NovelToon NovelToon
Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xavier remaja dingin yang hidup dalam keluarga penuh rahasia, dipertemukan dengan Calista—gadis polos yang diam-diam melawan penyakit mematikan. Pertemuan yang tidak di sengaja mengubah hidup mereka. Bagi Calista, Xavier adalah alasan ia tersenyum. Bagi Xavier, Calista adalah satu-satunya cahaya yang mengajarkan arti hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah menuju taman kota

Seperti biasa, setiap kali Xavier datang bersama Calista, perhatian para fans fanatiknya langsung tertuju pada mereka. Di antara kerumunan itu, ada yang tersenyum mendukung, tapi tak sedikit yang tampak iri melihat kedekatan mereka.

Calista baru turun dari motor Xavier ketika bisik-bisik mulai terdengar di sekitarnya. Ia menunduk, merasa gugup menghadapi tatapan-tatapan itu.

"Gak usah didengerin," ujar Xavier sambil melepaskan helm dan menggenggam lengan Calista dengan lembut, mengajaknya berjalan ke kelas. Perlakuannya membuat beberapa fans yang iri menatap Calista dengan tajam.

"Vier... lepasin tangannya, aku takut," ucap Calista, tangan mulai bergetar. Xavier segera merasa kegugupannya.

Tak ingin membuatnya takut, Xavier melepaskan tangannya. "Ya udah, lo duluan aja jalan."

Calista mengangguk, mempercepat langkahnya, sementara Xavier mengikuti dari belakang. Beberapa murid masih menatap dengan tatapan tak suka, tapi Xavier membalasnya dengan pandangan tajam, seolah memberi peringatan.

Sesampainya di kelas, Calista langsung duduk di bangkunya.

"Hmm... ada yang makin lengket nih," goda Citra sambil menatap Calista.

"Apaan sih, Cit..." Calista menjawab malu-malu, menutupi wajahnya dengan buku.

"Napa tuh tutup wajah lo? Takut ya gue lihat muka lo yang salting itu," ejek Citra, sambil tersenyum.

Calista buru-buru menurunkan bukunya dan menetralkan ekspresinya. "Gak kok, biasa aja."

Citra tersenyum puas, lalu mencolek dagu Calista. "Hmm iya deh... pura-pura percaya aja," katanya sambil cekikikan sebelum duduk di bangkunya.

Tak selang beberapa lama, Xavier masuk dengan gaya cool-nya.

"Xavier, kamu sudah materi yang semalam aku ajarkan?" tanya Calista sambil menatapnya.

Xavier mengangguk. "Iya, Ibu Peri..." ujarnya dengan senyum tengil, meski hanya sekedar senyum kecil. Calista langsung merasa salting menghadap senyum tipis Xavier yang dingin namun menawan itu. Ia menunduk dan pura-pura membaca buku, mencoba menenangkan diri.

••

Suara dering bel istirahat terdengar keras, menandai murid-murid bebas meninggalkan kelas. Mereka bergerak cepat ke kantin, tertawa, bercanda, dan beberapa ada yang saling dorong ringan. Calista menoleh ke Citra yang baru membereskan buku.

"Citra, ayo ke kantin bareng..."

"Maaf, gue gak bisa... ada urusan dulu di ruang seni. Lo makan aja ya," ucap Citra dengan nada menyesal.

Calista mengangguk, sedikit kecewa, tapi kemudian menatap kantin yang ramai dan melangkah pelan. Di ujung ruangan, Xavier sudah berdiri di dekat meja kosong, ekspresinya datar seperti biasanya. Tapi matanya menatap Calista, menunggu dengan tenang.

"Lo duduk sini aja."

Calista sedikit terkejut. Xavier biasanya gak ngajak orang duduk bareng, apalagi di kantin yang penuh orang. Tapi ada sesuatu dalam caranya yang membuatnya nyaman—cuek, tapi ada perhatian yang sulit dijelaskan.

Beberapa murid yang melihat mereka bertatapan, menatap dengan mulut terbuka. Ini pertama kalinya Xavier terlihat... ramah, atau setidaknya, memecahkan kebiasannya yang dingin.

"Eh... Xavier ngajak Calista... duduk seriusan nih?"

"Gila... pertama kali liat dia gitu. Kayak... beda banget."

Xavier sama sekali tak peduli pada bisik-bisik itu. Ia hanya menatap mencondongkan tubuh ke meja, menatap menu kantin sebentar, lalu menatap Calista lagi.

"Lo mau pesan apa?"

"Eh... aku cuma mau pasta gandum." jawab Calista dengan senyum malu-malu.

Xavier mengangguk sebentar, berdiri, dan melangkah ke kasir kantin. Dia memesan pasta gandum untuk Calista dan satu menu sederhana untuk dirinya sendiri. Saat kembali, ia menaruh piring di depan Calista dengan gerakan santai—tidak berlenihan, tapi cukup membuatnya merasa diperhatikan.

"Lo nggak mau minum?" tanya Xavier.

Calista menggeleng kepala. "Air putih aja, makasih."

Xavier menaruh gelas di samping piringnya tanpa komentar lagi, lalu duduk kembali di kursinya. Ia memakan pesanannya dengan tenang, matanya sesekali melirik Calista, memastikan semuanya baik-baik saja. Ia tidak banyak bicara, tapi sikapnya yang sederhana itu sudah cukup membuat Calista merasa hangat di tengah keramaian kantin.

Mereka makan dengan tenang, sambil mendengarkan keributan kantin yang tak terlalu mengganggu. Bagi orang lain, Xavier terlalu biasa saja—cuek, dingin, bahkan sedikit menakutkan. Tapi bagi Calista, perhatian kecilnya terasa seperti hangatnya matahari di sore yang ramai, dan itu membuatnya tersenyum tanpa sadar.

••

Sekolah mulai sepi, bangku-bangku di halaman kelas kosong, dan suara langkah kaki murid yang terburu-buru perlahan hilang di antara deru motor. Matahari menebar cahaya yang hangat, membuat bayangan panjang para murid menari di trotoar. Xavier menyalakan motornya, menunggu di depan gerbang. Saat ia melihat Calista berjalan sambil menenteng tasnya, ada sedikit senyum tipis di wajahnya—seperti menikmati momen yang sederhana tapi berarti.

"Calista...'

Calista menghentikan langkah dan menoleh. "Hai, Vier..." balasnya dengan senyum polos.

Xavier terlihat sedikit ragu, seolah menahan kata-katanya. "Kalau mau nanya, tanya aja. Nggak usah malu," ucap Calista, menatap kebingungan Xavier dengan hangat.

Tanpa disadari, Xavier tersenyum tipis. "Gue pengen belajar bareng lo."

Calista tersenyum, matanya berbinar. "Tentu boleh... Kapan?"

"Sore ini, di taman kota. Lo bisa?"

Calista mengangguk cepat. "Tentu."

"Gue akan jemput lo," kata Xavier.

Calista langsung menggeleng. "Nggak usah, Vier. Lo tunggu aja di taman kota."

"Lo takut Nenek lo lihat?" tanya Xavier, nada datar tapi menaruh perhatian.

"Iya... tolong jangan bikin ribet suasana," jawab Calista sambil menunduk.

"Kalau itu lo yang mau, baiklah," ucap Xavier, mengangguk.

•○•

Cahaya sore mulai menembus jendela kamar Calista, menciptakan rona hangat di dinding. Ia berdiri di depan cermin, menatap wajahnya yang sudah rapi, memeriksa rambut yang tersisir rapi, dan memastikan buku catatan yang dibawanya tertata rapi di tas. Napasnya sedikit tertahan, perasaan campur aduk antara gugup dan antusias menghadapi sore itu.

Sambil menyesuaikan tas di bahunya, Calista tersenyum tipis, membayangkan momen belajar bersama Xavier. Ia mengatur napasnya, mencoba menenangkan detak jantung yang sedikit lebih cepat dari biasanya. Saat ia menoleh ke cermin untuk terakhir kalinya, langkah berat terdengar mendekat.

Nenek Rosa muncul di pintu kamar, matanya menatap tajam ke arah Calista. Wajahnya serius, membuat suasana mendadak tegang.

"Calista mau kemana kamu?"

Calista terkejut sejenak, menelan ludah, lalu menatap neneknya dengan sopan namun sedikit ragu.

"Eh... sore ini aku mau... ke taman kota sebentar, Nek. Belajar sebentar sama teman."

Nenek Rosa menatapnya lama, matanya seolah menilai setiap gerakan Calista. Suasana kamar terasa hening, hanya suara detik jam di dinding yang terdengar. Calista menunduk sedikit, menyesuaikan tasnya di bahu, mencoba terlihat tenang.

"Kamu beneran mau belajar?" tanyanya, sedikit memancing.

Calista mengangguk mantap, menatap mata neneknya. "Iya, Nek. Calista beneran mau belajar," jawabnya yakin.

Nenek Rosa menatapnya sebentar lagi, lalu mengangguk pelan dan melangkah keluar kamar.

Calista mengambil napas dalam, lalu berjalan ke pintu kamar. Matanya sempat menatap cermin sekali lagi, memastikan semuanya rapi. Dengan langkah ringan tapi hati yang berdebar, ia meninggalkan kamar, bersiap bertemu Xavier di taman kota.

1
kaylla salsabella
la kenapa nenek rose ada di sini
kalea rizuky
entah benci cwek lemah meski penyakitan seenggaknya gk oon
kalea rizuky
moga g sad ending ya Thor benci q novel sad
kaylla salsabella
kok cuman 1 part thor😁😁
Nona Jmn: Aamin! Makasih🫶🥰
total 3 replies
lovly
berharap untuk akhir yang bahagia thor, semangat💪
Nii
👍
kaylla salsabella
lanjut thor
Lisa
wah hebat nih Xavier ntar lg jdi ketuanya mafia D'Angel
Lisa
Nenek koq jahat banget sama cucunya
kaylla salsabella
terimakasih update nya thor😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama kakak🥰🫰
total 1 replies
kaylla salsabella
ayo vier cari tahu calista kenapa gak sekolah
kaylla salsabella
kira papa nathan ada masalah apa
kaylla salsabella
ooo si nenek belum tahu berhadapan sama Xavier🤣🤣🤣
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
Lisa: Amin..
total 1 replies
kaylla salsabella
terimakasih update 3 part😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama☺️ Jangan lupa Vote ya kakak☺️🫰🫶🥰
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor
kaylla salsabella
ayo vier datang kasihan calista
kaylla salsabella
alhamdulillah vier mau berubah
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
kaylla salsabella
lanjut thor
Nona Jmn: Sama-sama kak, makasih juga sudah sering baca novel aku☺️🥰🫶🫰
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!