NovelToon NovelToon
Diandra

Diandra

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:547.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: AfkaRista

"Mari kita bercerai, Di" ucap Saka

Diandra menatap Saka tidak percaya. Akhirnya kata itu keluar juga dari mulut suaminya. Hanya demi perempuan lain, Saka rela menceraikan dirinya. Apa yang kurang dengan dirinya hingga Saka sekejam itu padanya?

"Kamu pasti sudah tidak sabar untuk menikahi perempuan itu, kan?"

Saka menatap Diandra lekat, Jujur dia masih mencintai Diandra. Tapi kesalahan yang dia lakukan bersama Vika terlanjur membuahkan hasil. Sebagai pria sejati, tentu Saka harus bertanggung jawab.

"Vika hamil anakku. Bagaimanapun aku harus menikahinya"

"Kalian bahkan sudah sejauh itu? Kamu hebat, Mas. Tidak hanya menorehkan luka di hatiku, kamu juga menaburinya dengan garam. Kamu sungguh pria yang kejam!"

"Aku minta maaf" lirih Saka

Tidak ada yang bisa menggambarkan sehancur dan sekecewa apa Dian pada suaminya.

"Baik. Mari kita bercerai. Aku harap kamu bahagia dengan perempuan pilihanmu itu!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Maaf saya terlambat. Kenalkan, saya Diandra! Calon istri Gama Mahaditya!"

Deg

Semua mata tertuju padanya sekarang. Lebih tepatnya, mereka mengamati penampilan Dian dari atas sampai bawah. Wanita itu terlihat begitu cantik dan mempesona. Gama sendiri cukup terkejut dengan kedatangan Diandra. Apalagi wanita itu mengaku sebagai calon istrinya.

Sebenarnya apa yang wanita ini rencanakan? Kenapa dia mengaku sebagai calon istriku? Baiklah, aku akan mengikuti permainannya. Kita lihat, siapa yang akan menang nantinya. Ucap Gama dalam hati

"Kamu calon istrinya, Gama? Tapi kenapa Gama tidak pernah cerita kalau dia punya pacar?" tanya wanita paruh baya yang Dian yakini adalah Mamanya Gama

"Tidak perlu mengumbar sesuatu yang belum pasti, Ma" sahut Gama asal

"Benar juga. Ya sudah kalau begitu, silahkan kamu duduk di samping Gama"

"Terima kasih, Tante"

Cilla menatap Dian kesal. Terlihat jelas kalau dia tidak suka dengan kehadiran Dian di sana. Wanita itu menjadi saingan terberatnya untuk mendapatkan Gama. Dian sendiri tahu jika Cilla tak suka padanya. Tapi itulah tujuannya datang kemari, Dian sengaja membuat Cilla cemburu dan marah padanya.

"Oh ya, kenalkan, ini Tuan Aditama dan istrinya Nyonya Livia. Dan yang itu, Pricilla, putri mereka. Mereka ini tetangga baik kami"

Dian tersenyum kemudian mengangguk,

Clara Chandra Ditya, Mama dari Gama itu masih memperhatikan Diandra dengan seksama. "Kenapa sepertinya wajahmu tidak asing. Apa kamu seorang artis?"

Dian terkekeh, "Bukan Tante. Saya hanya wanita karir biasa"

"Tidak - tidak. Aku merasa sering melihat wajahmu. Tapi, kalau kamu bukan artis, dimana aku pernah melihatmu?"

"Mungkin Tante sering membeli produk Saya. Makanya Tante merasa tidak asing dengan wajah Saya"

"Mungkin saja. Memangnya kamu punya usaha apa?"

"Saya owner DV Jawelry"

Mata Clara terbelalak, "Jadi kamu Diandra Veronica Abraham itu? Pemilik dan pewaris DV Grup?"

Deg

Dian kembali tersenyum, berbeda dengan pria dan wanita paruh baya yang tampak shock mendengar apa yang baru saja mereka dengar. Ekspresi mereka berubah seketika. Begitupun dengan wajah Cilla yang langsung mendung mengetahui siapa Dian sebenarnya. Di tambah lagi respon Tante Clara yang menerima Dian dengan baik.

"Gam, kenapa kamu tidak pernah membawa Diandra main kerumah?"

"Aku pernah ke rumah Gama. Saat itu aku juga bertemu dengan Cilla" jawab Dian

"Benarkah? Kapan? Atau jangan - jangan, kamu wanita yang menghebohkan seisi rumah waktu itu ya?"

"Aku menghebohkan seisi rumah?" tanya Dian tak percaya

"Tentu saja! Kamu tahu? Kamulah wanita pertama yang Gama bawa kerumah. Sayangnya waktu itu Tante dan Om sedang keluar kota. Kalau tidak, mungkin kami akan meminta Gama menikahimu lebih cepat"

Dian menatap Gama, "Aku jadi malu. Oh ya Sayang, ini hadiah untukmu. Selamat ulang tahun, ya. Semoga kamu selalu sehat dan panjang umur" Dian menyodorkan hadiahnya untuk Gama

"Kenapa kamu repot - repot segala, Sayang. Terima kasih"

"Kamu tidak mau membukanya? Bukalah, aku yakin kamu pasti menyukainya"

Gama manatap Dian sekilas, lalu ia membuka paper bag dari wanita itu. Bukan hanya Gama, yang lainpun terkejut dengan hadiah yang Dian berikan. Camera terbaru dengan harga yang hampir mencapai tujuh ratus juta

"Ini?" tanya Gama ragu

"Kamu menyukainya kan?"

"Tentu saja. Terima kasih, sayang. Aku sangat menyukainya" sahut Gama senang

Sebenarnya Dian tidak menyangka Gama bisa mengimbangi drama yang Ia buat. Bahkan orang tua Gama menerimanya dengan tangan berbuka. Dian kira, akan sulit. Tapi baguslah, setidaknya rencananya malam ini akan berhasil.

"Sebaiknya kita makan sekarang. Nanti makanannya keburu dingin" David, Papa Gama memecah keheningan

Semua tampak menikmati makanan mereka. Hanya saja, Aditama, istri dan anaknya tampak tak begitu berselera.

"Makanlah yang banyak. Kamu menyukai ini kan?" Dian menambahkan makanan kesukaan Gama ke piring pria itu

"*Thank you"

"It's oke*"

"Gam, kenapa kamu tidak pernah cerita kalau calon istrimu wanita sehebat ini?" tanya Clara heboh

Gama menatap Dian sekilas, "Kejutan" jawabnya dengan nada dingin

"Pah, akhirnya kita punya calon mantu! Ternyata si perjaka tua ini hebat juga ya cari calon istri!"

Gama berdecak, "Berhenti mengataiku begitu, Ma. Mama membuatku malu di depan semua orang"

Cilla menghentakkan sendok dan garpunya dengan keras. Tentu saja hal itu membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Cill, tidak sopan seperti itu" tegur Aditama, Papa Cilla

"Maaf!", ucap Cilla kesal. Dia merasa keberadaannya seperti tak terlihat. Biasanya dia yang selalu jadi pusat perhatian. Tapi sekarang perhatian itu di ambil alih oleh Diandra.

"Sejak kapan kalian berdua saling mengenal?" tanya Livia

"Tidak terlalu lama. Tapi karena kami merasa cocok satu sama lain, kami memutuskan untuk menikah dalam waktu dekat, benar kan sayang?", Gama mengangguk, jawaban Gama semakin membuat Cilla patah hati

"Selama ini Kak Gama tidak pernah terlihat punya kekasih. Bukankah aneh jika tiba - tiba Kak Dian datang dan mengaku sebagai calon istrinya?" tanya Cilla dengan tatapan tak sukanya

Dian hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Cilla, "Kami memang sengaja tidak pernah mengumbar hubungan kami. Kita berdua sama - sama sibuk dan belum ada waktu untuk membahas hubungan yang lebih serius, makanya baru sekarang kami mengumumkan hubungan ini"

"Kak Dian ini single atau pernah menikah?"

"Cill, tidak baik bertanya seperti itu" tegur Livia

"Kita dengan Kak Gama sudah seperti keluarga. Bukankah ada baiknya kalau kita tahu seperti apa Kak Dian sebenarnya? Jangan sampai Kak Gama salah memilih calon istri"

Clara dan David saling melirik. Mereka bukan tidak tahu jika Cilla menyukai Gama. Hanya saja, Gama hanya menganggap Cilla sebagai adiknya. Lagipula, Gama lebih cocok menjadi Om untuk Cilla.

"Aku janda!", jawaban Dian membuat semua orang diam. Cilla tersenyum tipis. Ia yakin, Tante Clara dan Om David tidak akan setuju putra mereka satu - satunya menikahi janda

"Janda hanyalah status. Tidak masalah bagi kami. Yang terpenting adalah kebahagiaan Gama. Benar kan, Ma?" tanya David pada sang istri

"Benar. Tidak peduli status dan masa Dian seperti apa. Lagipula, Dian ini wanita yang hebat. Dian akan menjadi ibu yang hebat pula untuk anak - anak Gama"

Jawaban yang keluar dari orang tua Gama tak sesuai dengan yang Cilla harapkan. Harapannya seketika patah.

"Aku menyukai Kak Gama"

Pengakuan Cilla tak membuat mereka terkejut. Baik orang tua Gama maupun orang tua Cilla, mereka tahu akan hal ini. Livia juga pernah menawarkan perjodohan untuk Cilla dan Gama tapi di tolak oleh Clara karena memang ia tahu Gama tidak memiliki perasaan apa - apa pada gadis belia itu.

"Aku lebih mengenal Kak Gama. Aku lebih cocok menjadi istri Kak Gama di banding Kak Dian!"

Clara menghela nafas, "Cilla Sayang, kamu tahu betul kalau Gama hanya menganggapmu adik. Umur kalian juga terpaut begitu jauh. Kamu cantik, tante yakin akan banyak pria yang menyukai kamu selain Gama" bujuk Clara

"Tapi, Tan-"

"Cill, Papa selalu mengajarkan kamu untuk tidak memaksakan sesuatu yang sebenarnya tidak bisa kamu miliki" bujuk Aditama, Papa Cilla

"Tapi aku yang lebih dulu mengenal Kak Gama daripada wanita ini!", ucap Cilla mulai emosi

"Tapi aku yang lebih dulu menjadi kekasih Gama, Cilla Sayang"

Clara menggenggam erat dress miliknya. Punggung tangannya bahkan sampai memerah.

"Jeng Clara, kita bertetangga sudah sangat lama. Bahkan Gama dan Cilla sudah mengenal sejak lama pula. Bukankah Jeng Clara sudah berjanji akan menjodohkan anak - anak kita?" tanya Livia, Mama Cilla

Dian menatap Clara yang juga menatapnya. "Aku menyetujui itu karena aku pikir Gama tidak memiliki kekasih. Aku minta maaf kalau rencana kita tidak bisa terlaksana, Jeng"

"Tapi, Jeng-"

"Ma, kita tidak bisa memaksakan keinginan Cilla. Lagipula mereka tidak akan cocok. Usia keduanya yang terpaut jauh akan membentuk banyak perbedaan di antara mereka" Aditama berusaha menengahi

Pria paruh baya itu menatap Diandra. Putrinya itu berubah menjadi wanita yang sangat cantik. Mirip sekali dengan Denata, istrinya dulu.

"Diandra, kalau boleh Tante memohon-"

"Anda tidak akan memaksa anak Anda untuk merebut milik orang lain, kan Nyonya Livia?" tanya Dian, "Atau Anda memang terbiasa mengambil milik orang lain?", Dian melirik Aditama dan Livia dengan sinis

"Jaga bicaramu! Jangan pernah berkata seperti itu pada Mamaku!" sahut Cilla tak terima

"Aku hanya bertanya! Kenapa kamu semarah itu?"

Cilla menatap Dian tajam, sementara Dian hanya menatapnya santai. Sesekali ia melirik Aditama yang mencuri - curi pandang ke arahnya. Suasana berubah menjadi tidak nyaman. Cilla dan Livia sama - sama memasang wajah masam.

"Biarkan Gama yang meluruskan semuanya. Setelah itu, aku harap tidak ada perdebatan lagi" David berucap dengan bijaksana

Gama menatap semua orang bergantian. "Aku dan Diandra akan menikah dalam waktu dekat"

"Tidak bisa, Kak. Bagaimana bisa kamu lebih memilih untuk menikahi wanita ini? Dia itu janda!"

Dian menatap Cilla santai. "Aku memang janda, dan Gama tahu akan hal itu. Dia juga tidak keberatan dengan status dan masa laluku. Lagipula, janda lebih menggoda! Buktinya banyak suami yang rela menjandakan istrinya hanya demi menikahi seorang janda!" sindir Dian. Aditama hanya bisa tertunduk diam.

Clara kembali menghela nafas, "Apa yang salah dengan status janda, Cill? Gama juga sudah tua, sudah bagus kalau Dian mau dengannya. Mereka terlihat serasi kok. Lagipula, Om dan Tante tidak keberatan dengan hal itu"

"Bagaimana bisa seorang kontraktor hebat seperti Kak Gama menikah dengan janda!"

"Tuan Aditama yang terhormat juga menikahi janda. Lalu apa masalahnya? Benar kan Tuan Aditama?"

Aditama dan Livia sama - sama bungkam begitupun dengan Cilla. Dia seolah lupa jika Mamanya dulu juga seorang janda yang di nikahi Papanya.

"Keputusan sudah dibuat. Gama juga sudah menentukan pilihannya. Cill, om minta kamu berlapang dada ya"

"Aku tidak terima keputusan ini!!" Cilla pergi meninggalkan restoran. Aditama dan Livia segera mengejar putri mereka

"Maaf atas kejadian tidak mengenakkan ini ya, Di. Tante harap kamu tidak mengubah keputusanmu untuk menikah dengan Gama"

Dian menatap Gama lalu tersenyum, "Tante tidak perlu khawatir soal itu"

"Tante senang mendengarnya. Oh ya, bagaimana kabar Mama kamu? sudah lama dia tidak terdengar kabarnya? Apa dia baik - baik saja?"

Wajah Dian berubah sendu, namun dia berusaha memberikan senyum manisnya. "Mama baik, kok Tan. Sangat baik malah"

Raut sendu itu bisa Gama tangkap. Dian memang tersenyum, tapi Gama tahu kalau ada luka yang berusaha Dian sembunyikan.

"Lalu kapan rencananya kalian akan menikah?" tanya David

Dian dan Gama saling lirik, "Bulan depan" jawab Gama mantap

"Mama tidak sabar ingin melihat Gama menikah!"

"Hah... Akhirnya perjaka tua ini laku juga. Om sempat khawatir kalau tidak akan ada wanita yang mau padanya, Di. Dia itu dingin, keras kepala dan membosankan. Syukur kamu bisa tahan menghadapinya"

Gama menatap Papanya kesal, "Aku ini tampan, mapan dan berkharisma! Tentu saja banyak yang mau padaku!"

Clara dan David tertawa bersama, "Kalau memang banyak yang mau denganmu, kenapa di usiamu yang sudah tiga puluh lima tahun kamu baru menikah?"

"Karena aku menunggu jandanya Diandra!"

Deg

1
Tatun Tania
Luar biasa
Yati Syahira
vika setres mau lawan gama wkwk yg ada coid
Yati Syahira
saka bangga jarusnya punya istri pilihan jdi piala bergilir
Yati Syahira
top di
Yati Syahira
bodohnya laki mau aja suruh nikahin kekasih orang alasan mau bunuh diri konyool
Yati Syahira
seru ribut duo pezona itu
Yati Syahira
good bikin ribut trus ntar juga keguguran setres dan emosi trus menerus orang lgi hamil
Yati Syahira
rasain laki demi nafsu dan slengki mengahancurkan dirinya
Yati Syahira
syukurlah bangkrut ka
Yati Syahira
rasain masuk kandang serigala
Yati Syahira
lakor manusia juga punya cemburu otaknya dimana saat ambil laki orang semoga tdk bahagia duao pezina dqn pengkhianat ,saka balik ke setelan awal bangkrut dan ancur
Yati Syahira
laki bodoh saka
Azlin Hamid
Luar biasa
Ahmad Zaenuri
ya udh novelnya judulnya apa kelanjutannya kristal dan Kenzie udh baper baper mlh di putus bikin pinisirun ajah...
Ahmad Zaenuri
di sini sekalian Thor /Cry//Cry/
Ahmad Zaenuri
Thor masalah Ken dan Kris kok lebih berat dr mslh rmh tggku ... kasihan loh masih muda entar tua sebelum waktunya /Grin//Grin//Grin/
Ahmad Zaenuri
iyalah kan yazna suka dgn Ken begitu tau ken suka Kris yazna berusaha mencegah pertemuan Ken dan Kris dgn andalan kekurangan dirinya... anak siapa dulu dong..
/Smug//Smug/
Ahmad Zaenuri
i love you sekebon Thor /Heart//Heart//Heart//Heart/
Ahmad Zaenuri
demen gua dgn kisah cinta anak muda 🤩🤩🤩
Ahmad Zaenuri
🤣🤣🤣🤣🤣 UPS 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!