Jodoh Ditangan Anakmu, PAK DUDA

*di ruangan Ricko.

Ricko yang sudah selesai meeting pun memasuki ruangannya dan duduk di kursinya. berbeda dengan Wida yang malah celingak celinguk melihat isi ruangan Ricko karena sepertinya ada yang kurang.

"tuan, apa tuan merasa ada yang kurang?" tanya Wida kepada tuannya.

Ricko yang juga bingung segera melihat kanan kiri ruangannya mengingat apa yang kurang sampai Ricko dan Wida saling pandang dan berteriak.

"Kembar Tiga!!" ujar Ricko dan Wida bersamaan.

"tuan kenapa bisa lupa sama anak lo sih" seru Wida menyalahkan Ricko

"enak saja! kau mau mati? lagian lu ga bilang sama gue" kesal Ricko.

"Loh itukan anak lo bukan anak gue" elak Wida.

"lo mau cari mati bantah gue?" gerutu Ricko yang nggak mau disalahkan.

"iya tuan maafkan saya" pinta Wida.

"emang lu yang salah" ucap Ricko enteng dan kembali santai duduk di kursi kerjanya.

Wida yang melihat tuannya santai padahal disini anaknya sendiri sedang hilang pergi entah kemana. lah ini? bisa bisanya Ricko santai saat mengetahui anaknya hilang.

"tuan kenapa tidak mencari anak tuan?" heran Wida.

"shit! gue lupa" jawab Ricko dan bergegas keluar mencari kembar tiga.

Wida hanya merasa aneh dengan tuan sekaligus sahabatnya itu. Wida menggelengkan kepalanya melihat bos sekaligus sahabatnya itu dan mulai membantu mencari keberadaan kembar tiga.

...°°°...

*di taman kantor.

Leksa yang masih setia menemani kembar tiga sedang bercerita dengan riang. kembar tiga yang juga baru terlihat dekat dengan seseorang merasa sangat nyaman.

"dimana orang tua kalian? kok kalian bisa kesini" tanya Leksa kepada kembar tiga.

"tadi kita pulang sekolah telus ikut papa kesini kalena tidak ada waktu tante" jelas Alva yang masih bergelayut manja pada pangkuan Leksa.

"oh gitu ya," Leksa hanya manggut manggut mendengar penuturan Alva.

"mamah kalian emang tidak ada dirumah? tanya leksa

"mamah sudah pelgi ke sulga tante, kata papah mamah pelgi saat kita dilahilkan" jelas Avan sang anak pertama.

"makanya kita hanya dilawat sama papah dan bebi sistel" potong Aven.

"oh maafin tante ya, tante gatau" pinta Leksa

Leksa sengaja meninggalkan pekerjaannya dan menunggu kembar tiga bertemu dengan papanya karena kembar tiga yang lupa dengan ruangan papanya. lagipula Leksa juga sudah ngebut ngerjainnya tadi jadi sisa sedikit pekerjaannya.

"tante antelin Alva jalan jalan ya?" pinta Alva pada Leksa.

"enak saja kita juga mau jalan jalan sama tante bukan alva saja" gerutu Aven anak kedua.

"tante kalo Avan udah besal nanti tante nikahnya sama Avan ya?" seru avan yang membuat Leksa gemas dengan mereka bertiga.

"makanya buruan besar dan jadi anak pinter oke?" seru Leksa.

"oke tante" jawaban serempak Kembar tiga.

Leksa pun akhirnya membawa kembar tiga berjalan jalan menelusuri kantor bahkan sampai orang kantor mengira jika Leksa merupakan ibu dari tiga anak tersebut.

dengan Alva yang berada di gendongan Leksa dan tangan kiri yang digandeng oleh Avan dan Aven yang menggandeng baju sebelah kanan Leksa karena tangannya dibuat menompa tubuh Alva yang berada di gendongannya.

...°°°...

Ricko yang mencari kembar tiga di setiap kantor namun hasilnya nihil. Ricko gelisah sembari membentakki Wida yang ada di belakangnya.

"kenapa tuan tidak lihat CCTV saja?" usul Wida yang mendapat pukulan di lengannya.

"kenapa lo nggak bilang daritadi" kesal Ricko.

"lah kan tuan nggak nanya" jawab enteng Wida.

"lo mau mati?" gertak Ricko.

"nggak tuan, sudah kita keruang CCTV saja" ujar Wida.

"emang iya kita mau kesana" ujar Ricko meninggalkan Wida.

'lo yang sebenarnya bodoh tun karena kenapa tuan tidak berencana sendiri untuk keruang cctv? hish punya sahabat kok gini amat' batin Wida di dalam hatinya merutuki kebodohan tuannya sekaligus sahabatnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

😘😘😘