NovelToon NovelToon
Terjebak dalam Ikatan Cintamu

Terjebak dalam Ikatan Cintamu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / LGBTQ / GXG
Popularitas:43
Nilai: 5
Nama Author: Raylla Mary

"Briana Anderson, seorang miliarder berusia 30 tahun, bagaikan menggenggam dunia di tangannya. Dingin, penuh perhitungan, dan pemilik perusahaan multijutaan dolar, ia dikenal sebagai wanita yang selalu mendapatkan segala yang diinginkannya... hingga ia bertemu Molly Welstton.
Molly, yang baru berusia 18 tahun, adalah kebalikan sempurna dari Briana. Polos, pemalu, dan penuh dengan impian, ia berfokus pada studinya di jurusan manajemen bisnis. Namun, hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat ketika jalan hidupnya bersilangan dengan CEO paling berkuasa dan posesif di New York.
Apa yang awalnya adalah ketertarikan sederhana, berubah menjadi sebuah obsesi yang membara. Briana bertekad untuk memiliki Molly dalam hidupnya dan akan melakukan segalanya untuk melindungi gadis itu dari ancaman apa pun — nyata atau hanya dalam bayangannya.
Akankah cinta Briana yang posesif dan menguasai cukup kuat untuk meluluhkan kepolosan Molly? Atau justru gairah cemburu si miliarder akan membuat Molly terasa terkurung? Sebuah kisah tentang kekuasaan, kontrol, dan cinta yang menantang semua aturan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raylla Mary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24

Antara Ciuman dan Perpisahan

Matahari menembus tirai dengan nada keemasan, dan kamar Briana perlahan-lahan dipenuhi cahaya. Keheningan pagi hanya dipecahkan oleh suara angin dari luar dan napas tenang Molly, yang masih meringkuk di dada wanita yang dicintainya.

Briana membuka matanya perlahan. Untuk sesaat, dia hanya berdiri di sana, mengamati — helai rambut cokelat yang tersebar di bantal, wajah yang tenang, mulut yang sedikit terbuka dalam istirahat yang polos.

Dia tersenyum.

Jarang melihat seseorang tidur dengan begitu damai.

Molly tampak seperti mimpi, dan Briana, yang terbiasa mengendalikan segalanya dan semua orang, untuk pertama kalinya merasa menyerah.

Dia mengusap rambut Molly dengan ringan, menjauhkan sehelai rambut dari wajahnya.

"Selamat pagi, sayangku," bisiknya.

Molly bergerak dan membuka matanya dengan malas. Ketika dia melihat Briana tersenyum padanya, dia tersipu sampai telinganya.

"Apakah kamu sudah lama menatapku?"

"Cukup lama untuk jatuh cinta lagi," jawab Briana, dengan nada provokatif yang selalu membuat Molly tidak bisa berkata-kata.

Molly terkekeh pelan dan menyembunyikan wajahnya di leher Briana.

"Kamu mengatakan hal-hal itu hanya untuk membuatku malu."

"Tidak, aku mengatakannya karena itu benar," balas Briana, memalingkan wajahnya dan memberikan ciuman lama di dahinya. "Kemarin adalah ..."

"Tak terlupakan," selesai Molly, sebelum dia menyelesaikan kalimatnya.

Keduanya tertawa, dan suasana kelembutan memenuhi kamar.

Briana bangkit perlahan, mengenakan salah satu kemeja putihnya, sementara Molly berbaring, mengamatinya dengan tatapan terpesona dari seseorang yang masih mencoba memahami bagaimana dia bisa menaklukkan seseorang seperti itu.

"Mau kabur sebelum sarapan?" candanya.

"Tidak akan pernah." Briana tersenyum, membuka jendela. Angin segar pagi menerobos masuk ke kamar. "Aku hanya butuh waktu sebentar untuk bernapas dan meyakinkan diriku bahwa kamu nyata."

Molly duduk di tempat tidur, dengan seprai melilit tubuhnya, rambut acak-acakan, dan tatapan yang bersinar.

"Aku nyata, ya. Dan aku sangat lapar."

"Kalau begitu, ini resmi, kamu sudah menjadi bagian dari rutinitasku," kata Briana, mengambil ponselnya dan memesan sarapan. "Croissant, jus alami, pancake... dan mungkin stroberi dengan krim kocok?"

Molly tertawa, menutupi wajahnya. "Briana!"

"Kenapa? Kupikir kita bisa mengulangi menu tadi malam."

Mereka tertawa bersama, dan suara lembut itu seolah memenuhi seluruh apartemen. Seolah-olah dunia, untuk beberapa jam, menjadi sederhana.

Briana berbeda. Kurang kaku, kurang jauh. Dan Molly, semakin nyaman, mulai melepaskan diri, membiarkan cinta meluap dalam gerakan-gerakan kecil — sentuhan, tatapan, senyum di antara tegukan kopi.

"Aku masih tidak percaya semua ini nyata," kata Molly, mengusap tepi cangkir. "Kamu, aku... kita berdua di sini."

"Ini lebih nyata daripada apa pun yang pernah kualami," jawab Briana, serius. "Dan aku tidak ingin ini berakhir."

Sebelum Molly bisa menjawab, ponsel Briana bergetar di atas meja. Dia mengerutkan kening, mengambil perangkat itu dan melihat nama di layar: Harrison – Direktorat Internasional.

Kilau di wajahnya berubah.

"Beri aku waktu sebentar, sayang," gumamnya, bangkit dan pergi ke balkon.

Molly mengamati dari kejauhan, hatinya mencelos tanpa mengerti mengapa.

Di sisi lain pintu kaca, Briana berbicara pelan, tetapi nada suaranya tegas.

"Ya, aku mendengarkan..." dia berhenti, menarik napas dalam-dalam. "Kapan?"

Keheningan berikutnya terasa tegang.

"Hari ini juga? Aku mengerti. Pesan penerbangan. Aku akan mengurus sisanya."

Dia mematikan ponselnya dan berdiri di sana selama beberapa detik, melihat cakrawala. Angin mengibaskan rambutnya dan wajahnya sekarang membawa ekspresi yang paling ditakuti Molly: ekspresi seseorang yang kembali menjadi Briana Anderson yang perkasa, pengusaha miliarder dan tak terjangkau.

"Apakah terjadi sesuatu?" tanya Molly, ragu-ragu, ketika Briana kembali.

"Tidak ada yang serius, sayangku. Hanya bisnis." Dia mencoba tersenyum, tetapi matanya mengkhianati ketidaknyamanan itu. "Aku harus bepergian."

"Bepergian? Kapan?"

"Hari ini. Sore ini."

Molly merasakan perutnya mual. "Tapi... kita akan menghabiskan akhir pekan bersama."

Briana mendekat, duduk di sampingnya di tempat tidur.

"Aku tahu, sayangku. Aku juga menginginkannya. Tapi ini pertemuan internasional. Aku harus menyelesaikannya secara pribadi."

Molly mencoba tersenyum, tetapi tatapan sedihnya mengkhianatinya.

"Kamu akan pergi berapa lama?"

"Beberapa hari. Mungkin seminggu." Briana memegang wajah Molly di antara tangannya. "Tapi aku akan menelepon setiap hari, aku janji."

Molly mengangguk, mencoba untuk tegar.

"Aku mengerti... ini pekerjaanmu."

"Dan kamu adalah istirahatku," jawab Briana, mencium dahinya. "Ketika aku kembali, aku ingin akhir pekan hanya untuk kita, tanpa ponsel, tanpa dunia, tanpa siapa pun."

Kata-kata itu menghangatkan hati Molly, tetapi kekosongan perpisahan sudah mulai terbentuk.

Dia mengamati Briana bangkit, pergi ke lemari dan memilih salah satu setelan gelap yang dia kenakan dalam perjalanan bisnis.

Kontrasnya sangat mencolok: wanita yang sama yang beberapa menit lalu tertawa di antara pancake sekarang menjadi sosok kekuatan dan jarak.

Molly mendekat, memeluknya dari belakang, wajahnya tersembunyi di punggungnya.

"Aku akan merindukanmu," bisiknya.

Briana berbalik, melingkarkan tangannya di sekelilingnya. "Aku juga, sayangku. Lebih dari yang kamu bayangkan."

Mereka berciuman — ciuman yang lambat, dalam, yang mencampurkan hasrat, kasih sayang, dan sentuhan pahit kerinduan yang diantisipasi.

Ketika mereka berpisah, Molly menarik napas dalam-dalam, mencoba merekam baunya, sentuhannya, tatapannya.

"Cepat kembali," pintanya pelan.

"Aku selalu kembali padamu." Briana tersenyum, dan kali ini itu tulus.

Beberapa jam kemudian, mobil hitam Briana melaju di jalan sementara Molly, dari jendela, mengamati lampu-lampu menghilang di kejauhan.

Apartemen itu tampak terlalu besar tanpanya.

Dia duduk di sofa, memeluk bantal, dan berpikir tentang bagaimana cinta bisa menjadi manis dan menyakitkan pada saat yang sama.

Ponselnya bergetar. Sebuah pesan.

> Briana: "Aku sudah di bandara. Pikirkan aku malam ini."

Molly: "Aku selalu berpikir."

Briana: "Aku mencintaimu, sayang."

Molly: "Aku juga, Briana-ku."

Dan, dengan hati yang berat, Molly menyadari bahwa cinta mereka sedang memasuki fase baru — fase di mana hasrat akan digantikan oleh kerinduan, dan kepercayaan akan diuji.

Tetapi di dalam dirinya, sebuah kepastian tumbuh dalam diam:

sejauh apa pun Briana pergi, ikatan di antara mereka berdua terlalu kuat untuk diputuskan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!