Spin-off dari Istri Amnesia Tuan G
Dalam beberapa jam, Axello Alessandro, seorang aktor terkenal yang diidamkan jutaan wanita jatuh ke titik terendahnya.
Dalam beberapa jam, Cassandra Angela, hater garis keras Axel meninggal setelah menyatakan akan menggiring aktor itu sampai pengadilan.
Dua kasus berbeda, namun terikat dengan erat. Axel dituduh membunuh dua wanita dalam sehari, hingga rumah tempatnya bernaung tak bisa dipulangi lagi.
Dalam keadaan terpaksa, pria itu pindah ke sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Tapi rumah itu aneh. Karena tepat pukul 21.45, waktu seakan berubah. Dan gadis itu muncul dengan keadaan sehat tanpa berkekurangan.
Awalnya mereka saling berprasangka. Namun setelah mengetahui masa lalu dan masa kini mereka melebur, keduanya mulai berkerjasama.
Cassie di masa lalu, dan Axel di masa kini. Mencoba menggali dan mencegah petaka yang terjadi.
Mampu kah mereka mengubah takdir? Apakah kali ini Cassie akan selamat? Atau Axel akan bebas dari tuduhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 ~ Harus Cari Tahu
Sementara di lobi hotel, gadis yang tidak sengaja menabrak Cassie itu berlari tidak tentu arah. Kepalanya terus menoleh ke belakang, melihat beberapa pria yang masih tidak berhenti mengejarnya. Padahal ia sudah coba bersembunyi beberapa kali, namun tetap saja mereka bisa menyusul.
CKITTT.
Saat ia keluar, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Cassie membuka jendela mobil.
"Cepat naik!"
Merasa tidak ada harapan lain, ia segera berlari membuka pintu, masuk dan duduk dengan napas tidak beraturan. Sementara Cassie langsung menancap gas.
"Sial! Ambil mobil sekarang juga!" titah seorang pria yang sepertinya pemimpin mereka.
Sementara Cassie mengemudi dengan cukup cepat. Meski tidak terlihat ada yang mengejar, ia tidak boleh lengah.
"Terima kasih." Terdengar suara lirih dari belakang. Cassie melirik dari kaca spion, lalu tersenyum kecil. "Tidak ada yang gratis. Kamu harus menjawab semua pertanyaanku nanti!"
Mendengar itu, gadis di belakang terdiam. Kedua tangannya terkepal dengan tidak tenang. "Apa yang ingin Kakak tahu?"
"Tenang saja! Jangan terlalu gugup! Aku enggak makan manusia, kok," ujar Cassie diakhiri dengan tawa renyah. Sedikit mencairkan suasana dengan senyum tipis gadis itu.
"Oh ya, siapa namamu?"
"Airi."
"Airi? Wah, nama yang cantik."
Gadis itu tersenyum, ingin membalas namun tidak tahu harus berkata apa. Hingga akhirnya ia hanya berterima kasih. Lalu kembali hening dan membuat Cassie yang cerewet jadi tidak biasa.
"Kamu enggak mau nanya sesuatu padaku, gitu?" celetuk Cassie yang sudah tidak tahan.
Airi yang sebelumnya menunduk itu langsung mendongak, kerutan begitu jelas di dahinya. Gadis itu tampak berpikir keras.
"Nama Kakak siapa?" Hanya pertanyaan itu yang keluar setelah cukup lama berpikir. Cassie sampai menggaruk pelipisnya yang sebenarnya sama sekali tidak gatal.
"Cassandra Angela, biasanya dipanggil Cassie. Kamu kenal?" tanya Cassie sengaja. Ia seorang influencer terkenal, gadis itu walau tidak begitu tahu pasti setidaknya pernah mendengar namanya, kan?
Namun gelengan kepala Airi membuat kepercayaan dirinya yang sudah setinggi harapan orangtua itu merosot hingga terjun bebas. Gadis itu terdiam lagi, sedikit kesal juga dengan Airi yang tidak mengenalinya.
Namun suara di belakang kembali mencicit dengan lirih. "Kakak kenapa mau menolongku?"
Cassie melirik sejenak. "Sudah aku bilang enggak ada yang gratis. Aku menolongmu karena ada yang ingin aku tanyakan."
"Kakak mau nanya apa?"
"Aku mau tahu kenapa kamu dikejar oleh mereka." Cassie menolehkan kepalanya, melihat sebuah mobil hitam yang mengejar di belakang. Gadis itu langsung mempercepat laju mobil.
Airi yang merasa aneh juga melihat ke belakang. Kedua matanya melotot lebar dan ketakutan kembali merayap ke dalam dadanya.
"Mereka mau menjualku." Saat itu air mata Airi segera mengalir dari kedua sudut matanya. Gadis muda itu menyekanya dengan frustasi.
"Tenanglah, aku akan menyelamatkanmu!"
Airi mengangguk, namun getaran di ponselnya memberikan firasat buruk. Dan benar saja saat ia membuka pesan itu. Tangannya menggenggam ponsel itu dengan erat.
"Kak, berhenti!"
Cassie yang mendengar suara bergetar itu mau tidak mau kembali melirik ke kaca spion. Airi tampak frustasi di sana.
"Berhenti, Kak!"
"Kenapa?"
"Aku bilang berhenti!" Gadis itu memekik hingga Cassie tak punya pilihan lain. Saat mobil dihentikan, Airi langsung membuka pintu.
"Aku harap Kakak enggak mencari lebih jauh!" ujarnya sebelum meninggalkan mobil. Cassie menatap langkah gontai itu. Airi masuk ke mobil yang sejak tadi mengejar mereka. Meski tidak rela, ia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
"Tentu harus cari tahu. Aku pasti mati karena mengetahui sesuatu," gumam Cassie dengan wajah serius. Ia menatap mobil yang mulai melaju pergi itu dengan mata tajam.
.
.
.