NovelToon NovelToon
Reckless

Reckless

Status: tamat
Genre:Mafia / Time Travel / Romansa / Tamat
Popularitas:867.3k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Kesempatan kedua setelah bunuh diri karena ditinggal kekasihnya, Cloud Heaven lelaki 23 tahun ingin memperbaiki kesalahannya dimasa lalu dan mempertahankan kekasihnya namun siapa yang menduga ternyata banyak konspirasi dan manipulasi yang dulu tidak diketahuinya yang justru dilakukan orang-orang terdekatnya.
Cloud Heaven bukan bereinkarnasi tetapi 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘸𝘣𝘢𝘤𝘬..

Stay tune with Thorball yg eksis dan narsis 😎🤣

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HALUSINASI

Ayden meraih pinggang ramping Alana dan satu tangannya lagi menahan tengkuk leher gadis itu. "Apa yang ingin, kau.." Dengan cepat Ayden membungkar bibir Alana yang bervolume dan berwarna nude. Sontak, tindakan pria itu membuat Alana terkejut. Kedua manik gadis itu membesar, dan jantungnya terasa seperti berhenti bekerja.

Tanpa sadar kedua tangan Alana sedikit terangkat. Meletakkannya tepat diatas dadaa bidang Ayden, Alana mencengkram kemeja yang dipakai pria itu dengan kuat.

Ayden dengan kepiawaiannya melaahap penuh bibir Alana, ia mencecap rasa manis dan kelembutan bibir gadis itu.

Tidak ada penolakan, Alana membiarkan bibirnya dijamah dengan suka cita. Kedua manik indahnya mengerjap, merasakan luumatan di bibirnya yang terlalu memabukkan.

Melihat expresi cantik Alana yang merona, Ayden pun tersenyum dan ia semakin memperdalam ciumannya.

Alana melihat Ayden tersenyum seperti itu, ia begitu heran. Ada apa dengannya?

"Hei, ada apa denganmu? Kenapa kau tersenyum, hah?"

Suara terdengar merdu berhasil mengembalikan kesadaran Ayden. Ayden terkesiap, wajahnya sedikit memerah. Oh shiittt, apa yang telah aku fikirkan?

Gumam Ayden seraya mengalihkan wajahnya. Pria itu mengerut pelan pelipisnya dan ia tertawa. Astaga, ada apa denganku. Ayden membantin, pria itu menertawakan dirinya yang kurang ajar, membayangkan hal yang tidak-tidak. Dia begitu mesuum.

Alana semakin dibuat terheran, gadis itu mengerutkan keningnya. "Berhentilah untuk tertawa, jika tidak aku akan meninggalkanmu!" Alana sedikit meninggikan nada suaranya 1 oktaf, agar pria itu mendengarkan ucapannya dan ia berhasil.

"Sorry." Ayden menyeka air matanya, dan berusaha memberhentikan tawanya yang tidak kunjung mereda.

Pria itu berdeham, untuk memulihkan dirinya. "A-aku akan mencobanya."

"Kau yakin tidak mau mengambil kesempatan untuk memakaikan kemeja ini ke tubuhku?" Kelakar Ayden, yang dibarengi dengan tawa yang menggoda.

Menggoda pujaan hatinya sudah menjadi sebuah kewajiban yang harus di laksanakan. Meski ia harus mendapatkan umpatan yang menyentil ulu atinya, ia bisa menikmati rona merah wajah Alana yang sedang marah.

"Cih, aku tidak sudi," jawab Alana terang-terangan, gadis itu sudah muak dan batas sabarnya sudah habis. "Mintalah wanitamu untuk kesini dan memakaikan kemeja ke tubuhmu, ku rasa dia tidak akan keberatan."

Ayden melipat bibir bawahnya, menahan senyumannya.

"Apakah kau mempunyai seorang kekasih Alana?" Ayden bertanya seraya memakai kemeja pilihan Alana ke tubuhnya. Ayden dihinggapi rasa penasaran, dan ia sedikit terusik dengan pertanyaannya sendiri.

"Kenapa kau diam, hmm?"

"Apakah hal itu penting?" Bukannya menjawab pertanyaan Ayden, gadis itu malah melayangkan pertanyaan.

"Tentu...itu sangat penting untukku, Alana." Ayden menampilkan wajah seriusnya. Alana sempat terpaku. "Aku menyukaimu dari awal kita bertemu."

Alana mengerjap berulang kali mendengar pernyataan spontan pria itu. Apa barusan Ayden telah mengungkapkan perasaannya?

Alana tidak habis fikir dengan pria itu. Pertemuan yang terjadi antara mereka sangatlah singkat. Pertanyaannya, kenapa pria itu begitu mudah menyatakan perasaannya, padahal mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Hal ini yang membuat Alana tidak bisa mengerti dan ini tidak masuk akal.

Alana tidak menggubris pertanyaan Ayden. Ia tidak ingin berbohong dan ia juga tidak ingin mengatakan sebenarnya jika ia singel. Tidak ada opsi yang menguntungkan untuknya.

"Dasar tidak waras!" Hardik Alana dengan kesal.

"Ya, anggap saja seperti itu. Aku tidak waras jugaa karenamu, Alana."

Ucapan yang keluar dari bibir Ayden membuat Alana membuang nafas dengan kasar. Dia mulai lagi.

"Kenapa kau hanya diam?" Ayden kembali melayangkan pertanyaan. Pria itu semakin penasaran.

"Punya atau tidaknya, itu privasi ku!"

"Baiklah aku akan mencari tahu sendiri." tutur Ayden.

"Whatever, lakukan semaumu."

Alana terdiam sejenak. Gadis itu menilik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ada lagi yang kau butuhkan?"

Alana meluruskan pandangannya menatap Ayden tengah bercermin merapikan kerah kemeja. "Pilihanmu memang terbaik Alana." Puji Ayden.

Menit berikutnya pria itu melepaskan kemeja tersebut. "Aku mau." Ayden meletakkan kemeja di atas sofa yang berada di tengah ruangan. Lalu pria itu mengambil kembali kemeja yang di pilihkan Alana tadi.

"Aku sangat menyukai pilihanmu."

"Lalu, kenapa kau menolak pilihanku tadi. Jika ujung-ujungnya kau memilih model serupa?"

"Ah itu, " Ayden menggaruk pelipisnya. "Aku hanya ingin berlama-lama denganmu." tutur Ayden dengan jujur.

Alana memutar bola matanya. Ia sudah lelah menanggapi ucapan Ayden. Membosankan..

Alana berencana mengambil alih kemeja yang berada di tangan Ayden, namun Ayden melarangnya. "Biar aku saja." Ayden merekahkan senyumannya, hingga gigi putihnya terlihat.

"Waktunya makan siang, kau sudah makan Alana?"

"Sudah, " jawab Alana berbohong. Ia belum makan dan saat ini ia sedang kelaparan.

Ayden menukik alisnya mendengar jawaban Alana, ia menangkap gelagat dari wajah gadis itu. Yeah, Alana tertangkap berbohong.

"Didekat sini ada restauran Korea yang menyediakan galbi yang sangat lezat."

Alana menelan salivanya dengan kasar, perutnya semakin meronta membayangkan makanan dengan bahan utama iga sapi itu. Dan sial perutnya berbunyi.

Ayden menarik kedua sudut bibirnya, dan ia mendapatkan peluang yang jelas tidak akan disia-siakan. Lupakan pekerjaannya yang masih belum selesai, Ayden kembali menarik tangan Alana.

"Kita makan siang bersama," ujarnya.

"Apa? Aku sudah ada janji dengan sahabatku."

"Ajaklah sahabatmu ikut bersama kita."

Ciee yang makan bersama 🤣

1
Be Mine
Mampir jg ka 🥰
Bundanya Pandu Pharamadina
OTW kita
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author sudah di ijinin baca marathon 👍❤
TAMAT
Bundanya Pandu Pharamadina
dgn harapan Ayah Cloud bisa di selamatkan
Bundanya Pandu Pharamadina
mbak Author bikin kejutan ngga tanggung² bikin pembaca emostis di bikin tergayung².
ahaayyyy hebat nih mbak Authornya bikin makin kita penasaran
Bundanya Pandu Pharamadina
kami pasrahkan nasib para pemain ada di tangan Authornya
Bundanya Pandu Pharamadina
deg degan tarik napas tahan.... cepetan Cloud selamatkan Ayah mu Cloud
Bundanya Pandu Pharamadina
semoga Cloud bisa bertemu dan menyelamatkan Ayahnya
Bundanya Pandu Pharamadina
Ayden sama Alana belum di halalin tapi masukin gool sekarepmu 🤭🤣
Bundanya Pandu Pharamadina
ikutan tarik napas buang hembuskan dan tarik lagi akhirnya plongggggh
Bundanya Pandu Pharamadina
misi Cloud semoga berhasil menghancurkan Chalk
Bundanya Pandu Pharamadina
antara Cloud dan Roti, mbak Author........
kita lebih memilih Roti untuk teman ngopi
🍞☕👍
Bundanya Pandu Pharamadina
kasihan Cloud tahunya Ayah-nya sudah meninggal , Ayah yg membela kebenaran akhirnya di sekap dan di siksa
Bundanya Pandu Pharamadina
Alana, biasanya benci jadi cinta
Bundanya Pandu Pharamadina
nyimak Cloud Hana ❤❤❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
Helder dirimu sungguh pebisnis yg kejam
Bundanya Pandu Pharamadina
Hana belahan jiwa nan ke bakalan ke bawa mimpi terus
Bundanya Pandu Pharamadina
Chalk ternyata ayahnya Petter
Bundanya Pandu Pharamadina
visual 👍❤
Bundanya Pandu Pharamadina
andai diriku punya abang, mungkin menyenangkan💕😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!