah dada Jasmin dan membuka kancing baju Jasmin dengan agak cepat dan mendapati buah dada Jasmin yang sangat besar menyembur keluar dari bh nya, dia langsung menghisapnya sampai membuat jasmin mengerang nikmat.
Ferdinan aku tidak tahan lagi beri aku," teriak Jasmin sambil terengah-engah membuat Ferdinan mengalihkan tangannya ke bawah dan menarik celana Jasmin tapi dia masih mencium buah dada Jasmin yang besar itu.
Setelah Jasmin dan dia telanjang dia melebarkan kaki Jasmin dan mengarahkan kemaluannya yang besar itu di sana.
Jasmin baru pertama melihat batang perdinan yang begitu besar dan panjang tidak seperti dulu di waktu dia SMP dulu dia melepas perawan ya kepada Ferdinan karna Ferdinan waktu itu dalam ke adaan mabuk karna banyaknya masalah.
Jasmin memperhatikan Ferdinan mengarahkan kejantanannya ke arah selangkangannya dia jadi teringat waktu dia pecah perawan waktu SMP dengan Ferdinan juga.
"Ah..., Permainan sakit," teriak Jasmin tidak percaya rasanya sesakit waktu itu gimanapun dia sekarang sudah melahirkan dua orang anak tapi rasa sakitnya masih saja terasa di saat bersama Ferdinan.
"Tahan sayang sebentar lagi nikmat," kata ferdinan persis sekali pada waktu itu, apa Ferdinan juga berkata begini kalo sedang melakukannya dengan Anjasmara waktu pertama kali, karna aku dengar ucapan ini di waktu aku di ambil perawanku olehnya dulu," gumam Jasmin.
Beberapa kali di coba oleh Ferdinan tapi tidak juga bisa masuk sampai percobaan yang ke tiga kalo baru berhasil masuk dengan sangat nyaman.
"Ferdinan kenapa burungmu begitu sangat besar rasanya seperti merobek selangkanganku," ucap Jasmin membuat Ferdinan memperlambat gerakannya.
"Siapa menyuruh memperlambat gerakanmu sekarang ayo lebih cepat karna sekarang udah sedikit nikmat," lanjut jasmin merasakan gerakan ferdinan yang melambat jadi Jasmin membalik tubuhnya sekarang dia yang menindih tubuh Ferdinan dan bergoyang cepat di atas tubuh Ferdinan.
"Apa kamu segalak ini juga berhubungan dengan huan Chen?," Tanya Ferdinan penasaran di saat melihat gerakan Jasmin yang liar itu sambil menggenggam buah dada Jasmin yang ke sana kemari di atas kepalanya.
Karna tidak mendapatkan balasan Ferdinan ikut menyeimbangi gerakan Jasmin dan malah semakin cepat.
"Ah....Ferdinan terus yah terus ah-ah...," Teriak Jasmin mencapai puncak dan lemas di atas tubuh Ferdinan membuat Ferdinan tidak melanjutkan gerakannya dia melepaskan tubuh Jasmin lalu membaringkannya di sebelahnya dia melihat Jasmin yang tertidur.
"Jasmin..maafkan aku dulu telah melukai hatimu, aku janji akan menjadi suami yang baik untuk kita bersama terus di usia ini," ucap Ferdinan pelan lalu keluar dari tenda Jasmin dan memilih tidur di luar daripada masuk di tendanya yang berada di sebelah.
dengan malam yang gelap ferdinan memandang ke arah langit dia melihat beberapa bintang di sana, "aku sama sekali tidak menyangka seperti ini yang terjadi, Anjasmara maafkan aku karna sekarang aku harus menikahi Jasmin, aku terlalu memanjakannya sampai dia akhirnya jatuh cinta denganku, dan aku harus bertanggung jawab, maafkan aku Anjasmara semoga kau selalu tenang di alam sana aku mencintaimu sayang," Ferdinan berkata sendirian kepada gelapnya malam yang indah di pulau itu yang menyambut Ferdinan hanya suara ombak di pantainya.
Ferdinan tersenyum lalu mulai menutup matanya dan tertidur, itu sebenarnya sangat tengah malam jam 2 malam jadi dia agak telat tidur di karenakan hubungan intimnya tadi dengan Jasmin yang terbilang cukup lama membuat Jasmin tertidur sedangkan dia masih belum merasakan sedikitpun rasa lelah.