NovelToon NovelToon
Pelacur Milik Sang CEO

Pelacur Milik Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Mengubah Takdir
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: lestari sipayung

Ayla, pegawai biasa yang diangkat menjadi resepsionis di perusahaan terkenal, terpaksa menjadi wanita malam demi biaya pengobatan adiknya. Di malam pertamanya, ia harus melayani pria yang tak disangka—bosnya sendiri. Berbeda penampilan, sang CEO tak mengenalinya, tapi justru terobsesi. Saat hidup Ayla mulai membaik dan ia berhenti dari pekerjaan gelapnya, sang bos justru terus mencari wanita misterius yang pernah bersamanya—tanpa tahu wanita itu ada di dekatnya setiap hari. Namun, skandal tersebut juga mengakibatkan Hana hamil anak bosnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lestari sipayung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengundurkan Diri

“Maafkan kakak, Arya…” bisiknya. “Kakak tahu… kakak salah. Kakak tahu kakak kotor. Tapi… semua itu kakak lakukan karena keadaan. Bukan karena kakak ingin...”

Ia menangis lebih keras, tubuhnya terasa lemas di hadapan adiknya. Ia tidak tahu apa yang kini dirasakan oleh Arya—marah, jijik, kecewa, mungkin juga semua itu bersatu. Tapi satu hal yang pasti, ia tidak bisa lari dari kenyataan lagi. Semua luka itu telah terbuka. Kini, tinggal Arya—apakah ia masih akan menerima kakaknya yang telah ternoda oleh kenyataan yang begitu kejam.

Arya hanya diam. Tak satu pun kata yang sanggup keluar dari mulutnya. Air matanya jatuh begitu saja, membasahi pipinya yang pucat. Napasnya tercekat, seolah dadanya menahan sesak yang luar biasa.

“Kakak lakuin itu… buat pengobatan Arya, kan?” tanyanya akhirnya, pelan, nyaris seperti bisikan yang dipaksa keluar dari tenggorokan yang tercekat. Matanya menatap Ayla nanar, tak sanggup menyembunyikan luka yang baru saja terbuka. “Jadi… kakak mengorbankan harga diri kakak, tubuh kakak, semua itu… demi Arya?”

Suara Arya bergetar, dan kalimat itu menggema di antara mereka seperti hujan yang mengguyur luka yang sudah basah. Hatinya tercabik. Dulu ia selalu berpikir, kakaknya mendapatkan uang dari kerja lembur atau tambahan di kantor. Ia tak pernah menyangka di balik semua kebaikan Ayla, tersembunyi perjuangan yang begitu menyakitkan.

Sungguh, andai sejak awal Arya tahu bahwa kakaknya mendapat uang untuk pengobatannya dengan cara seperti itu—dengan menjual harga diri dan bahkan sampai hamil—maka lebih baik ia tak pernah menerima bantuan itu. Lebih baik ia mati saja.

“Hiks… hiks… maafin Arya, Kak…” isaknya. “Semua ini salah Arya. Kalau Arya nggak sakit, kakak pasti nggak akan pernah melakukan pekerjaan seperti itu…”

Tanpa pikir panjang, Arya langsung bersimpuh di kaki Ayla. Ia menangis sejadi-jadinya, mencium kaki kakaknya dengan rasa bersalah yang membakar seluruh dadanya. Ia merasa kotor, hina, tak pantas menerima semua pengorbanan yang telah dilakukan Ayla demi dirinya.

Ayla menggeleng lemah, matanya sembab, wajahnya penuh air mata. Tangisnya tak juga reda. Ia ingin mengatakan bahwa ini bukan salah siapa-siapa. Tapi terlalu banyak luka, terlalu banyak penyesalan yang sudah telanjur mereka alami. Satu-satunya yang bisa mereka lakukan sekarang hanyalah saling menguatkan, agar tak hancur lebih dalam.

Pagi harinya terasa begitu berat, seperti langit yang enggan bersinar. Udara dingin menyelimuti pagi itu, membuat segalanya terasa lebih sunyi dan kelabu dari biasanya. Bagi dua saudara kandung ini, pagi itu bukan sekadar pergantian hari, tapi awal dari keputusan besar yang akan mengubah hidup mereka.

Ayla sudah siap dengan pakaian kantornya. Namun kali ini bukan untuk kembali bekerja atau menata berkas-berkas seperti biasa. Tangannya menggenggam erat selembar surat putih yang ia cetak sendiri semalam, surat yang berisi pengunduran dirinya dari perusahaan, dari pekerjaan, dan dari kehidupan kelam yang telah mencabik masa mudanya.

Ia sudah memberi tahu Arya tentang keputusannya malam tadi. Arya mendengarnya dalam diam, meskipun hatinya masih belum sepenuhnya bisa menerima. Namun jika itu yang diinginkan Ayla, ia tak bisa menghalangi.

“Kakak yakin… akan mengundurkan diri?” tanya Arya pelan. Matanya belum kering benar, suaranya masih berat karena sisa tangisan semalam. Ia tahu segalanya kini. Ia tahu bahwa pria yang selama ini dilayani kakaknya hanya satu. Dan pria itu adalah bosnya sendiri—orang yang kini diduga kuat sebagai ayah dari anak yang dikandung kakaknya.

Ayla menatap adiknya, tersenyum tipis—senyum yang pahit, namun tegar. “Kakak yakin, Arya. Kakak sudah terlalu lama bertahan di tempat yang salah. Setelah ini… kita akan kembali ke kota tempat nenek. Kita mulai semuanya dari awal. Dari nol.”

Arya menunduk. Hatinya kembali bergemuruh. Rasa bersalah itu belum hilang, justru semakin mengakar.

“Kamu tunggu di rumah, ya. Persiapkan barang-barang kita. Kakak akan menyerahkan surat ini lalu kembali. Setelah itu… kita pergi,” lanjut Ayla sambil membelai kepala Arya dengan lembut.

Arya hanya bisa mengangguk, meski matanya kembali memanas. Ia menatap kakaknya, penuh rasa kagum dan perih. Karena dirinya, begitu banyak hal harus dikorbankan oleh kakaknya—termasuk masa depan dan hidupnya sendiri. Namun, meski begitu hancur, Ayla tetap berdiri sebagai sosok pelindung, satu-satunya cahaya dalam hidup Arya.

Dan pagi itu, dengan langkah penuh luka, Ayla pergi membawa selembar surat putih—tanda dari keberanian untuk memulai hidup baru, dan meninggalkan kelam yang telah terlalu lama mengikatnya.

1
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
Maisya
lanjut kak
Maisya
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!