Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Empat
Riri terbangun dari tidurnya. Ia merasa bosan karena tinggal sendirian didalam ruangan rawat inap. Esok ia sudah dapat pulang.
Sebab jatah menginap dirumah sakit yang dicover oleh perusahaannya hanya sebatas tiga hari saja. Riri memaksa pulang, meskipun pihak rumah sakit mencoba menghalanginya, dan ia tidak mau lagi menginap dirumah sakit, sebab ia sangat bosan.
Karena Riri terus mendesak, akhirnya, pihak rumah sakit mengijinkan setelah wanita itu melewati pemeriksaan yang sesuai prosedur.
Pihak kepolisian telah memintainya keterangan tentang peristiwa yang menimpa dirinya, dan mereka sedang melakukan pengejaran pada Jamet, yang diketahui keberadaannya berakhir dirumah kedua orangtuanya melalui pelacakan GPS nomor ponselnya, namun setelahnya, ia tidak lagi diketahui entah kemana.
"Sial! Aku harus menemui Mbah Jati dan meminta ganti rugi akan semua peristiwa ini!" Riri merasa dirugikan karena apa yang diinginkannya sangat diluar prediksi dan tidak sesuai harapan.
Ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Namun beberapa petugas medis menatapnya dengan tatapan yang sungguh berbeda.
Ditambah lagi ada beberapa wanita yang merupakan keluarga pasien yang sedang menjenguk, terlihat berbisik-bisik saat melihatnya akan melintasi mereka.
Riri merasakan jika ia menjadi pusat perhatian, tetapi entah apa sebabnya.
"Apaan, sih? Seperti gak pernah liat orang cantik saja, norak banget!" gerutunya dengan kesal.
Riri memesan taksi online, dan dua hari lagi ia akan memilih masuk bekerja dan entah mengapa ia merasa kangen saat tidak melihat Arka untuk beberapa hari ini.
Ketika ia berada dihalaman depan rumah sakit. Taksi yang dipesannya telah tiba. Ia memasuki mobil dan duduk dengan rasa nyeri yang masih terasa dibagian liang selangkanya.
"Dasar Jamet sialan!" makinya kesal dalam hati, dan wajahnya memerah saat menahan rasa sakit tersebut.
Mobil taksi melaju membelah jalanan dan menuju alamat yang telah tertera.
Saat bersamaan, sang sopir memperhatikan Riri yang sedang tampak ketus dengan wajahnya yang cemberut.
Ia tersenyum dengan penuh misteri, dan entah mengapa gejolak kelakiannya tiba--tiba saja tersulut ketika memperhatikan Riri dari kaca dasbor mobil.
"Kamu kenapa liatin saya seperti itu? Sopir saja yang bener!" ucapnya dengan sangat kesal.
Sang sopir justru semakin tersenyum puas. "Jangan galak banget, Mbak. Tapi kamu sangat lihai dan buas diranjang. Saya suka lihat videomu, Mbak. Kalau booking berapaan harganya?"
Sontak saja wanita itu memerah wajahnya. Ia membolakan matanya dan menatap sopir tersebut dengan penuh amarah. "Dasar brengsek! Saya beri rate buruk dan ulasan pelecehan baru tau rasa kamu!" ancam Riri dengan kesal.
Tentu saja hal itu membuat sang sopir naik pitam. "Jangan sembarangan, Mbak! Saya berani katakan ini karena video syuuur mbaknya yang tersebar diapplikasi Toktok, dan siapapun akan mengira kalau mbaknya open BO (Booking Online)," tegas pria tersebut.
Riri mengangakan mulutnya. Ia merasa tertampar saat mendengar ucapan pria tersebut. "A-apa maksud, Kamu?" tanyanya dengan wajah memerah.
Sang sopir terkekeh mendengar pertanyaan dari Riri. "Yaelah, Mbak! Masa iya gak tau kalau video mbaknya sudah menyebar dan viral? Tapi saya suka loh, body kamu sangat bagus banget." pria itu membasahi bibirnya dengan lidah sembari menatap Riri yang saat ini tampak sangat marah.
"Dasar Joni sialan! Brengsek! Bukannya dia sudah janji tidak akan menyebarkannya, tetapi dia berkhianat! Ia sudah menguras uangku!" makinya kesal dalam hati.
Saat bersamaan, sopir itu menekan tombol 'Selesai mengantar' tanpa sepengetahuan Riri yang saat ini sedang dalam kondisi kalut.
Sopir itu membawa sang penumpang pergi dengan menggunakan mobilnya dengan secara offline.
Ketika sampai ditempat yang sunyi, ia turun dari dalam mobil, dan masuk jok tengah.
Riri yang baru menyadari jika ia disesatkan, berusaha berteriak, namun pria itu membawa pisau dan mengancamnya. "Diam atau mati!"
Seketika Riri memucat. Ia merutuki nasibnya yang tidak habis akan kesialan yang terus saja menimpanya.
Pria yang sudah tidak dapat mengontrol hasrat berbalut setan itu memaksa Riri untuk melayaninya.
Bahkan ia tak perduli melihat luka yang ada ditubuh wanita tersebut, dan ia terus melancarkan aksinya, meski Riri memohon kesakitan.
Setelah melampiaskan semua keinginannya, pria itu merampas ponsel Riri untuk menghindari pelaporan tentang dirinya. Kemudian menurunkannya ditempat sepi tersebut dan meninggalkannya begitu saja.
Lagi-lagi Riri mengumpat kesal. Belum sempat ia membalas kekesalan pada Joni, justru masalah baru datang kembali menghampirinya.
Dengan langkahnya yang tertatih, ia menyusuri jalanan dan berharap ada yang dapat menolongnya.
****
Lily tiba dikediaman sang kakak. Pandangannya menyapu setiap sudut rumah yang dipenuhi oleh kemewahan.
Meskipun rumah tersebut hanya berlantai satu, namun terlihat megah dan cukup luas. Ia menggelengkan kepalanya, mengapa kakaknya seberuntung itu, mendapatkan Arka yang memiliki wajah tampan, berpenghasilan sangat bagus, dan juga penyayang, bahkan nilai plusnya adalah type pria setia.
Jika dibandingkan dengan dirinya. Wajahnya jauh lebih cantik dan lebih segalanya.
Akan tetapi mengapa ia harus diberi pasangan seperti Sarjo yang mana sudah rupa pas-pas an, pemabuk, suka judi online, dan juga selingkuh pula ditambah dengan KDRT yang kerap kali ia terima.
Kepergian Sarjo ke negeri seberang juga belum dapat ia 0astikan, sebab
Terkadang ia merasa jika ini tak adil. Seharusnya jika ia yang cantik, maka nasibnya juga harus bagus, tidak harus menderita seperti ini.
Iya berjalan memasuki teras. Lalu menuju sebuah pot berukuran besar yang didalamnya terdapat tumbuhan ginseng jawa sangat subur.
Gita menyukai daunnya, dan sering memasaknya saat menumis bersama mie instan.
Lily menerima pesan jika kunci itu disimpan dibawahnya. Namun saat ia akan mengambilnya, wanita itu mendengar suara teriakan kesakitan dari Gita yang sangat histeris.
Para tetangga ada yang mencoba mengabaikannya, namun ada juga masih melongok melihat keteras, untuk melihat siapa yang datang.
Tuti yang curiga mencoba menyamperinnya, meskupun ia sebenarnya takut untuk kembali ke rumah itu.
"Maaf, kamu siapa?" tanya Tuti dengan tatapan penuh selidik.
Lily mengundurkan niatnya untuk menarik handle pintu, lalu memutar tubuhnya dan menatap Tuti dengan senyum datar. " Saya Lily, adiknya mbak Gita," sahutnya dengan tatapan dingin.
"Oh, adiknya Gita. Ya syukurlah, kalau ada keluarganya yang merawat. Ya sudah, saya cuma bertanya," jawab Tuti cepat, lalu memilih untuk pulang ke rumah setelah mengetahui siapa wanita tersebut.
Lily memasuki rumah, lalu menguncinya. Ia baru kedua kalinya datang kemari, sebab Gita yang sering pulang menjenguk ibu mereka. Namun saat ini, mengalami sakit yang belum diceritakan oleh Arka, hanya saja meminta mereka untuk merawatnya.
"Jangan! Jangan! Sakit!" teriak Gita dengan kencang dari arah dalam kamar.
Lily menoleh ke arah sumber suara, dan berjalan menuju kamar, tempat dimana ia mendengar kakaknya berteriak dengan sangat keras.
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔
kak Siti maaf bukan nya kondisi Gita sdg menstruasi yaa , lalu knp Gita Sholat Subuh berjamaah dg Arka ❓🤔