NovelToon NovelToon
Dear, My Heartbeat

Dear, My Heartbeat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers / Careerlit / Light Novel
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

“Lo cantik banget, sumpah,” bisiknya. “Gue gak bisa berhenti mikirin lo. Pingin banget lakuin ini sama lo. Padahal gue tahu, gue gak seharusnya kayak gini.”

Tangan gue masih main-main di perutnya yang berotot itu. “Kenapa lo merasa gak boleh lakuin itu sama gue?”

Dia kelihatan kayak lagi disiksa batin gara-gara pertanyaan itu. “Kayak yang udah gue bilang ... gue gak ngambil apa yang bukan milik gue.”

Tiba-tiba perutnya bunyi kencang di bawah tangan gue, dan kita berdua ketawa.

“Oke. Kita stop di sini dulu. Itu tadi cuma ciuman. Sekarang gue kasih makan lo, terus lo bisa kasih tahu gue alasan kenapa kita gak boleh ciuman lagi.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apartemen

“Gue kuliah empat tahun, balik ke rumah, buka bisnis, kerja setiap hari. Gue aja tinggal di apartemen kecil di atas kafe ini, mengerjakan semuanya sendirian. Tapi tetap saja ada orang yang benci sama gue cuma karena keluarga gue punya duit? Nauru, mampus aja lo! Gue bahkan nggak pernah nge-judge dia. Dia nggak tahu apa-apa soal hidup gue. Kita bahkan nggak pernah ngobrol juga sebelumnya.”

“Lo benar banget, sih. Dia memang brengsek. Tapi serius, si brengsek yang cakep, ya?”

“Gue nggak peduli muka dia kayak gimana. Tetap saja brengsek. Lagian, gue juga hampir nggak merhatiin.”

Gue cuma berharap dia kapok buat nongol di tempat ini. Nggak butuh cowok kayak dia di kafe gue.

Gue memutar badan, lihat Lokkie yang masih ngakak karena omongan gue barusan.

“Bahkan kalau gue ditutup matanya, kepala dia dibungkus karung, gue tetap tahu dia cakep.”

Gue mendesah, “Terserah deh. Gue mau lanjut kerja.”

Hari ini lumayan ramai. Kafe lagi padat banget, dan gue harus mengerjakan banyak pesanan malam ini. Stok bahan malah hampir habis lebih cepat dari perkiraan.

“Tuh kan, si jenius mulai muncul. Gelar lo tuh kelihatan banget sekarang,” kata Lokkie sambil ketawa, peluk gue sebentar, terus mencomot satu biskuit sebelum cabut.

Setelah beres-beres, gue naik ke apartemen di lantai atas. Kecil sih, cuma satu kamar, tapi desain dan dekorasinya gue pilih sendiri, sama kayak kafe. Dan gue suka banget semuanya.

Dari kecil, gue sudah sering dengar kakek sama bokap membicarakan properti. Tentang kerja keras, bangun sesuatu dari nol. Kakek gue orang politik, bokap punya perusahaan investasi. Jadi, dari dulu gue sudah dicekoki soal etos kerja.

Iya, gue sadar hidup gue nggak kayak orang lain. Gue punya trust fund yang lumayan, dan sebagian gue pakai buat beli gedung ini, buat bisnis sama tempat tinggal.

Di gedung ini masih ada satu unit toko lagi di sebelah kafe, tapi gue belum memutuskan mau diapain. Pasar properti di Royale Blossom lagi naik banget, apalagi di pusat kota. Gue bakal nunggu, lihat perkembangan kafe. Kalau lancar, bisa gue ekspansi. Kalau enggak, ya gue sewain saja buat bisnis lain.

Aksen emas di pegangan lemari sama jendela besar bikin ruangan terang banget waktu siang hari. Kecil, tapi nyaman. Dan yang paling penting, ini punya gue.

Nyokap gue hampir kena serangan jantung pas tahu gue tinggal di atas kafe. Bokap nyokap sempat nawari untuk membelikan rumah buat hadiah wisuda, tapi gue nolak. Gue pengen pakai duit dari trust fund gue sendiri dan bikin duit itu bekerja buat gue.

teman-teman gue yang sama-sama dari keluarga tajir? Mereka habiskan bulan-bulan pasca wisuda keliling Eropa.

Gue?

Gue di sini, mengurusi rencana bisnis sama renovasi gedung. Gue memang bukan tipe cewek glamour.

Iya, gue suka barang bagus, suka barang mahal. Tapi gue juga kerja keras. Gue kerja part-time waktu kuliah, dan senang banget bisa punya duit sendiri.

Tapi orang-orang selalu mikir gue dapet semuanya cuma-cuma.

Pas gue diterima di kampus paling top di negeri ini, banyak yang nyinyir, bilang itu pasti karena koneksi kakek. Kalau mereka tahu gue dapet beasiswa full empat tahun, pasti dibilang sombong. Jadi ya, gue diam saja.

Tapi gue tahu seberapa keras gue belajar dari SMA. Dan itu kebawa sampai kuliah.

Gue pengen punya nama sendiri. Nggak mau terus di bawah bayang-bayang keluarga. Gue pengen buktiin, gue pantas dapet semua ini.

Keluarga gue sudah banyak kena badai, dan gue cuma pingin bikin mereka bangga.

Backsplash keramik warna-warni bikin dapur kecil ini punya karakter. Kulkas biru muda yang imut banget pas buat ukuran ruangannya. Dapurnya gaya rustic, tempat gue makan tiap hari.

Di ruang tamu yang nyambung sama dapur, ada sofa putih, bantal empuk, selimut pink yang gue lempar di sandarannya. Biar makin terang dan lapang, gue pasang tirai roman putih. Kamar tidur sama kamar mandi juga punya vibe yang sama. Gue menyebutnya French farmhouse.

Apartemen ini kecil, nggak ada halaman, tapi ini milik gue. 80 meter persegi cukup lah buat sekarang.

Gue jatuh ke sofa, buang napas panjang. Dalam hati, gue menghayal jadi cewek desa. Mimpi suatu hari punya peternakan, lengkap sama kuda-kuda. Tapi buat sekarang? Fokus gue cuma satu, kerja keras.

Tiba-tiba suara tawa dari jalan bikin gue nengok ke jendela. Nauru baru keluar dari gym, menggandeng anak kecil umur lima-enam tahunan.

Bocah itu pakai jaket kulit, rambut disisir ke belakang, matanya nempel terus ke Nauru.

Terus, Nauru senyum.

Gue reflek menahan napas.

Ya Tuhan.

Cowok ini gila sih, seganteng itu.

Sayangnya, dia tetap brengsek.

Dan dia bisa senyum begitu ke bocah, berarti nggak benci-benci amat dong sama orang. Itu anaknya bukan, ya?

Bisa saja sih. Gue dua puluh dua tahun, dan kayaknya dia lebih tua satu atau dua tahun dari gue. Jadi siapa tahu, dia sudah punya keluarga yang gue nggak tahu.

Gue balik badan, rebahan di sofa saat HP gue getar. Chat masuk dari kakak gue.

...📩...

^^^Caspian: Kangen lo. Gue udah balik ke kota, tapi jangan kasih tahu nyokap bokap dulu. Makan bareng yuk?^^^

Mata gue langsung panas. Jari masih menempel di layar. Caspian dulu kakak terbaik gue, terus berubah. Gue kangen banget.

Setelah beberapa kali dia masuk rehab, gue sudah nggak mau naruh ekspektasi tinggi. Bokap nyokap sudah angkat tangan sejak kejadian setahun lalu.

Kakek masih mau bayarin rehab dia. Cuma gue dan kakek yang masih percaya, nggak boleh nyerah. Karena kalau semua ninggalin dia, dia juga bakal ninggalin dirinya sendiri.

Gue: Fix, gue juga kangen lo. Ketemu di Star Goose, gimana?

Star Goose itu restoran langganan dari kecil. Gue dan Caspian suka banget milkshake sama kentang gorengnya.

^^^Caspian: Gue nggak mau Mama Papa tahu gue di sini. Tapi gue pengen lihat tempat baru lo, bisnis sama apartemen lo. Itu alasan gue balik. Gue bangga sama lo. Gimana kalau kita take away aja?^^^

Gue langsung usap air mata yang turun. Setelah bertahun-tahun kehilangan kakak gue, kadang masih ada momen kecil yang bikin dia terasa masih ada. Dan gue bersyukur buat itu.

Gue: Ide bagus. Sampai ketemu, ya.

1
Verro
Luar biasa.
nuna
yaaa kalian mulai dekat kan
nuna
modus bgt si
nuna
ketemu Nauru lg dah
nuna
pdahal yg ngerusk anaknya sendiri /Awkward/
nuna
si bocil ni kyknya gemesin bgt
nuna
wkwk
nuna
tuh kan
nuna
Ailsa diperkosa y
nuna
calon mamamu juga tu Ailsa wkwk
nuna
haaaha/Grin/
nuna
Masi g ngrti deh. bukanya Batari keluarga baik ya?
erik
bgus
Yuliana Purnomo
lanjut
Yuliana Purnomo
👍👍👍👍
Yuliana Purnomo
kayaknya perjalanan cinta kalian banyak rintangan nya deh
Yuliana Purnomo
pasti Jully,,alasan Ailsa belajar boxing
Yuliana Purnomo
hemmm mulaii membangun kedekatan Beans dn Nauru
Yuliana Purnomo
semangat rabbit boy
Yuliana Purnomo
pasti yg dtng Beans
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!