Lanjutan Novel Liontin dan Devia Pura-Pura Amnesia
Mustika Naga Biru, slah satu pusaka keramat. Keberadaan Mustika Naga ternyata berdampak yang sangat luar biasa bagi yang memilikinya. Pemilik saat ini adalah keluarga besar Anderson yang di sebut Liontin.
Andara Putri Dharma , seorang gadis yang mempunyai keturunan dari Naga. Naga berwujud manusia bernama Mpu Bathara Naga atau Ki Bledek. Dara mempunyai misi untuk menumpas musuh bebuyutannya dahulu kala, bernama Azael atau Raja Ibliss saat ini.
Keturunan Naga yang lahir di hari dan weton yang sama, yang bisa mengendalikan Pedang Naga Langit setelah bersatu dengan Mustika Naga.
Davin, salah satu keluarga Anderson tertarik dengan Dara. Apalagi ia menyimpan Mustika Naga itu.
Dalam penyatuan itu ternyata memakan korban, yang tak lain adalah Raden Mas Satria Hadiningrat. Satria selama ini dilindungi Mustika Naga atau Liontin yang disimpan keluarga Anderson.
Dara dan Davin harus menyempurnakan Pedang Naga Langit. Dan ternyata....!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hantu Ningsih
"Ra, temenin Gue ya?"
Setelah menjenguk Alex di rumah sakit, Dara dan Nita serta Alfian pulang.
"Kemana?"
"Temenin gue di rumah. Papa mama belum pulang. Gue takut sendirian. Habis tadi melihat hantu di rumah sakit." Ucap Nita panjang lebar.
Dara hanya tersenyum. "Elu sudah sering melihat hantu ya sekarang?" Ucap Dara.
Nita menganggukkan kepala. "Tapi hanya melihat sekilas. Karena aku takut." Sahut Amel jujur.
"Hanya tertentu saja hantunya. Engga semua."Lanjut Nita
Alfian sudah pulang lebih dulu, karena ada keperluan mendadak. Sehingga kini hanya tinggal Dara dan Nita yang masih berada di tempat parkir.
"Mau ya, nginap di rumahku?"
"Oke.." Sahut Dara sambil tersenyum lebar.
Nita pun mengendarai motornya perlahan. Hingga hampir satu jam, keduanya sampai di rumah Nita.
"Rumah besar begini berapa orang yang menempati Nit?" Tanya Dara kepada Nita.
"Tujuh, sama pembantu ada lima termasuk sopir dan penjaga."
"Kenapa sekolah ga bawa mobil?"
"Ga mau, aku belum punya sendiri. Dan lebih nyaman pakai motor ini." Sahut Nita.
Nita terbiasa mandiri. Apalagi ia lebih suka naik motor dan berpetualang. Makanya sewaktu SMA, Nita justru mencari sekolah yang jauh dari rumahnya. Nita ingin mencari teman baru disana.
"Ohh..."
"Elu kalau dengar cerita hantu atau ngelihat sendiri takut ga sih, kayak waktu dulu itu?" Tanya Nita kepada Dara. Karena dulu Dara sangat berani ketika Angel kesurupan dan Dara menanyainya.
Dara mengerutkan keningnya, kenapa Nita sampai tanya seperti itu.
"Takut ga takut sih, tergantung situasi." Sahut Dara karena tidak mengerti maksud dari Nita.
"Kok tergantung?"
"Ya kalau lihat sendiri siang hari masa takut. Apalagi cuma cerita. Entah nyata atau tidak."
"Iyasih, tapi kan dulu malam Ra?"
Keduanya masuk kedalam rumah yang cukup besar. Kemudian Nita mengajak Dara menuju kamarnya.
Kamar yang luas bahkan lebih luas dari tempat kontrakan Dara saat ini.
Dara sekilas melihat nenek renta sedang duduk di bangku ruang keluarga. Ia yakin jika itu adalah nenek Nita yang sudah meninggal. Kemudian di ujung sana juga ada sosok lelaki paruh baya. Wajahnya mirip dengan Amel. Namun Dara tidak tahu itu siapa gerangan dirinya.
Dara hanya melihat sekilas sambil mengangguk sopan dan menghormatinya. Dara sadar jika dirinya tamu di tempat ini.
"Yang lain kemana?" Tanya Dara kepada Nita sesaat sebelum membuka pintu kamar.
"Papa mama ke luar negeri. Sementara kakak gue masih di kantor, belum pulang. Kalau adik-adik gue entah kemana mereka."
Nita kemudian masuk ke kamar dan Dara pun mengikutinya dari belakang, Dara menutup pintu kembali.
"Kamar elu sama kontrakan gue gedean kamar elu." Ucap Dara ketika melihat sekeliling kamar.
"Cape bersihin Ra!, kalau gede segini. Enakan waktu di kost dulu" Sahut Nita kembali mengingat kost-an nya dahulu bersama Dara.
Keduanya kini duduk di tepi ranjang. Dara mengedarkan pandangannya ke penjuru sudut kamar Nita.
Kemudian Nita pun membersihkan diri bergantian dengan Dara. Apalagi setelah pergi ke rumah sakit, risih rasanya jika tidak mandi.
Sesaat Dara termenung, nasib Nita tak jauh darinya. Orang tua Nita lebih banyak berbisnis ke luar negeri. Sementara dirinya, ayah sudah meninggal dan ibundanya belum di ketemukan.
Sampai sekarang sepi, tiada lagi mereka di sisi. Begitu juga adik lelakinya yang turut serta menghilang tanpa kabar saat ini.
Mungkin usianya saat ini sudah 14 tahun,sesuai dengan kepergiannya tiga tahun lalu.
Mata Dara nanar mengingat keluarganya yang satu persatu menghilang tanpa kabar. Terutama ibundanya yang harus menunggu 40 purnama baru bisa kembali. Namun entah dimana sekarang berada.
Selesai membersihkan diri, Nita pun keluar dari kamar mandi yang berada di kamarnya.
"Ra..kamu menangis?"
Dara menggelengkan kepala. "Ingat ayah dan ibu." sahut Dara lirih, membuat Nita iba dengan keadaan Dara. Tak banyak yang bisa di ceritakan Dara kepada Nita. Biarlah semua Dara yang mengatasinya nanti.
"Yang sabar ya, maaf jadi mengingatkan elu dengan mereka."
Dara menggelengkan kepala. Dara mengikuti garis takdir keluarganya.
Hingga malam tiba, Nita mengajak Dara untuk makan malam bersama. Adik Amel sudah kembali.
"Astaga adekk...!, darimana lu sampai di ikuti perempuan begitu?" Teriak Nita yang melihat adik laki-lakinya di ikuti hantu perempuan.
Perempuan yang di maksud pun langsung menatap Nita, hingga Nita bergidik. mukanya yang hancur dan terlihat dengan jelas.
Dara yang mengetahui hal itu masih diam sejak tadi.
"Dari rumah teman kak, dekat danau pinggir kota. Kenapa emang kak?"
"Itu..!, Huaaaaa...!!" Nita berteriak sekencang-kencangnya karena perempuan itu sangat menakutkan.
Dara memeluk Nita. Menutupi mata Nita dengan telapak tangannya.
Sementara kedua adiknya terlihat bingung, karena tidak melihat apapun.
Dara mendatangi perempuan itu, kemudian mencengkeram kerah baju yang berwarna putih itu.
"Siapa kamu?"
"Sa..saya Ningsih, mau minta tolong." Ucapnya lirih, perlahan wajah yang menyeramkan tadi berangsur menjadi wanita cantik, meski sangat pucat.
"Minta tolong apa?" Sahut Dara.
"Tubuh saya di buang di danau, dan belum ditemukan keluargaku." Sahut Ningsih.
"Kamu dibunuh?"
Ningsih mengangguk.
"Oleh?"
"Majikan saya."
"Dimana rumahnya?"
Ningsih pun memberitahu, tentang siapa pembunuhnya. Bahkan orang yang membuangnya di danau dengan di ikat dengan batu tubuhnya.
Secara detail dan terperinci informasi yang di berikan Ningsih kepada Dara.
"Baik, akan ku bantu, tapi jangan mengganggu orang lagi!" Ucap Dara kemudian melepas cengkeraman tangan di kerah baju Ningsih.
Tak lama kemudian Ningsih pun menghilang tanpa jejak.
Sesaat Dara termenung dengan apa yang ia lakukan. Kemudian berbalik, dan disana kedua adik Nita serta Nita sendiri ternganga tak percaya. Ternyata Dara lebih berani dari dugaannya.
Bahkan art dirumahnya sudah berkumpul di ruang tengah itu mengelilinginya.
"Ra...!, Siapa tadi?" Tanya Nita masih takut membayangkan wajah Ningsih yang hancur.
"Ningsih!, kita harus membantu Ningsih." Sahut Dara.
"Siapa Ningsih?"
"Itu tadi Ningsih, di bunuh oleh majikannya." Terang Dara. "Dan mayatnya ditenggelamkan di danau tempat adik elu bermain."
"Yakin?, mau membantu?" tanya Amel meyakinkan.
Dara pun mengangguk.
"Tapi.." Nita tampak ragu karena biasanya ini Alex dan Alfian yang suka menjadi detektif hantu, semenjak kekasih Alex menghilang tanpa jejak. Tapi bagaimana dengan mereka?, apakah mereka mau bantu juga.
"Tenang aja, elu cuman ngikutin gue karena adik elu yang di ikutin oleh Ningsih." Ucap Dara.
"Tapi itu sangat berbahaya Ra!"
"Gue tahu Nit!, tapi kalau kita enggak bantu Ningsih, dia akan datang lagi. Entah siapa yang di datangi." Sahut Dara kemudian duduk di sofa.
"Lalu..?"
"Jadi makan malam tidak?" sahut Dara mengalihkan pembicaraan.
"Gu...gue sudah tidak nafsu makan karena lihat tadi." sahut Nita. Dan Dara mengerti.
Namun berbeda dengan kedua adiknya, yang tetap mau menikmati makan malam, karena memang tidak melihat seperti Nita, kakaknya.
Nita dan Dara pun akhirnya tidak makan malam di rumah. Dara mengajaknya makan di luar, agar memori tentang Ningsih menghilang dalam otak Nita.
Sebuah warung tenda akhirnya menjadi tempat berlabuh untuk mengisi perut Nita. Begitu juga dengan Dara.
.
.
.
BERSAMBUNG
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kenapa jadi cinta romantis🤣🤣🤣
dirubah oeeee
sama Noveltoon
Horor, horor tahuu🤣🤣🤣