TAMAT!!!
Duaaarrrrr!
Suara petir tiba-tiba bergelegar seolah menggetarkan seluruh jagat raya, seketika itu juga Cara berteriak dan merasakan tubuhnya semakin bergetar.
Cara sangat tidak menyukai hujan, terlebih angin dan petir, entah mengapa setiap kali dirinya mendengar suara petir tubuhnya reflek langsung bergetar, jantung nya berdebar begitu kencang dengan napas yang memburu.
"Mamiiii!" Teriak Cara dan langsung menutup kedua telinganya sambil menekuk kaki nya ke kursi.
Mobil segera berhenti menepi dan reflek tubuh Cara langsung di tarik dan di dekap oleh cowok tersebut. Hangat dan nyaman, itulah yang Cara rasakan.
"Sssttthhh i'm here," bisik nya di telinga Cara seketika membuat air mata Cara menetes.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Mall
Seperti kemauan sang Ratu semalam, hari ini sepulang sekolah ia dan twin J dan Felly tentunya langsung melaju menuju pusat perbelanjaan.
"Fell, kalau di antara dua kunyuk nih pake baju sama dan gaya rambut sama. Kira-kira lo bisa bedain gak?" tanya Cara, saat ini mereka tengah menikmati makan siang sebelum akhirnya berbelanja.
"Bisa lah," kata Felly santai.
"Segitu yakin nya?" tanya Cara mengerutkan dahinya. Twin J kembar benar benar identik dan sangat sulit membedakan mereka.
"Javier itu senyumnya manis banget," kata Felly tersenyum sambil memegang tangan Javier membuat sang empunya terkekeh.
"Cih, gue juga manis Fell," ucap Javie mencibir.
"Iya lo manis Jav, tapi tetap saja di antara kalian berdua ada perbedaan nya," kata Felly.
"Apa?" tanya Javie.
"Mata Javier itu kalau lihat gue isinya C I N T A," ucap Felly tersenyum bahagia. "Sedangkan elo isinya B aja," imbuhnya cuek.
"Ya iyalah, kalau gue natap lo juga penuh cinta yang ada gue di gorok sama dia!" saut Javie kesal membuat Cara dan Javier tertawa terbahak bahak.
"Oh ya Ra, lo tadi di lorong sama Satria ngapain deh?" tanya Felly penuh selidik.
"Pamitan doang," jawab Cara santai.
"Pamitan kenapa? emang lo mau perang?" cibir Felly.
"Kaya lo aja sih setiap kali mau pergi pasti izin ke kunyuk, dan begitupun gue!" kata Cara membuat Felly seketika tersedak minumannya.
Uhukkk hukkk uhukk.
"Lo sama dia udah jadian?" tanya Felly penuh selidik.
"Udah, kemaren pulang sekolah di parkiran!" jawab Cara santuy.
"Njirr gercep juga dia," kata Felly kagum.
"Bukan dia yang gercep, tapi gue," ucap Cara tersenyum bangga seolah apa yang ia lalui adalah suatu prestasi.
"Maksud lo?" tanya Javier.
"Jangan bilang kalau lo nembak duluan?" seloroh Felly dan langsung mendapat anggukan kepala oleh Cara.
"Astaga Queen, lo itu cewek ya kali lo nembak duluan! gak gentle banget itu cowok!" saut Javie tak habis pikir.
"Gak ada larangannya kok cewek atau cowok duluan, yang penting sekarang status gue udah gak JONES!" kata Cara cuek.
"Tapi ngomong ngomong siapa Satria? anak mana? ganteng gak? sama gue gantengan mana?" tanya Javie beruntun.
"Satria, dia anak baru di Cempaka Putih, bahkan belum ada sebulan dia sekolah di sana," kata Cara terkekeh sendiri.
"WHAT!" pekik Javie begitu terkejut. "Jadi lo skaa dia belom lama kenal? lo gila Ra! astaga bagaimana kalau abang tau?" kata Javie semakin frustasi.
"Ya jangan sampai tau lah, gitu aja repot," ucap Cara.
Sedangkan Javier dan Felly hanya diam dan saling berbicara menggunakan isyarat matanya. Tentu saja mereka sudah tau siapa Satria sebenarnya, makanya ia tidak kaget bila Cara dekat dan pacaran dengannya. Namun, ia sedikit takut bila suatu saat nanti ingatan Cara kembali dan ia malah akan membenci Satria.
"Kenapa kalian berdua diem aja?" tanya Javie penuh selidik.
"Hem gimana kalau kita lanjut main sama nonton, baru abis itu belanja?" tanya Felly mengalihkan mengalihkan pembicaraan.
"Kuy lah, kita tinggalkan para bodyguard," kata Cara langsung beranjak dan menggandeng lengan Felly dan pergi lebih dulu.
"Sepertinya lo tau apa yang gak gue tau tentang Caramel," ucap Javie dingin membuat Javier langsung menghela napasnya dengan berat.
"Dia Saka," kata Javier pelan membuat Javie langsung menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Sudahlah, gue yakin Saka punya caranya sendiri untuk menangani masalah nya," kata Javier.
"Tapi bagaimana kalau ingatan Cara kembali?" tanya Javie.
"Kita lihat saja nanti," kata Javier lalu ia segera beranjak dari duduknya dan berjalan menyusul Cara dan Felly.