Masuk Ke Raga Ibu Tiri Kejam

Diam diam Fili memberikan air suci dari ruangan penyimpanan nya untuk sander. dia tak bisa membawa anak kecil itu ke tabib, sebab mereka tak memiliki uang saat ini. Seperti nya besok Fili akan menjual sesuatu di kota untuk mendapatkan uang.

 Anak kecil itu perlahan sadar, dan kaget melihat disekelilingnya ada adik nya yang tertidur di samping nya. Ada nenek nya yang duduk di kursi tua, dan ada ibu tirinya yang tidur di tumpukan jerami. Mereka seolah menunggu nya, dan menjaga nya disini. sander tertegun melihat ibu tirinya juga ikut menjaga nya. Bukankah wanita itu membenci dia dan adiknya. Kenapa wanita itu berubah.

"Engh....

Fili yang tak bisa tidur, tapi saat mendengar suara lenguhan anak nya, langsung terbangun dan berusaha mendekati sander yang terbangun dari pingsan nya.

"A_ir." ucap nya terbata seolah tenggorokan nya terasa sangat kering.

 Langsung saja Fili dengan sigap mengambil segelas air suci. dan memberikan kepada sander.

Begitu diminum, seolah tenggorokan nya yang kering tadi perlahan membaik, dan rasa air nya sangat manis dan sangat seger.

tubuh nya yang sakit, perlahan baik baik saja.

 "Apa kau butuh sesuatu?" tanya Fili dengan suara lembut nya.

"Kruk...kruk.. Suara perut nya mulai berbunyi, sehingga membuat Fili tersenyum lembut.

 "Aku, lapar." ucap nya dengan menundukkan kepalanya dengan malu.

"Aku sudah menyiapkan nya tadi, tinggal dipanasi sedikit. tunggu sebentar ya."

 "baiklah." ucap nya sambil memandang kepergian wanita yang menjadi ibu tirinya dengan sedikit tak percaya. Dai mau mengurus nya disaat sakit. Apalagi ia tak tega membangunkan nenek nya yang tampak sangat kelelahan.

Nenek re dan juga Sachi sudah pulas tertidur, sehingga tak mendengar sander yang sudah sadar dari pingsan nya. mereka tadi begitu khawatir, tapi setelah Fili mengatakan bahwa sander baik baik saja, nenek re menatap lega. dan menunggu sampai cucu laki laki nya itu akan bangun.

 tubuh anak anak nya sangat kurus sekali, bahkan tulang nya saja sampai terlihat. Fili merasa begitu bersalah dengan kondisi mereka. Dia menambahkan vitamin tubuh dari ruangan penyimpanan nya untuk diberikan kepada Sachi dan sander secara diam diam di makanan yang dia masak.

Fili berjalan menuju ke kamar, sambil membawa nampan yang sudah mulai tua itu yang berisi bubur babi berserta sup kentang.

"Ini, makan lah. Aku akan menunggu mu sampai selesai."

"Apa kalian sudah makan?" tanya sander yang takut adik nya kelaparan.

 Fili yang tau maksud tatapan sander yang ingin bertanya apakah nenek dan adik nya sudah makan, dia langsung tersenyum lembut.

"Meraka berdua sudah makan. Jadi habiskan jatah makan mu hari ini, besok aku akan membuat kan makanan untuk mu. Sebelum itu harus pulihkan tenaga mu ya."

Hap...

Enak, dan sangat lezat. Bahkan tak berhenti henti nya dia menyuapi makanan itu masuk ke mulut nya. Rasanya dia sangat ingin menangis dengan makanan yang begitu lezat yang baru saja dia makan selama ini.

"pelan pelan, jangan terburu buru. Tidak ada yang akan meminta nya," ucap Fili tersenyum senang.

sander merasa malu, dan merasa sangat senang bisa memakan masakan ibu tirinya yang sangat lezat itu. Tak menyangka wanita yang kejam itu, bisa masak seenak ini. Tapi dao masih sedikit ragu, apakah setelah ingatan nya kembali nanti, wanita itu akan berbuat jahat lagi. dia begitu khawatir dengan kondisi kesehatan ibu tirinya.

Ga sia sia bakat koki nya selama ini, seperti nya dia akan membuka sesuatu di jaman ini. Untuk menghasilkan uang yang banyak dan menjadi kaya raya.

 Besok adalah hari dimana dia akan ke kota mencari uang. Dan membayar kepada rentenir itu agar hutang keluarga ini bebas dan tak ada sangkut pautnya.

 Keesokan harinya...

 Fili sudah terbangun sebelum ayam berkokok. Dia membuka jendela membiarkan agar udara segar di pagi hari masuk ke permukaan kulit nya. Kulit nya sekarang sangat Kusam dan sangat jelek. Wajah nya juga penuh dengan jerawat dan bintik bintik hitam. Pantes saja mereka mengatakan nya sangat jelek. Dan Fili mengakui itu.

Dia membuat sarapan terlebih dahulu, yaitu bubur untuk orang di rumah ini. karena daging babi masih tersedia di dapur itu, dia akan mengolah nya menjadi suatu makanan yang lezat. Dan akan dijual di pasar nantinya.

Tapi karena tak ada gerobak, dia akan membuat terlebih dahulu. Kayu kayu jati yang ada di samping rumah itu, akan dia manfaatkan membuat gerobak. Karena dia tak bisa membuat gerobak, dia akan berkunjung ke rumah seorang tukang yang ada di desa.

 "Ibu." panggil nya yang melihat nenek re sudah bangun dan bersiap ingin membuat sarapan pagi. Tapi ternyata menantu nya sudah membuat nya terlebih dahulu. Itu sungguh mengharukan bagi nya.

"Nak, kenapa kamu sudah bangun. Apa tidur mu terganggu?" tanya nya dengan cemas

"Tidak ibu, aku sudah nyenyak tadi malam. Ibu apa aku boleh bertanya."

"tentu saja, apa yang Ingin kau tanyakan menantu?"

"Di mana ada tukang kayu, yang bisa membuat sesuatu?"

 "Tukang kayu, apa maksud mu seorang montir?"

"Apa itu montir ibu?"

"Pembuat kerajinan dari bahan kayu. biasanya di sebut montir. Mereka sangat ahli." ucap nenek re yang menjelaskan.

 Oh, montir toh." gumam Fili sambil mengangguk geli.

"Tak jauh dari sini. Apa kamu membutuhkan sesuatu?" tanya nenek re yang penasaran.

"Iya Bu, aku ingin membuat gerobak. untuk menjadi tempat jualan nantinya."

"Jualan, apa yang ingin kau jual menantu?'

"Bakso Bu. terbuat dari daging. Bisa dari daging babi, sapi dan ayam. Aku akan mencoba membuat nya nanti. Ibu nanti bisa menilai nya. aku pergi dulu Bu ke kota. Nanti sebelum pulang akan singgah ketempat tukang kayu itu." ucap nya sambil tersenyum tipis.

Nenek re memeluk tubuh menantu nya, dengan penuh kasih sayang.

 "Ibu berharap kamu selalu diberkati oleh dewa menantu, ku. Aku sangat menyayangimu seperti putri ku sendiri. maafkan aku di masa lalu, yang membuat mu kesulitan." ucap nya sambil meneteskan air mata nya.

"Ibu, jangan berbicara seperti itu. Aku adalah anak mu mulai sekarang. Jangan merasa segan dan merasa bersalah lagi. Aku akan menjadi ibu yang baik, dan menjadi anak yang baik. Tetap lah panjang umur Bu, aku akan membahagiakan keluarga ini. Aku berjanji."

 "Mulut mu sangat manis, seperti nya kau meminum, madu di pagi hari." ucap nenek re sambil tersenyum lembut. Akhirnya penantian nya melihat Fili menjadi gadis yang baik tersampaikan.

"Hahah, aku menyayangi mu Bu, maafkan sikap dan sifat ku di masa lalu ya Bu."