Wajib baca Novel Tawanan Dua Mafia.
Helena harus berjuang saat pria paling dicintainya dinyatakan tewas dalam pertempuran. Satu persatu orang yang disayangi Helena haeus tewas di depan matanya.
Helena harus tetap bertahan di saat situasi dan kondisi tidak lagi menguntungkan baginya.
Akankah Helena berhasil mengalahkan musuh yang tidak lain adalah sepupu suaminya sendiri?
"Strike, kau harus tetap hidup."
"Pergi, Nona. Pergi. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda lagi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35
Ben muncul dan menunduk hormat di depan Jason. Wajah pria itu terlihat serius. Pakaiannya dipenuhi darah.
Ternyata malam ini pesawat Jason baru akan berangkat. Dia tidak tega melihat Helena menangis di pemakaman jadi memutuskan pergi ke bandara. Duduk di dalam pesawat sambil menunggu penerbangan.
Ben juga bersama dengannya. Mereka memilih untuk mengobrol. Membahas masalah ROC Group.
Malam ini Helena juga akan kembali ke Rio. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Jason. Sayangnya musuh bergerak lebih cepat. Saat Jason lengah, mereka berhasil mengalahkan Strike.
Seseorang menghubungi Ben dan memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak mau Jason kembali turun tangan dan membatalkan keinginannya untuk kembali ke Sisilia, akhirnya Ben pergi sendiri. Pria itu kaget melihat Strike sudah tergeletak di tengah jalan. Helena menghilang. Dia dan anggotanya datang terlambat.
"Nona Helena berhasil ditangkap oleh Robert, Tuan."
Jason kaget bukan main mendengarnya. Dia sampai beranjak dari duduknya. "Bagaimana dengan Strike."
"Dia masih belum sadarkan diri. Sepertinya Robert muncul dengan segudang pasukan dan senjata lengkap. Keadaan Strike cukup kritis saat ini, Tuan. Dia dikeroyok," jelas Ben dengan wajah menyesal. Andai saja dia datang lebih awal.
"Panggil dokter terbaik untuk menyelamatkan nyawanya. Malam ini kita gerak mencari Helena. Kirim Strike ke Sisilia. Persiapkan dokter terbaik untuk merawatnya secara khusus. Pastikan dia tidak tewas!" perintah Jason dengan panik.
"Baik, Tuan. Lalu, apa langkah yang akan kita ambil, Tuan?"
Jason diam sejenak dengan wajah yang serius. "Kemana bajingan itu membawa Helena?"
"Mereka kembali ke Paris, Tuan."
"Ben, pastikan kita memasukkan orang kita ke sana sebelum Robert tiba."
"Baik, Tuan."
Jason mengepal kuat tangannya. Mendengar kabar kalau Helena sudah ada di genggaman Robert membuatnya tidak bisa tenang lagi. Seandainya saja Strike tidak salah paham dan mereka bisa bekerja sama. Mungkin kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi.
***
Dua jam kemudian, pesawat pribadi milik Robert telah tiba di Paris. Pria itu masih dengan setia menggandeng pinggang Helena. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam tapi tidak menjadi halangan bagi Robert untuk bersenang-senang dengan Helena.
Robert membawa Helena menuju ke hotel yang ada di Paris. Sejak turun dari pesawat, Helena tidak lagi melihat Clara. Entah dimana wanita itu saat ini. Yang pasti Helena sangat yakin kalau Robert pasti akan menuruti semua permintaannya. Termasuk menyiksa dan membunuh Clara di depan matanya.
"Helena, kau tidak perlu berpura-pura. Aku tahu kau sudah cinta mati sama Aberzio. Kau tidak akan semudah itu membuka hatimu untuk namaku."
Helena hanya diam saja. Dia memandang keluar jendela sambil memikirkan perkataan Robert. Apa benar suaminya sudah tewas. Tubuhnya terbakar hingga tidak meninggalkan jejak sedikitpun.
"Helena, aku berubah jahat karenamu. Kau telah mengkhianatiku." Robert kembali bersuara. Dia memandang ke arah Helena. "Aku juga bisa baik seperti Aberzio. Asalkan kau mau menemaniku."
Helena masih diam. Dia tidak mau mengeluarkan suara sedikitpun.
Robert juga tidak mau menyakiti Helena. Dia lebih memilih bersandar dengan mata terpejam. Sampai nanti mobil yang mereka tumpangi tiba di tempat tujuan.
***
Robert membawa Helena menginap di salah satu kamar terbaik yang ada di hotel berbintang di kota Paris. Kamarnya luas dan cukup nyaman untuk bersenang-senang dengan Helena malam ini. Tangan kekar Robert terus saja menggandeng pinggang Helena yang ramping. Sepertinya pria itu tidak mau Helena kabur lagi darinya.
"Lumayan," ucap Helena saat pertama kali melihat kamar mewah didepannya.
"Kita akan bersenang-senang sampai pagi," bisik Robert dengan suara yang begitu berat. Pria itu seperti sudah tidak sabar. Kini wanita yang sejak 10 tahun lalu menolaknya ada dihadapannya. Akan menyerah padanya.
"Aku mau mandi." Helena melangkah dengan anggun menuju ke arah kamar mandi. Sambil berjalan wanita itu melepas satu persatu pakaiannya hingga memperlihatkan tubuhnya yang molek.
Robert menarik sudut bibirnya. Pria itu berjalan ke arah tempat tidur. Dia memainkan ponselnya untuk memeriksa hasil kerja bawahannya.
Di dalam kamar mandi, Helena masuk ke dalam bak mandi yang sudah dipenuhi dengan busa. Wanita itu memejamkan mata. Dia sangat menikmati aroma terapi dari lilin yang terpasang di dekat bak mandi. Perpaduan antara aroma kelopak bunga mawar dan sabun beraroma buah membuat kepala Helena yang sempat pusing terasa jauh lebih baik. Helena mencari posisi nyamannya.
Perlahan air mata menetes membasahi pipinya. Helena berusaha tetap tenang. Apa benar keputusan yang dia ambil saat ini sudah tepat? Bagaimana kalau ternyata Aberzio masih hidup. Pria itu pasti akan sangat kecewa mengetahui Helena sudah tadi dengan Robert.
"Aku harus kuat. Clara harus mati. Hanya ini satu-satunya cara agar tidak jatuh korban lagi. Aku tidak mau ada yang melindungiku. Kali ini aku harus berkorban sendirian," gumam Helena di dalam hati.
Saat pintu terbuka, wanita itu menyunggingkan senyuman tipis. Kedua matanya masih terpejam. "Aku masih mandi, Robert."
"Cepat pakai bajumu, Helena."
Helena kaget bukan main mendengar suara Jason di dekatnya. Wanita itu membuka matanya dan memandang ke depan. Tatapannya terlihat tidak percaya melihat Jason kini berdiri dihadapannya. Wanita itu langsung berdiri tanpa peduli dengan tubuhnya yang tidak berbusana dan hanya tertutup oleh busa sabun saja.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Helena kaget.
Jason mengambil handuk dan melemparkannya ke wajah Helena. Pria itu cukup geram melihat kelakuan Helena malam ini. "Mencegahmu menjadi jalang yang begitu menjijikkan Helena!"
Helena segera memakai handuknya. Dia menerobos keluar meninggalkan kamar mandi. Terlihat tubuh Robert sedang tergeletak di atas tempat tidur. Entah apa yang sudah dilakukan Jason hingga pria licik itu tidak lagi sadarkan diri.
"Pakai bajumu." Jason yang masih terlihat emosi melemparkan paper bag berisi baju ganti ke arah Helena. Pria itu lalu berputar agar tidak melihat ketika Helena berganti pakaian.
Helena menghela napas kasar. Dia segera memakai satu persatu pakaian yang diberikan Jason. Saat ingin menyisir rambutnya di depan cermin, Jason segera menarik tangan wanita itu untuk membawanya pergi.
"Jangan mengulur waktu, Helena."
***
Jason menyeret Helena dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil itu sudah ada Ben yang siap mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi. Mereka harus pergi sejauh mungkin sebelum anak buah Robert menyadarinya.
Helena melirik tajam ke arah Jason sejenak sebelum masuk ke dalam mobil. Jason juga masuk setelahnya. Ben menginjak gas hingga mobil itu meluncur dengan cepat. Bahkan Jason mempersiapkan mobil anti peluru dan tahan ledakan demi untuk menyelamatkan Helena.
"Kau gila, Helena. Gila. Kau benar-benar tidak waras." Jason memegang tangan Helena dan menatapnya dengan penuh amarah. "Kau menyerahkan tubuhmu demi mendapatkan apa? Kematian Clara? Lalu, setelah kau berhasil mendapatkan semuanya apa Aberzio hidup lagi?"
Helena memandang ke arah Jason dengan mata yang lelah. "Aku kehilangan Aberzio, Clous dan Cindy. Tadi aku kehilangan Strike juga. Aku bisa apa, Jason? Aku tidak lagi memikirkan soal harga diri. Yang ada dipikiranku hanya kematian orang yang sudah membunuh mereka."
"Tapi cara yang kau gunakan salah, Helena. Kau juga bisa mati terbunuh setelah ini." Jason merendahkan nada bicaranya.
"Aku tidak peduli lagi dengan hidupku." Kedua mata Helena kembali berkaca-kaca.
"Helena!" Jason kembali kesal mendengarnya.
"Aku tidak mau hidup sendirian," sambung Helena.
Jason memegang kedua lengan Helena. Menatapnya dengan begitu kecewa. "Lalu bagaimana denganku? Aku masih hidup. Kenapa kau tidak memintaku untuk membunuhnya? Kenapa Helena? Kau memintaku pergi. Tapi kau sendiri menyerahkan diri kepada Robert."
Helena memalingkan wajahnya lagi. "Mereka bertiga mati karena melindungiku. Aku tidak mau hal itu terjadi pada hidupmu."
"Mereka mati karena memang sudah takdir, Helena. Bukan karena melindungimu!" teriak Jason semakin frustasi. Pria itu berusaha mengatur napasnya. Dia menarik tubuh Helena dan memeluknya.
"Astaga, Helena. Dari semua daftar orang yang mati, kenapa tidak aku saja yang ada di sana? Kenapa harus mereka? Kalau saja aku tahu malam itu Aberzio akan melakukan penyerangan dan dia akan tewas, aku akan pergi untuk membantunya.
Aku tidak sanggup melihatmu seperti ini. Aku hanya ingin kau bahagia Helena. Tolong jangan seperti ini. Aku sudah merelakanmu. Aku berdoa agar kau bisa menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.
Tapi sekarang apa yang aku lihat? Kau menangis. Kau menderita. Rasanya jauh lebih sakit melihatmu seperti ini dibandingkan rasa sakit ketika kau memutuskan untuk memilihnya."
Buliran air mata mulai menetes membasahi wajah Helena. Wanita itu memejamkan matanya. Dia juga sangat lelah. Bahkan tidak lagi peduli dengan keselamatan bayi di dalam kandungannya.
"Aku mencintaimu, Helena. Melihatmu menderita membuatku menderita. Percayakan semuanya padaku. Biar aku yang menghabisi mereka semua. Clara, Robert. Sekarang mereka menjadi urusanku.
Pikirkan anak yang ada di dalam kandunganmu. Aberzio juga akan marah jika melihatmu seperti ini. Daripada kau harus menyerahkan tubuhmu secara cuma-cuma seperti itu, lebih baik kau jadi istriku saja."
"Jason," sahut Helena. "Jangan korbankan dirimu lebih jauh. Aku sudah cukup parah menyakitimu."
"Jika aku berhasil membunuh Robert dan Clara. Aku akan benar-benar menikahimu." Jason kembali bersuara.
"Aberzio. Apa dia sudah benar-benar tidak ada lagi di dunia ini?" lirih Helena. Wanita itu menangis sejadi-jadinya. Dia tidak sanggup jika Aberzio benar-benar tewas bersama dengan kembaran Robert. "Aberzio sudah tidak ada. Dia sudah tewas, Jason. Aku telah kehilangan pria yang sangat aku cintai. Robert pelakunya."
Jason hanya diam saja. Dia sendiri juga tidak tahu apa Aberzio benar-benar sudah tewas atau masih hidup saat ini. Satu hal yang pasti. Dia akan segera menikahi Helena dan menjaga wanita itu dengan baik. Tidak peduli Helena siap atau tidak.
"Robert memiliki kembaran." Helena mengangkat kepalanya. Menatap wajah Jason dengan serius. Air mata menetes semakin deras. Dia meremas kemeja Jason. Meluapkan kesedihannya kepada Jason. "Aberzio tewas bersama dengan kembaran Robert."
Jason mengernyitkan dahinya. "Kau yakin?"
"Tadi Robert sempat menceritakan semuanya padaku saat aku setuju untuk...."
Helena menahan kalimatnya. "Melayaninya."
Jason menarik hidung Helena. Pria itu mengecup pucuk kepalanya. "Kemarilah. Sekarang tidur yang nyenyak. Aku akan menemanimu. Sudah cukup perjuanganmu, Helena. Sekarang serahkan semuanya padaku. Jadilah good girl. Aku menyayangimu."
Ben melirik melalui spion. Pria itu kembali fokus dengan laju mobilnya. Sedangkan Jason sudah berhasil membuat Helena tidak sadarkan diri. Jason punya rencana sendiri untuk melindungi Helena.
"Apa pesawat sudah siap?"
"Sudah, Tuan. Kita akan segera tiba di Sisilia."
Jason mengusap pipi Helena. Kedua matanya berkaca-kaca melihat penampilan Helena yang sekarang.
"Sudah lama aku tidak melihatmu tersenyum lagi, Helena. Aku janji akan mengembalikan senyummu yang sempat hilang itu. Kau harus bahagia. Apapun keadaannya kau harus bahagia. Aku bersumpah akan membuatmu kembali bahagia."
kenapa harus dirahasiakan dr helena
klo jason tdk seposesif robert
🫂🫂🫂helena km pasti bisa jgn menyerah dulu...tunggulah aberzio kembali
jangan dulu jatuh ke pria lain mending jadi single mom aja sembari ngumpulin kekuatan n strategi baru king tiger yg udah bercerai berai ulah si clara..
emang selalu ada kejutan distiap novel²nya kak sis😲😯
klo aberzio beneran mati nasib helena y jadi tahanan berstts istri robert😭
jgn sampe jjson juga dilenyapkan si robert
jeson ben kalian dimana😭