NovelToon NovelToon
Pernikahan Impian

Pernikahan Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:49.7k
Nilai: 5
Nama Author: El Viena2106

Pernikahan Impian. Itulah yang di harapkan oleh Kirana Amanda akan rumah tangganya bersama Rasya Adilla Ibrahimi. Namun nyatanya, Pernikahan yang dia Impikan tak sesuai dengan yang ia harapkan. Pria yang sejak awal menjadi penguatnya justru menjadi suami yang selalu membuatnya makan hati hampir setiap waktu.

Akankah Kirana mampu bersabar dengan sang suami yang belum selesai dengan masa lalunya itu? Atau Kirana akan mengambil sikap atas pernikahan Impiannya?
•••••
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Rasya Adilla Ibrahimi

"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Kirana Amanda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pamit Pulang

"Tangkap mereka Sekarang juga.." Titah Rasya dengan tegas. Pria yang terkenal dengan sikap datar dan dinginnya itu tersenyum penuh arti. Benda pipih yang menempel di telinganya telah ia matikan.

"Sudah saatnya kalian berhenti bermain-main.. " Rasya tersenyum lagi, Permainan yang di lakukan oleh Rani dan Ameena telah berakhir Sekarang. Semua juga tak luput dari bantuan Angga.

Pria yang pernah menjalin hubungan dengan Nadia itu berusaha mencari bukti cctv yang sudah lama di hilangkan oleh sepasang ibu dan anak itu.

Semua berawal dari Rasya yang tengah ada janji dengan rekan bisnisnya. Tanpa sengaja Rasya kembali di pertemukan dengan Angga. Katanya pria itu sedang ada urusan bisnis. Entah bagaimana tiba-tiba keduanya makan berdua di sebuah cafe lalu berbincang. Hingga akhirnya, Rasya menunjukkan rekaman pembicaraan Rani dan Ameena.

Saat itulah, Angga mulai bereaksi. Rasya juga bercerita semua tentang kebusukan mereka tentang surat peninggalan Nadia yang ternyata surat tersebut adalah palsu. Penyakit keras yang di derita oleh Ameena pun juga sebuah kebohongan besar.

Rumah mereka di jual dengan harga yang cukup tinggi tanpa tahu kalau di balik pembeli tersebut adalah Angga sendiri.

Angga menyewa orang untuk mencari bukti pembu-nuhan Nadia. Walaupun ada sedikit kesulitan, Semua bisa di atasi. Video dimana Nadia di dorong oleh Ameena terpampang nyata.

Rani dan Ameena yang sekarang sedang berada dalam persembunyiannya belum menyadari kalau polisi akan segera sampai dan menangkap mereka.

Dddrrrrt...Ddrrtt...

"Halo..

"Halo.. Semua bukti sudah aku serahkan kepada polisi.. Sekarang polisi sedang menuju ke tempat persembunyian mereka.." Jelas Angga di ujung telepon.

",Baiklah.. Sekarang aku akan pulang. Kau tunggu saja..

"Baiklah..

Panggilan berakhir. Rasya kembali masuk lalu berniat menemui Kirana yang sedang berada di belakang bersama Aaron.

Memang bikin Kesal, Kepanasan, Geram. Ingin rasanya Rasya pukul kepala kakak sepupu istri nya itu agar otaknya beres. Di titah jangan terlalu dekat tapi tetap saja..

"Ekheeem..

Kirana dan Aaron yang sedang berbincang asyik itu menoleh ke arah sumber suara. Rasya mendekat dan duduk di tengah-tengah Aaron dan istrinya.

"Apaan sih? Sempit tahu!" Ucap Aaron sewot.

"Makanya pindah sana.. " Usir Rasya melirik Aaron yang menahan kesal.

"Heh! Dari aku sudah disini bersama Kirana.. Kau saja yang tiba-tiba datang dan merusak suasana. Kau lihat, Kirana juga kesempitan. Kau tidak kasihan dengan keponakanku.." Rasya menatap tajam Aaron.

"Dia anakku.. Aku ayahnya yang jelas lebih paham,..

"Halah.. " Aaron memalingkan wajah dengan rasa kesalnya.

"Aku ingin bicara.. Tapi tidak disini. Kita bicara di tempat lain saja ya, Hanya berdua.." Ucap Rasya dengan nada yang begitu serius.

"Mau bicara apa sih? Udah bicara saja.." Sahut Aaron.

"Kau diam! Aku sedang tidak ingin bicara denganmu.." Kirana yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala saja.

"Ya sudah, Ayo..Kita bicara di kamar saja.. " Rasya mengangguk lalu keduanya masuk ke dalam. Kini hanya tinggallah Aaron seorang diri disini.

"Heleh.. Dasar.. " Gerutunya.

****

"Aku mau pamit pulang..

"Pulang?

"Iya.. Aku harus pulang sekarang karena ada kepentingan yang harus aku hadiri.." Jawab Rasya. Kirana mengangguk saja. Untuk kali ini Kirana tidak ingin ikutan, Terserah Rasya saja dan seperti apa maunya.

"Kepentingan apa?" Rasya diam cukup lama seolah mencari jawaban apa yang pantas agar istrinya tidak lagi salah paham.

Rasya menarik pergelangan tangan Kirana menuntunnya agar duduk di atas tempat tidur. Pria itu menatap lekat sang istri sembari menggenggam tangannya.

"Jadi begini.. Sebenarnya, Ini ada hubungannya dengan kematian Nadia.." Raut wajah Kirana mendadak berubah dan murung begitu mendengar nama itu.

"Pulanglah.." Ucapnya ketus seraya berusaha melepas genggaman tangan itu. Sayangnya semakin Kirana berusaha Rasya semakin mempererat agar genggaman tersebut tidak lepas.

"Tolong dengarkan aku dulu.. Nadia meninggal karena di bu-nuh bukan kecelakaan dan sekarang pelakunya telah tertangkap jadi aku harus pulang karena..

"Ya sudah sekarang kau pergilah!!" Bentak Kirana dengan dada yang naik turun. " Kamu memang selalu peduli padanya meski dia sudah tiada.. " Kirana sudah hendak menangis namun dengan cepat Rasya memeluk tubuh istrinya berusaha agar lebih tenang meski Kirana mencoba berontak.

"Dengerkan aku dulu..

"Aku gak mau dengar! Sekarang kamu pergilah aku sudah tak peduli.. " Kirana masih saja berontak. Rasya yang merasa kalah dengan istrinya langsung membungkam bibir Kirana membuat wanita yang tengah hamil itu terbelalak.

"Eeuump..Eeummp..." Kirana mencoba mendorong dada bidang suaminya. Akan tetapi kali ini, Rasya tak akan kalah lagi.

Pria itu semakin memperdalam ciu-mannya. Lama kelamaan Kirana pun hanya bisa pasrah saja.

Setelah cukup lama, Keduanya sama-sama mengatur nafas. Rasya menyatukan kening dan hidung mereka dengan mata yang sama-sama terpejam.

Perlahan mata keduanya terbuka. Rasya menatap dalam istrinya yang menangis. Dengan gerakan serta perhatian lembut, Pria itu mengusap air mata yang mengalir di pipi Kirana.

"Kalau dulu aku peduli padanya karena rasa cintaku.. Tapi kali ini bukan. Aku peduli padanya karena sebuah rasa kemanusiaan.. Nadia meninggal karena di dorong dari tangga. Dan pelakunya adalah Tante Rani dan Ameena.. Semua bukti telah terkumpul. Mereka harus tanggung jawab agar jera dan tidak melakukan hal yang sama lagi. Selain itu, Mereka juga sudah menipuku. Tentu saja aku akan datang.." Kirana diam dan tak tahu harus bereaksi seperti apa. Masalahnya ini menyangkut Nadia. Setiap mendengar nama itu, Kirana selalu emosi.

"Aku sudah berjanji akan melupakannya. Kita semua mulai dari awal ya.. Dan sekarang aku harus pulang, Aku janji akan jemput kamu dan kita akan menempati rumah yang baru dengan sesuai keinginanmu.." Kirana kembali tatap netra hitam tersebut seolah mencari kebohongan dari sorot mata suaminya. Sayangnya tak ada kebohongan disana.

"Apa kamu ingin ikut pulang?" Kirana menggelengkan kepalanya.

"Aku gak mau pulang kalau masih tinggal di rumah itu.. Lagi pula aku belum pamit pada Vera. Aku masih mau disini.." Selain tak ingin kembali ke rumah yang Rasya khususkan untuk Nadia, Kirana juga belum bicara terhadap Vera dan bum juga pamit secara baik-baik.

"Urusan Vera biar aku yang urus semuanya.. Kita bisa tinggal di rumah Daddy dan Umma kalau kamu mau.." Kirana masih diam berpikir.

"Enggak deh.. Aku harus izin dulu sama Vera, Gak enak kalau tiba-tiba ilang gitu aja.. " Rasya akhirnya mengangguk menghargai keputusan Kirana.

"Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu ya? Kalau ada apa-apa telfon saja.. " Kirana mengantar Rasya hingga ke depan pintu. Pria itu pulang tanpa membawa pakaian apapun.

"Iya, Hati-hati di jalan.." Rasya mengangguk..

"Aku titip Kirana padamu.." Ucap Rasya pada Aaron yang duduk di kursi luar.

"Tidak usah khawatir.. Kirana akan selalu aku jaga dengan baik. Menurut mu? Siapa yang selalu ada untuknya saat kau tak peduli dan mengabaikannya?" Aaron tersenyum sinis membuat Rasya geram.

"Dasar menyebalkan..

.

.

.

TBC

1
Rabiatul Addawiyah
😅 Rayhan keluar dr kamarnya neh
Rabiatul Addawiyah
🤣😂calon presiden dan calon menteri pd hanyut
Nanin Rahayu
oowww km ketahuan 😆😆
Teh Euis Tea
pasti rayhan yg narik rasya itu, ketauan ngaku" yg punya nama ga terima🤣
Viena Alfiatur Rohman
Nah loh.. tu Rayhan mau protes tuh karrna Rasya udah nyamar jadi dia
Erlangga❤
Ini Rayhan nih.. Biasa klo kembar kan gitu.
Evi Alvian
Pasti itu kembarannya Rasya siapa lg kalo bukan Rayhan..
Putri Laely
lanjut Thor
Sri Rahayu
seperti nya Rayhan yg narik Rasya....😆😆😆🤭🤭🤭....lanjut Thorr 😘😘😘
Sri Rahayu
bukan nya minta baik2 ma istri utk nidurin PITON nya....ini seperti memaksa LAKUKAN SEKARANG!. 😇😇😇🙃🙃🙃
Mama Bila😘❤️: Udah kebelet kk🤣
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
gercep bingit Rasya 😅
Evi Alvian
Nah hayo gimana tuh dengan cara apa coba..🤣🤣
Putri Laely
lanjut Thor
Viena Alfiatur Rohman
Rasya ini ada2 aja dah.. Bisa gk usah bngun tuh benda🤣
Erlangga❤
Nah kan.. bingung sekarang gimana tuh cara nidurinnya😂
Teh Euis Tea
hayoooo dgn cara apa tuh nidurin ular kobranya rasya🤣🤣🤣🤣🤣
Teh Euis Tea
hahaha udah ky maling aj rasya saking kangennya sampe manjat tembok segala🤣
Lovita BM
sport jantung gk kalean ber2 🤣🤣
Evi Alvian
Aelahh kayak orang pacaran ampe belain manjat tembok segala..yg sabar Rasya truslah berjuang demi istri dan calon anakmu
Nanin Rahayu
cinta itu berat bang Rasya , selamat berjuang 😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!