Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Khawatir
Kastara belum mendapatkan izin untuk menjenguk temannya yang mana dia hanya berdiri di depan ruang perawatan dengan Suster yang masih memasang alat-alat untuk pemulihan bagi pasien.
"Aku benar-benar tidak melihatnya sejak tadi," ucap Kastara yang ternyata mencari keberadaan istrinya.
Suster Andin keluar dari ruangan itu yang membuatnya kaget seketika Kastara berdiri di depannya menghalangi Suster itu. Suster Andin kesulitan menelan ludah yang sangat takut melihat pria yang dia kenali.
"Bagaimana pasien?" tanya Kastara.
"Se- se-se....." Suster Andin yang tampak terbata-bata yang membuat Kastara menyerngitkan dahi.
"Hey! Saya baru saja bertanya? Bagaimana pasien?" tanyanya kembali.
"Setelah obat biusnya habis makan pasien akan baik-baik saja," ucap Suster dengan satu tarikan nafas.
"Baiklah kalau begitu saya akan menunggu kabar selanjutnya," sahut Kastara yang memang harus sabaran karena dia juga sudah berjanji kepada Tavisha untuk tidak membuat keonaran apapun di rumah sakit dan termasuk berhubungan dengan pasien.
"Lalu dimana Dokter Tavisha?" tanya Kastara.
"Do-dokter Tavisha, di rawat di salah satu ruangan," jawab Suster.
"Maksud kamu apa?" tanya Kastara.
"Dokter Tavisha tadi sempat drop setelah melakukan operasi dan dia juga hampir pingsan lalu sedang berada di ruang perawatan untuk menghabiskan infusnya agar kondisinya jauh lebih baik," ucap Suster yang membuat Kastara ada cukup kaget yang tidak tahu mengetahui apa yang terjadi pada istrinya.
"Di mana ruangannya?" tanya Kastara.
"Di kamar 123," jawab Suster yang membuat Kastara langsung berlalu dari hadapan Suster itu.
"Astaga kenapa juga aku harus mengatakan kepadanya dan bagaimana jika dia menekan kembali Dokter Tavisha, yang ada keadaan Dokter Tavisha semakin buruk," ucap Suster yang terlihat panik sendiri yang padahal dia tidak tahu jika Kastara dan Tavisha sudah menikah.
Suster hanya takut salah mengambil keputusan yang justru membuat Dokter yang masih dalam perawatan itu harus berhadapan dengan Kastara yang sangat menakutkan.
*****
Kastara akhirnya menuju ruangan yang sudah diberitahu Suster Andien sebelumnya. Seperti biasa yang tidak punya sopan santun dan tidak peduli dengan peraturan rumah sakit yang mana dia membuka ruang perawatan itu begitu saja ketika memastikan memang itu ruangannya.
Benar apa adanya jika istrinya terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan infus di punggung tangannya dan tubuhnya terlihat begitu lemas.
Kastara tidak jauh dari ranjang itu yang melihat nanar Tavisha yang kesulitan menelan ludah.
"Apa dia sedang pura-pura yang sengaja menghindariku?" ternyata dari tatapan matanya yang terlihat simpatik sangat berbeda dengan isi hatinya.
Masih saja berpikiran jika Tavisha berpura-pura sakit agar Kastara tidak menekannya.
"Seperti biasa jika Dokter Tavisha selalu terbebani dengan pasien, apalagi dia memiliki optimis pasien yang ditangani harus tetap hidup dan lihatlah setelah melakukan operasi dia sendirinya akan drop," telinga Kastara bergerak ketika mendengar cuitan dua orang Suster ingin masuk ke dalam ruangan Tavisha.
"Kasihan sekali Dokter Tavisha yang benar-benar mengabdikan hidupnya untuk seluruh pasien dan lihatlah dia bahkan sampai seperti ini, dia bener-bener Dokter memiliki hati yang sangat luar biasa yang belum tentu semua Dokter di rumah sakit ini bisa melakukan hal itu," sahut Suster yang satunya.
Cklek.
Pintu ruangan Tavisha yang dibuka membuat kedua Suster itu kaget dengan Kastara yang masih tetap berdiri di tempatnya.
"Maaf Anda siapa?" tanya Suster itu.
Kastara menghela nafas yang memperbaiki topinya dengan sedikit menundukkan dan kemudian langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Suster.
"Hey siapa kamu?" Suster itu sedikit mengeraskan suaranya saat tidak dipedulikan.
"Sudahlah! Kita coba cek saja kondisi Dokter Tavisha," ucap Suster yang satunya mengambil tindakan yang membuat mereka langsung buru-buru melakukan pemeriksaan.
Karena orang yang tidak dikenali masuk ke ruangan itu dan siapa tahu membahayakan Dokter Tavisha. Jadi mereka bisa secepatnya bertindak.
***
Kastara berada di ruangan Damian dan di sana sudah ada Vanya dengan keduanya menunggu perkembangan Damian sesuai dengan janji Tavisha.
"Kastara apa kita akan menunggu tetap di sini tanpa melakukan tindakan apapun?" tanya Vanya.
"Tindakan apalagi yang harus dilakukan?" Kastara menimpali pertanyaan itu.
"Kita harus bawa Damian pulang sebelum semuanya yang tidak diinginkan terjadi. Kamu harus tahu berlama-lama di rumah sakit hanya akan membahayakan kita semua," jawab Vanya.
"Kamu lihat sendiri jika Damian belum sadar dan tidak ada gunanya membawa dia pulang," jawab Kastara.
"Kamu masih mengikuti apa kata wanita itu hah! Ini di rumah sakit yang artinya ini adalah tempat kekuasaannya. Lihatlah mengatakan setelah melakukan operasi maka bisa menjamin jika Damian akan sadar dan buktinya apa?" tanya Vanya yang benar-benar sangat kesal.
"Vanya kamu bisa tidak jangan membuat kepalaku semakin sakit, apa salahnya kita coba untuk mengikuti instruksi yang dikatakan Tavisha!" tegas Damian.
"Sampai kapan hah! Sampai kita berdua juga akan menjadi korban? Kamu terlalu mempercayai dia dan aku tidak tahu apa yang telah dia lakukan sampai kamu bahkan menikah dengannya," sahut Vanya terdengar begitu sangat tidak suka membuat Kastara melihat dingin ke arah Vanya.
"Vanya meski kita tinggal satu rumah dan kita banyak melewati hal bersama, aku, kamu dan Damian dalam semua misi yang kita lakukan bertiga selama ini. Tetapi bukan berarti masalah urusan pribadi harus dicampuri. Damian saja tidak pernah mencampuri masalahku dan aku harap kamu juga seperti itu!" tegas Kastara yang memang sangat kesal sekali jika hanya sudah berbicara melewati batas.
"Mau aku menikah dengan siapapun itu bukan urusanmu dan aku harus menegaskan kepadamu sekali lagi jika keberadaan Tavisha ada di rumah itu adalah menjadi urusanku dan kau juga tidak berhak melakukan apapun karena dia ada di rumah aku yang membawanya!" tegas Kastara yang membuat Vanya langsung terdiam mendengar suara dingin Kastara.
Vanya yang tidak berkata-kata lagi dan matanya melihat ke arah Damian yang melihat jelas bagaimana jari-jari itu bergerak.
"Damian...!" Vanya langsung berlari menghampiri ranjang Damian dengan mendekatkan diri yang memegang lengan Damian dan begitu juga dengan apa yang dilakukan Kastara.
Mereka berdua juga menyaksikan bagaimana kelopak mata itu bergerak yang pasti ada kemajuan dalam perkembangan kesehatan Damian.
"Sebaiknya aku panggil Tavisha!" ucap Kastara yang harus bertindak cepat untuk memeriksa kondisi temannya.
Tetapi baru saja berada di depan pintu tiba-tiba saja langkahnya terhenti.
"Bagaimana caranya aku memanggilnya dan sementara dia juga berada di ruang perawatan," batin Kastara yang tidak jadi melakukan hal itu ketika mengingat sesuatu.
Tiba-tiba Dokter wanita yang bernama Susan yang ikut melakukan operasi terhadap Damian lewat.
"Dokter!" dengan sangat cepat Kastara langsung menghentikan.
"Ada apa?" tanya Dokter Dokter
"Jari-jari pasien bergerak. Tolong periksa!" ucap Kastara.
"Baiklah," sahut Dokter yang langsung memasuki ruangan itu.
"Tolong tunggu di luar saya akan memeriksa bagaimana kondisi pasien!" titah Dokter.
"Kenapa kami harus keluar dan periksa saja dengan cepat," sahut Vanya menolak.
"Maaf ini sudah menjadi ketentuan!" tegas Dokter.
"Tapi kami....."
"Ayo Vanya kita biarkan saja Dokter itu memeriksanya," Kastara yang langsung menarik tangan Vanya agar tidak protes lagi yang membawanya keluar dari ruangan itu yang pasti dengan penolakan dari Vanya.
Memang sangat tumben sekali Kastara sekarang mau mengikuti peraturan rumah sakit yang membiarkan Dokter fokus pada temannya.
Bersambung....
...Saya sekali lagi mengucapkan terima kasih banyak. Saya tidak berhenti memberikan karya terbaru untuk kalian semua para pembaca yang setia kepada saya. Jangan lupa untuk mampir ke novel terbaru saya Transmigrasi Ke Tubuh Gadis Malang....
...Saya sekali lagi mengucapkan terima kasih banyak. Saya tidak berhenti memberikan karya terbaru untuk kalian semua para pembaca yang setia kepada saya. Jangan lupa untuk mampir ke novel terbaru saya Transmigrasi Ke Tubuh Gadis Malang....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini