Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku

Menjelang pagi, tiba-tiba Audy terbangun dalam tidurnya, dirinya yang kedapatan tidur sembari memeluk Arion, bergegas bangun dan pergi ke kamar mandi.

Hoek!

Hoek!

Hoek!

Audy memuntahkan seluruh isi perutnya, hingga mengeluarkan cairan kuning, Arion yang mendengar istrinya muntah, ia buru-buru beranjak dari atas tempat tidurnya dan segera menghampiri.

"Sayang, kamu kenapa?" Arion berusaha memijit bagian tengkuk.

"A aku tidak apa-apa, sepertinya asam lambungku kumat!" Audy berasumsi demikian, karena ia memiliki riwayat penyakit lambung sedari ia kecil.

Arion pun semakin khawatir padanya, ia tak bisa terus menerus membiarkan istrinya dalam keadaan sakit seperti ini.

"Sebaiknya kita periksa kondisimu ke Dokter, nanti siang setelah jam makan siang, aku akan mengantarmu untuk memeriksa kondisimu!"

" Tidak usah, aku baik-baik saja! Kamu pergi saja bekerja, sekiranya aku masih mual-mual seperti ini, nanti biar aku pergi sendiri saja ke rumah sakit di antar oleh sopir! " Audy berusaha menolak ajakan dari suaminya, ia tak mau merepotkannya, mengingat posisi Arion adalah seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan besar di negeri ini, pastinya akan banyak kesibukan di yang akan ia hadapi di perusahaan. Dan Audy tak mau menjadi beban untuknya, ia sudah terbiasa hidup mandiri sedari kecil sehingga tak mau merepotkan siapapun, termasuk suaminya sendiri.

Arion yang mendengarnya tampak kecewa, padahal ia samasekali tidak keberatan untuk mengantarnya pergi dan hanya sekedar memeriksa kondisi kesehatannya, namun apa mau dikata, Arion type pria yang tak mau memaksakan kehendak, apalagi terhadap orang yang ia sayangi.

Sambil menghela napas, pada akhirnya Arion menyetujui usul dari istrinya, dengan catatan, Audy harus memberikan informasi tentang kesehatannya secara detail tak boleh ada yang kurang satu pun apalagi sampai berani menyembunyikan semua darinya. Sudah dipastikan Arion akan murka padanya.

setelah merasa baikan, baik Audy dan Arion keduanya bergegas untuk membersihkan diri, apalagi hari ini Arion akan kedatangan klien penting dari luar negeri, ia pun tak mau sampai mengecewakan siapapun, Arion termasuk pria yang gigih dan juga ulet, bahkan disaat dirinya masih seusia Alex, Arion di cap sebagai pria yang gila kerja, sangat bertolak belakang dengan Alex yang hobbynya hanya hura-hura, itu semua akibat Alex terlalu dimanjakan oleh Neneknya, yakni Nyonya Dewi.

Saat mereka sarapan pagi di ruang makan, Suasana setempat menjadi hening, padahal sebelumnya Arion bisa mendengar Alex dan juga Ibunya sedang mengobrol asik, entahlah apa yang sedang keduanya bicarakan.

Sedangkan untuk Audy sendiri, ia tak begitu berselera dengan hidangan pagi ini, namun untuk menghargai pemilik rumah, ia terpaksa menelannya meskipun rasanya hambar dan juga getir di tenggorokannya.

'Kenapa sakit lambung kali ini begitu menyiksaku? Padahal makanan yang ada di atas meja begitu menggiurkan! ' batinnya heran.

Alex yang duduk bersebelahan dengan Neneknya, ia malah menatap tidak sukanya terhadap Audy, apalagi sikap Papahnya yang menurutnya sangat berlebihan, dimana Arion mengelap sisa makanan yang tersisa di ujung bibir Audy oleh ibu jarinya, Alex merasa hatinya kembali bergejolak, ia pun tidak mau sampai hal seperti ini terus berlarut-larut, dan ia harus membalas atas perbuatan ibu tirinya.

'Sepertinya itu adalah cara satu-satunya untuk membalas mu Audy, aku yakin kau akan semakin kesal dan juga jengkel! ' ucapnya dalam hati.

.

.

Setelah Arion pergi, Audy memutuskan untuk kembali berisitirahat ke dalam kamarnya, toh di rumah ini sepertinya tak ada yang menyukai kehadirannya termasuk Ibu mertuanya dan juga Alex, sikap Nyonya Dewi begitu dingin terhadapnya, dan inilah yang nantinya akan Alex manfaatkan. Sungguh Dewi Fortuna masih berpihak padanya, pikirnya.

Ketika Audy sedang beristirahat di dalam kamarnya, Alex malah mengajak Neneknya untuk mengobrol dan rencananya ia ingin membeberkan kebenarannya soal hubungan dirinya dengan Audy serta apa yang telah membuat Papahnya menikahi mantan kekasihnya itu.

Di depan balkon yang posisinya menghadap ke arah taman belakang, kini Alex dan juga Neneknya sudah berada di sana, keduanya duduk sembari menikmati teh hangat di pagi hari, apalagi Nyonya Dewi begitu menyukai pemandangan taman belakang Mansion yang dimana ditaman tersebut terdapat hamparan bunga lavender yang memiliki harum yang semerbak, memanjatkan indra penciumannya dan enggan untuk beranjak

"Alex kau tahu kalau tanaman bunga Lavender ini adalah bunga kesukaan mendiang ibumu!" Nyonya Dewi sampai menghela napas kala dirinya teringat akan momen itu, sebenarnya Arion dan mendiang istrinya, keduanya dipersatukan karena perjodohan, dimana mendiang suaminya Nyonya Dewi memiliki kekerabatan yang begitu dekat dengan keluarga mendiang istrinya Arion, sebut saja Rena. Pada saat itu Rena dan Arion telah mengalami kecelakaan tunggal, dimana Rena tewas ditempat sedangkan Arion sekarat dan mengalami koma selama tiga bulan lamanya, sungguh peristiwa yang begitu pahit dan juga menyakitkan.

Alex pun mendengarkan cerita dari Neneknya secara serius, meskipun ia tidak pernah ingat akan peristiwa naas tersebut, karena sewaktu kecil, Alex mengalami gegar otak sehingga sebagian memory ingatannya sewaktu ia berusia delapan tahun, telah hilang secara permanen, Alex pun sudah tak mempedulikan semua itu lagi, toh yang terpenting saat ini dirinya masih bisa berkumpul bersama dengan keluarganya sendiri.

"Oh iya Nek, ada hal penting yang ingin aku ceritakan padamu!" Alex menatap serius sang nenek yang sedang asik menikmati secangkir teh chamomile.

Nyonya Dewi bergegas meletakan cangkir teh tersebut setelah meminumnya beberapa teguk.

"Apa yang ingin kau ceritakan padaku, Cucuku? sepertinya penting." tanyanya sampai mengerutkan kening

" memang ini sangat penting sekali Nek, ada sesuatu yang tidak Nenek ketahui, ini soal siapa istri dari Papahku!" Alex tersenyum licik namun tak ia tunjukan kepada Neneknya.

"Apa yang kamu ketahui tentang wanita itu, Alex?" Nyonya Dewi begitu penasaran, ia bahkan sampai mengganti posisi duduknya dan lebih mencondongkan punggungnya ke arah cucunya yang saat ini duduk di sebelahnya.

Sambil menghela napas, pada akhirnya Alex memberanikan diri mengatakan sesuatu yang pastinya sangat mencengangkan.

"Sebenarnya Audy alias ibu tiriku adalah mantan kekasihku!" ujarnya tersenyum puas

Deg!

Nyonya Dewi sampai terperanjat tak percaya, tenggorokan serasa tercekat, seolah tak bisa berkata apapun.

.

.

Selesai melakukan pertemuannya dengan klien pentingnya, Arion pergi ke salah satu restoran dekat perusahaan dan didampingi oleh Jordy, sang Asisten.

Namun langkahnya tiba-tiba saja terhenti di depan pintu lobby kantor, karena ada seorang wanita yang sudah tak asing lagi datang menghampiri, Arion pun sudah enggan dan juga malas bertemu dengan wanita tersebut, ia mencoba untuk mengabaikan, namun sepertinya wanita itu memang nekat untuk mencekalnya.

"Ku mohon tolonglah dengarkan penjelasan dariku, aku hanya ingin memberitahu kalau saat ini aku tengah hamil!"

Perkataan dari wanita yang saat ini berada di hadapannya, telah membuat seorang Arion Abhimanyu terbelalak tak percaya.

'Ini tidak mungkin, aku tidak percaya pada wanita j*lang itu, dia pasti hanya ingin memanfaatkan situasi!' sangkalnya dalam hati.

Bersambung...

🌷🌷🌷🌷🌷