NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2_Tinggal Bersama

Gadis itu terus berteriak dan menghentak hentakan kakinya. Dia segera mengambil lolipop yang sengaja dia simpan di dalam tas. Dia membuka bungkusnya lalu memasukan kedalam mulutnya. Pipinya mengembung dengan bibir yang mengerucut, sinar matahari yang terik membuat kulit wajahnya terasa terbakar.

" Temen nggak ada akhlak, kan gue udah bilang tungguin gue pulangnya ini malah di tinggal. Rese banget jadi orang, liat aja nanti gue aduin sama Tante Ririn. Masa gue yang cantik ini di tinggal sendiri? Mana nggak punya duit lagi buat naik angkot. Yaelah baru juga dua hari di indonesia udah kaya gembel gue."

Raya terus mendumal dengan hati yang kesal. Sesekali dia mencabuti daun yang tak berdosa dari pohon hiasan yang berada di sisi jalan " Sial. Gue kan baru dua hari disini. Gue juga nggak tau jalan daerah sini, bego banget sih gue Mana handphone gua ikutan mati lagi. Ya Allah Mi Pi nasib anak kalian kok gini banget ya?!" Raya mencak mencak di tempatnya membuat orang - orang disekitarnya menatap heran dan aneh padanya.

" Udah nggak waras neng?" Raya menghentikan kegiatannya itu. Setelah itu dia baru sadar jika saat ini tengah berada di tempat umum.

" Hehe, Masih waras dong pak." Jawabnya sedikit malu.

" Terus kenapa malah marah - marah nggak jelas?"

" Ini pak saya nggak tau arah jalan pulang." Ucapnya jujur.

" Udah kaya lagu aja nggak tau arah jalan pulang," Si bapak itu sedikit terkekeh membuat Raya hanya bisa mengesah pelan " Emang rumahnya dimana?"

" Ini pak sebenarnya saya baru dua hari disini saya pindahan dari luar negeri. Dan sialnya handphone saya mati jadi saya tidak bisa menghubungi keluarga saya untuk minta jemput. Saya tinggal di Komplek anggrek pak, bapak tau tempatnya dimana?"

" Komplek anggrek? Yah atu udah kelewat neng harusnya tadi pas persimpangan tiga Neng belok kiri terus lurus sedikit tar juga ada tulisannya komplek Anggrek." Jelas bapak itu.

" Kelewat ya pak?"

Bapak itu mengangguk " Iya atu neng."

" Terus saya harus balik lagi nih?"

" Atu iyalah neng masa mau lanjut jalan kesono. Tar yang ada bukan nyampe rumah malah nyampe TPU."

" TPU? maksud bapak tempat pemakaman umum?" Bapak itu mengangguk.

" Ujung jalan sana buntu neng dan itu tempat pemakaman umum. Emang neng mau kumpul sama penghuni disana?"

" ya enggak lah pak. Ya kali saya kumpul sama mereka. Yaudah kalo gitu saya mau balik lagi aja pak. Terimakasih ya pak." Raya pun segera memutar tumitnya dengan cepat. Langkahnya semakin cepat saat tiba - tiba langit berubah menjadi gelap.

Persimpangan tiga belok kiri. Raya masih mengingat perkataan bapak bapak tadi. Dan saat ini dia sudah berada di persimpangan itu " Belok kiri dikit, tar ada Tulisan Kom.. nah itu dia." Raya segera berlari memasuki kawasan komplek anggrek itu. Senyumnya melebar saat melihat bangunan bangunan yang menurutnya tidak jauh berbeda saat dia pergi meninggalkan tempat tinggalnya dulu.

Langkah kakinya berhenti tepat setelah melewati lima rumah dari gerbang utama perkomplekan. Bangunan besar dengan dua lantai menjadi objek matanya saat ini.

" Akhirnya nyampe juga gue," Huff akhirnya Raya bisa bernafas lega, dia sudah sangat lelah berjalan kaki dari sekolah sampai perkomplekan rumahnya. Kakinya segera melangkah cepat membuka daun pintu utama yang ternyata tidak dikunci. Melihat isi rumah yang sepi Raya segera berlari saat melihat Sofa yang empuk untuk merehatkan tubuhnya yang terasa pegal.

" Woii. Mau maling Lo?" Baru saja pantatnya ingin menyentuh benda empuk itu teriakan dari lantai atas membuat Raya mengurungkan niatnya.

" Gue bukan maling!" Teriaknya tak kalah kencang.

" Terus ngapain Lo dirumah gue huh? Minta sumbangan Lo?"

" Gue nggak butuh duit Lo!" Balas Raya kembali membuat orang itu turun dan menghampirinya.

" L-Lo? Lo yang di sekolah tadikan?!" Tanyanya tak percaya. Pria itu menatapnya dan meneliti dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Benar gadis itu adalah salah satu cewek cewek yang menggilainya di sekolah tadi.

" Mau ngapain lo kesini? Sorry gue emang tampan tapi untuk saat ini gue lagi males pacaran. Husss lebih baik Lo keluar dari rumah gue sebelum gue panggil satpam buat ngusir Lo!"

" Ngusir? Mata lo soak ngusir gue. Eh Hito gue baru aja nyampe nih rumah dan lo mau ngusir gue? Nggak ada ahlak banget sih lo jadi orang." Balasnya sengit.

" Udah deh gue nggak peduli mau baru nyampe kek udah lama kek bukan urusan gue. Sana sana lebih baik lo keluar dari rumah gue!" Pria yang di panggil Hito itupun menyeret lengan Raya menariknya keluar dari dalam rumahnya.

" Ihh lepas Hito. Lo pikir gue kucing apa di tarik tarik gini?!" Dengan sekali hentakan tangan Hito terlepas dari tangannya. Raya meniup poninya yang jatuh dan menghalangi pandangannya.

" Lo siapa sih? Dari sekolahan lo ngintil ngintilin gue mulu. Gue tau gue tampan, gue tau itu tapi nggak sampai gini juga kali, Harga diri lo lo kemanain huh?!"

Bughh

" Awwss. Lo...!" Hito meringis merasakan sakit dibagian jidatnya. Karena dengan teganya Raya menimpuk Hito dengan Lolipopnya.

" Kepedean Lo jadi orang. Lo pikir gue termasuk geng cabe cabean Lo apa? Lo juga, tega banget sama gue. Gue kan udah bilang tungguin gue pulangnya kenapa Lo malah ninggalin gue huh?"

" Apa urusannya sama gue? Kalo mau pulang ya pulang aja!"

" Lo beneran lupa sama gue?" Raya bertolak pinggang dengan mulut yang mendengus " Gue Raya cungkring!"

" Cungkring? As....

" Jangan pura pura amnesia. Lama lama gue jedotin juga kepala Lo biar inget!" Kesal Raya mulai kehabisan kesabaran.

" Kyaaaaa Gue Raya tetangga Lo temen Lo yang sering Lo bully dulu oon!" Ucap Raya memperjelas.

" Lo... Lo si Ndut?" Tanya Hito tak percaya. Matanya kembali meneliti dari ujung rambut sampai ujung kaki Raya.

" enak aja lo ngatain gue gendut. Bodi bohai kaya gitar sepanyol gini Lo bilang Ndut? Mata Lo soak? Udah lah gue cape gue mau tid.... apa lagi cungkring?" Langkah Raya tertahan saat Hito menarik belakang kerah baju yang dikenakannya.

" Lo salah alamat. Rumah Lo disana bukan disini!" Tunjuknya pada sebuah rumah yang berdiri kokoh disamping rumahnya.

" Kata siapa gue salah alamat? Orang gue bakal tinggal disini kok." Ucap Raya dengan nada yang mengejek. Hito melipat tangannya di dada menatap tajam pada gadis yang baru saja mengaku teman lamanya.

" Lo bener si Ndut?" Raya mengangguk.

" Lo nggak bohongin gue kan?" Raya menggelengkan kepalanya.

" Lo serius si Ndut kan?"

" Banyak tanya Lo udah kaya reporter aja. Udah gue cape mau istirahat!" Ucapnya sambil berlalu kembali masuk kedalam Rumah. Tapi Hito tidak tinggal diam, dia segera menyusul Raya dan ikut duduk di ruang Tamu.

Kembali terjadi perdebatan antara Raya dan Hito. Pria itu masih tidak terima jika Raya akan tinggal bersamanya. Tapi setelah memastikan pada Mamanya akhirnya Hito tidak lagi bisa mengelak.

" Mama Serius ngizinin si tukang makan tinggal di rumah kita? Ma, mama taukan Si Ndutt kalo makan itu kaya gimana? Tar jatah Hito dimakan dia. Belum lagi cemilan cemilan di kulkas udah pasti raib dimakan dia!"

" Tidak masalah. Jika stok makanan dirumah kita kekurangan mama bisa beliin kamu cemilan sama supermarketnya biar kamu puas. Nak, cuma enam bulan. Setelah itu Raya akan kembali kerumahnya. Tante Helma dan Om Dani masih ada urusan diluar sana. Biarkan Raya tinggal dirumah kita. Oke?"

" Tapi ma...

" Emang kenapa sih nak kalo Raya tinggal dirumah kita? Kamu juga kan cuma tinggal berdua sama Mbok Jum jadi tidak ada salahnya kan? Kamar kosong di rumah kita juga banyak. Sudah biarkan Raya tinggal di rumah kita, hitung hitung menjadi temanmu mengobrol!" Mama Hito masih berusaha membujuk anaknya itu agar dia mengizinkan Raya untuk tinggal dirumahnya. Raya dan Hito dua sejoli yang memang tidak pernah akur tapi dibalik itu semua sebenarnya mereka saling menyayangi satu sama lain.

" Hem." Balas Hito pasrah.

" Nah gitu dong baru ini anak mama. Yaudah kalo gitu mama lanjut kerja lagi ya, Lusa mama Pulang. Jangan bikin Raya nangis awas aja kalo itu sampe terjadi mama bakal hukum kamu."

" Iya tapi nggak janji. Mama jangan lupa makan jangan lupa istirahat juga. Hito sayang mama, Love you mah."

" Love you too nak. Kamu juga jaga kesehatan. Ingat jaga Raya baik baik. Oke mana tutup ya. Assalamualaikum!"

" Waalaikumsalam." Hito melepasan benda pipih itu dari telinganya setelah panggilan itu terputus. matanya melirik Pada Raya yang tengah asik memakan keripik singkong kesukaannya.

" Gimana udah percayakan? Ngeyel sih dikasih taunya." Raya masih asik menikmati cemilan itu dengan mata yang fokus pada layar TV. Mulutnya mengunyah dengan cepat setiap kali keripik itu masuk kedalam mulutnya.

" Kenapa sih lo harus balik lagi kesini? Padahal gue udah seneng hidup tanpa Lo!?"

" Karena gue kangen sama Lo!" Saut Raya cepet " Lo tega banget sama gue. Gue balik kesini bukannya di sambut malah di sangka maling. Parah parah parah lo pria terkejam yang pernah gue kenal."

" ya siapa suruh muka lo nya beda sama yang dulu mangkannya gue nggak kenal sama lo."

" Hehe iya juga sih. Kan sekarang gue makin cantik. Nggak kaya dulu eh tapi dulu gue juga manis kok. Iya kan?" Tanya Raya sembari memainkan alisnya.

" Manis? Muka gileee, muka Lo pait kaya empedu. Sini cemilan terakhir gue nih!" Ucapnya berlalu sembari merampas bungkusan yang ada di tangan Raya.

" Hito Bangke!" Maki Raya tak terima. Bukan karena perkataan Hito yang mengatainya tapi karena tangannya yang tak disekolahkan itu membuat Raya hanya bisa menggigit jarinya. Cemilannya dirampas begitu saja oleh Hito membuat Raya mengerucutkan bibirnya melihat Hito yang tengah asik memakan cemilan itu sendirian.

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!