"Seharusnya dia adalah adik iparku! tapi kini malah menjadi istriku!" ABIAN NUGRAHA.
"Pria itu seharusnya menjadi kakak Iparku, tapi sekarang dia adalah suamiku!" MAHARAYA FADILLA.
bagaimana jadinya dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal namun tiba-tiba dinikahkan. semua itu bermula karena Andira Fadillah atau yang akrab di sapa Dira selaku kakak Maharaya atau Raya, kabur tepat di hari pernikahannya dengan seorang pria yang telah di jodohkan oleh orangtuanya bernama Abian Nugraha. Dira yang tiba-tiba saja menghilang saat akad akan di mulai membuat Ayah Faizal panik. karena insiden itu Ayah Faizal meminta Raya putri bungsunya yang masih duduk di bangku SMA kelas 12 itu untuk menjadi pengantin pengganti Kakaknya. Demi menjaga nama baik keluarga.
Bagaimana kah kelanjutan kisah keduanya. apakah mereka bisa saling menerima satu sama lain? dengan rentang usia yang lumayan jauh.
Yuk! ikuti kisah mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenShafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Mengobrol bersama Keluarga dengan di selingi obrolan mambahas seputar Mama Hesti dan saudaranya yang akan menjalankan ibadah Umrah yang akan berangkat esok hari.
Obrolan terus berlanjut sampai waktu makan malam tiba. Seluruh keluarga makan malam bersama dengan suasana kekeluargaan yang hangat. Raya menyukai keluarga barunya itu. Yang menurutnya sangat menyenangkan.
Tidak sulit baginya untuk dapat berinteraksi dengan orang baru. Karena pada dasarnya Raya memang memiliki karakter yang ramai dan pandai menempatkan dirinya dalam kondisi apapun.
Setelah makan malam selesai dan semuanya memutuskan untuk beristirahat begitupun dengan Abian yang mengajak istrinya menuju kamarnya.
"Ian! Ingat, pelan-pelan ya, dia masih bocil. Jangan sampai dia nangis karena kamu terlalu ganas! Ahahahaha!" Goda Aldo yang terbahak di akhir kalimatnya.
Sontak saja Abian langsung memelototi sepupunya yang iseng itu. Bisa-bisanya ia menggodanya di depan Raya. Beruntung istrinya itu masih begitu polos dan belum mengerti istilah-istilah yang menjurus ke sono. Ya, Kesono yang iyah-iyah!
"Asem! sepupu gak ada ahlak!" kesalnya yang di tanggapi dengan cengiran oleh Aldo.
"Hati-hati loh Ray!"
"Hati-hati kenapa kak?" Sahut Raya tidak mengerti.
"Hati-hati kamu di terkam predator entar!" sepupu Abian yang bernama Beni ikut-ikutan menggoda pengantin baru itu.
Abian semakin melotot kan matanya menatap Beni.
"Hah! Predator itu bukannya ada di....."
"Sudah Ya! Jangan dengarkan perkataan mereka. Mereka itu otaknya nggak ada yang beres! Yuk, naik!"
Abian segera mengajak Raya naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Sebelum para sepupu nya itu meracuni otak polos istrinya.
Abian mengangkat kepalan tinjunya di belakang punggungnya saat mendengar suara cekikikan dari para sepupunya yang usil itu.
"Silahkan masuk, ini kamar kita sekarang." Ucap Abian sembari membuka lebar pintu kamarnya. Yang berada di lantai dua.
"Terima kasih kak!" Raya memasuki kamar Abian dengan sedikit takut dan grogi tentunya. Ini pertama kalinya dirinya memasuki kamar seorang pria. Dan pria itu adalah suaminya.
"Sama-sama!" Abian ikut masuk kemudian menutup rapat pintu kamarnya.
"Baju kamu disini dulu ya, nanti kita beli lemari baru buat baju-baju kamu." Ucap Abian lagi seraya menarik koper Raya dan menyimpannya di depan lemari pakaiannya.
Raya yang sejak tadi mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan itu pun menoleh di mana Abian berada.
"Beli lemari baru? Memangnya lemari ini nggak muat ya buat baju aku kak?" Raya berucap sembari menghampiri Abian yang masih berdiri di depan lemari 4 pintu yang terbuat dari kayu jati itu. Dari tampilannya saja lemari itu sudah bisa di tebak jika nilainya tidaklah murah.
Lemari pakaian yang memiliki ukiran-ukiran tangan yang rapi semakin menambah kesan estetik dengan kualitas premium.
"Coba kamu lihat, sebenarnya masih ada satu ruang yang kosong, tapi mungkin kamu ingin memiliki lemari pribadi sendiri!" Tukas Abian.
"Nggak usah beli yang baru, baju aku kan nggak terlalu banyak. Muat kok di dalam sini, paling seragam sekolah ku saja yang di hangger." Raya menolak jika harus membeli lemari lagi. Sebab memang belum di butuhkan. Begitu menurutnya.
"Baiklah, kamu atur saja, jika ada yang kamu butuhkan kamu jangan sungkan bilang sama aku ya!" Ucap Abian lagi reflek tangannya mengusap puncuk kepala Raya.
"Oke! Em,,, sebelumnya aku ingin mengatakan sesuatu, apa kak Bian nggak sibuk?"
"Nggak sibuk, Yuk kita duduk di sana! Kita memang perlu bicara." Abian mengajak Raya duduk di sofa panjang yang ada di depan tempat tidurnya.
Keduanya kini sudah duduk berhadapan dengan posisi Raya yang duduk sila di atas sofa sementara Abian duduk dengan sebelah kaki di lipat di atas sofa dengan punggung bersandar pada lengan sofa.
"Ok, siapa dulu nih yang mulai, dan kita membahas tentang apa dan yang mana dulu?" Tanya Abian sedikit santai.
"Tentang diri masing-masing dan hal-hal yang telah menjadi kebiasaan kita sehari-harinya. Gimana kak?" Saran Raya, menurutnya ini penting, mengingat dirinya dan Abian adalah dua orang asing yang tidak saling mengenal sebelumnya.
"Ok! Siapa dulu nih yang duluan?" Abian bertanya seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Rasanya menarik juga jika mengetahui kebiasaan pasangan kita sehari-harinya.
"Aku aja duluan ya kak. Em,,,,, pertama-tama kita kenalan dulu dong. Hai! Kenalin nama aku Maharaya Fadillah, biasa di panggil Raya!" Raya mengulurkan tangannya mengajak Abian berkenalan.
"sangat polos dan menggemaskan!". Batin Abian.
Dengan senyum di kulum Abian menyambut uluran tangan gadis yang telah sah menjadi istrinya itu.
"Hai, juga nama ku Fabian Nugraha. Biasa di panggil Bian atau Ian."
Raya tersenyum kikuk saat Abian menyebutkan nama lengkapnya. Seperti gadis pada umumnya yang akan salah tingkah bila ada cowok yang mengajaknya berkenalan.
"Seperti yang kak Bian ketahui, aku masih sekolah. Minggu lalu baru saja naik kelas 12. Aku juga punya kegiatan rutin, yaitu mengajar anak-anak Paud dan Tk les bahasa inggris dan mata pelajaran lainnya. Seminggu 2 atau 3 kali pertemuan. Aku harap kak Bian bisa mengerti dan nggak melarang aku soal itu ya kak!" Jelas Raya yang menatap Abian dengan serius.
"Aku nggak akan melarang kegiatan yang kamu lakukan, selagi itu tidak menggangu sekolahmu dan juga tidak bertentangan dengan keyakinan kita aku akan selalu mendukungmu. Apapun itu aku akan selalu mensupport kamu." Balas Abian bersungguh-sungguh.
"Ternyata selain sederhana, kamu juga gadis yang cerdas!" Lagi-lagi Abian mengagumi istrinya itu.
🌱🌱🌱🌱🌱
😂😂😂 minyak nggak salah kok dikatain jahat.. dasar Raya..
Thank you author.. 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘