Gadis Yatim Piatu Kesayangan CEO

"Kurang ajar!" Mike menggebrak meja kerjanya, ia terlihat begitu sangat emosi melihat video rekaman yang diberikan oleh Sita.

"Pria itu bernama Andrew, mahasiswa semester delapan, sejak awal perkuliahan dia sudah mendekati nyonya dan ingin menjadi kekasihnya!" kata Sita Menjelaskan.

Rahang Mike mengeras dan tangannya terkepal mendengar kenyataan yang diceritakan oleh Sita.

"Kalau gadis yang menganiaya nyonya adalah Jessica, mahasiswi terpopuler di kampus, dia adalah putri tunggal pak rektor!" Sita kembali memberi penjelasan.

"Panggil gadis itu dan ayahnya, aku akan memberi pelajaran kepadanya terlebih dahulu, baru setelah itu akan ku urus pria pengganggu itu!" Mike tidak bisa menyembunyikan kekesalannya lagi.

"Baik tuan!" Sita kemudian keluar dari ruang kerja Mike.

"Apa yang akan kau lakukan pada mereka Mike?" George yang sejak tadi hanya diam akhirnya angkat suara.

"Akan aku drop out gadis itu dan kupecat ayahnya dari kampus!" kata Mike.

"Bukankah ayahnya tidak bersalah?" George berusaha mengembalikan akal sehat Mike.

"Kau bilang tidak salah? karena dia tidak bisa ngurus anaknya, istriku babak belur!" suara Mike meninggi dan lepas kontrol.

"Aku tau, tapi dia sudah banyak berjasa pada kampus, apa kau tidak mau memberinya keringanan? setidaknya biarkan dia tetap mengajar menjadi dosen biasa saja!" George memberi penekanan.

Mike tidak bergeming karena semua yang dikatakan sahabatnya adalah kebenaran. Ia mencerna perkataan George, ia tau bahwa George pasti akan bersikap objektif saat dirinya sedang emosi dan akan membantunya berfikir lebih jernih.

"Bagaimana?" George mencari kepastian.

"Kau urus saja!" Mike akhirnya memasrahkan hukumannya kepada George.

"Tapi aku mau gadis itu tetap keluar dari kampus!" Mike tidak bisa ditawar lagi.

"Baiklah!" George tersenyum puas karena usulannya diterima.

.........

"Selamat pagi tuan" Sapa sang rektor saat memasuki ruang kerja Mike di rumahnya.

"Duduklah!" Mike menatap tajam kedua orang yang ada di depannya secara bergantian.

"Terima kasih!" Rektor itu kemudian duduk diikuti oleh Jessica.

Mike terdiam cukup lama menatap Jessica.

"Kenapa tuan Mike menatapku seperti itu ya? apa dia menyukaiku? kalau dia benar-benar menyukaiku, aku rela kehilangan Andrew, karena dia lebih dalam segalanya!" batin Jessica senang di dalam hatinya.

"Aku ingin memperlihatkan sesuatu pada kalian!" Mike kemudian memencet tombol pada remote yang dipegangnya.

Terlihat video rekaman dimana Jessica sedang menampar Ananda berulang kali. Sesungguhnya Mike tidak ingin melihat video ini lagi karena setiap ia melihat Ananda terluka, hatinya sangat sakit.

"Bisa beri penjelasan, apa yang terjadi di dalam video ini?" Mike menatap tajam ke arah Jessica yang terperangah ketakutan.

"I itu, gadis itu menggoda pacarku tuan!" Jessica menjawab dengan terbata-bata.

"Benarkah?" Mike tidak berpaling dari gadis itu.

"Gadis kampungan itu terus mengejar kekasihku, aku sudah katakan berulang kali untuk menjauhi kekasihku, tapi dia malah semakin mendekatinya!" Jessica kemudian bercerita menurut versinya.

"Jadi dia gadis kampung?" Mike mengernyitkan alisnya.

"Iya, dia hanya gadis kampung sok polos yang menggoda pacar orang lain dengan tubuhnya!" Jessica semakin berbohong.

"Lalu bagaimana dengan video ini?" Mike memutarkan video pernyataan Andrew,

"Apa dia yang kau maksud kekasihmu?" Mike berusaha menahan emosinya yang kini berlipat ganda karena melihat Andrew merayu istrinya.

"Iya, dia kekasihku!" Jessica menjawab dengan takut, karena dalam video itu justru membuktikan bahwa pacarnyalah yang merayu Ananda.

"Tadi kau bilang pacarmu dirayu olehnya, tapi kenapa dalam video ini malah pacarmu yang merayu gadis kampungan itu ya?" Mike seperti ingin menerkam.

"A aku tidak tau tuan!" Jessica menjawab gugup sambil tertunduk.

Sementara itu sang rektor hanya bisa terduduk dengan syok melihat semua perilaku putrinya.

"Ahhhh sepertinya aku harus memberi tau sesuatu agar kau tau jawabannya ya!?" Mike kemudian berdiri dan membuka pintu ruang kerjanya.

"Ayo ikut denganku!" Mike mengajak Jessica dan sang rektor menuju kamarnya.

"Ayahhhh!" Gaby memanggil ayahnya dengan riang saat Mike masuk ke dalam kamar.

"Halo sayang, bisakah kau keluar sebentar?" Mike meminta Gaby meninggalkan kamar.

"Tapi akukan sedang menemani bunda !?" Gaby protes.

"Ayah dan bunda ada tamu penting, kami harus bicara sebentar, nanti kalau sudah selesai kau bisa kembali dan menemani bunda lagi, oke??" Mike mengelus rambut putrinya.

"Bunda?" Gaby meminta persetujuan Ananda.

"Sebentar ya nak!" Ananda mengangguk.

"Baiklah!" Gaby terpaksa keluar kamar.

Sementara Jessica yang melihat interaksi tiga orang yang ada di depannya sangat syok. Ia hampir saja terjatuh karena lututnya sangat lemas melihat kenyataan bahwa Ananda yang selama ini dia aniaya adalah istri sang pemilik kampus sekaligus atasan ayahnya.

"Hey nona, kenapa kau diam di situ, kemarilah!" Mike memanggil Jessica agar mendekat.

"Ada apa ini?" Ananda terkejut karena kedatangan Jessica.

"Nona ini ingin menjengukmu bunda, katanya kalian berteman baik di kampus, benarkah?" Mike meraih tangan istrinya dan mengecupnya lembut.

"Ayah!?" Ananda paham bahwa suaminya sedang bersarkas.

"Adakah yang ingin kau sampaikan kepada istriku nona?" Mike menyeringai jahat.

"A aku minta maaf!" Jessica terjatuh ke lantai tak berdaya sambil menangis.

"Jessica bangunlah!" Ananda menatap Jessica dengan iba.

"Apa kau tidak dengar nona? istriku memintamu bangun!" nada dingin terlontar dari mulut Mike.

"Ayah aku mohon maaf dia!" Ananda tau kalau Mike pasti akan berbuat sesuatu yang buruk terhadap gadis itu.

"Kau dengar nona? istriku memintaku memaafkanmu! bukankah dia sangat baik?" mata Mike menatap tajam sampai mengoyak kekuatan yang ada dalam diri Jessica.

"Karena istriku yang memohon langsung, maka aku akan mengampunimu dan tidak memperpanjang ini ke ranah hukum. Tapi aku akan tetap mengambil tindakan hukuman untukmu dan juga ayahmu sesuai dengan peraturan yang berlaku di kampus!" kata Mike tegas.

"Terima kasih tuan atas pengampunannya!" Jessica menautkan kedua tangannya di depan dada.

"Jangan berterimakasih padaku, ucapkan itu pada istriku!" kata Mike.

"Terima kasih nyonya!" Jessica menatap malu kepada Ananda.

Sementara sang rektor hanya berdiri mematung di depan pintu kamar saking terkejutnya. Ia seperti tersambar petir dan kehilangan seluruh kekuatannya, lidahnya pun sangat kelu untuk berbicara dan melakukan pembelaan terhadap sang putri. Ia sadar bahwa putrinya telah melakukan kesalahan fatal yang tak termaafkan.

"Pak rektor, bawa putrimu pulang dan tunggulah surat dari kampus yang akan dikirimkan untuk kalian!" kata Mike menatap anak buahnya itu.

"Baik tuan, dengan segala hormat, saya mohon maaf, saya sebagai ayah tidak dapat mendidik Putri saya dengan baik!" kata sang rektor pada akhirnya.

"Keluarlah!" Mike tidak peduli lagi dengan mereka berdua.