NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:966
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

____

Sementara itu, Nel juga harus membersihkan Gedung 3, ia mendapat perintah dari Alea. Namun, seperti nya Rafael tak kunjung kembali.

Itu membuat Nel sedikit kesal. Ia sudah lama menunggu Rafael. "Kalau begini, apa boleh buat.." Gumam Nel. Ia menghembuskan nafas.

Tampak nya ia menahan kekesalannya. Ia memutuskan untuk melakukannya sendiri. Walau ia tampak merengut.

___

Rafael dan Damian tampak sedang mendiskusikan rencana.

"Kira-kira ada berapa orang?" Rafael bertanya. Ia juga ingin ikut berdiskusi, ia juga ingin membantu.

Damian tampak mengerutkan dahinya. Ia memejamkan matanya, lebih tepatnya Mata Dewa nya. Ia sedang berusaha melihat jumlahnya.

Sing!

Aura emas terpancar dari Mata Dewa Damian. Itu sangat indah bagi Rafael, ia baru pertama kali melihat nya.

Damian membuka Matanya. Rambut nya sedikit terhempas, membuat Mata Dewa nya tampak. Kali ini bukan kuning, tetapi gold! Emas yang bersinar begitu terang, seolah di tengah Mata nya itu terdapat emas!

Damian menoleh ke Rafael. "Tiga orang" Damian mengatakannya. Ia melihat dengan jelas, jadi tidak mungkin salah, tapi.. Tiga orang? Apa mereka meremehkan Damian, atau... Mereka tidak berniat membunuh Damian?

"Tiga?! Mereka yakin dengan tiga orang itu bisa mengalahkan Agen Dewa?! Bodoh nya... Tapi ini malah menguntungkan kita" Kata Leon.

Leon tidak habis pikir. Mengapa mereka sebegitu percaya dirinya? Padahal kali ini Damian tidak sendirian.

"Walau begitu, pasti tiga orang itu sangatlah hebat. Jadi kita jangan meremehkan mereka" Kata Damian. Ia tampak sedang melakukan sesuatu. Kali ini ia menjadi lebih tenang.

"Aku sudah menyiapkan anggota baru. Dia adalah teman-ku" Kata Damian. Tampak nya dia ingin memperkenalkan seseorang.

Rafael dan Leon menoleh kearah nya. Dia.. Yang menghentikan Nel saat ingin mengejar Rafael.

Bulu matanya sangat indah, matanya sangat serasi dengan nya. Hijau layaknya Zamrud, dengan kulit putih bersih, tampaknya mulus. Rambutnya panjang, bergelombang layaknya ombak, warnanya tidak kalah cantik, coklat bercampurkan hitam. Dengan Kucir Kuda nya yang tinggi. Sungguh cantik bagi Leon.

"Salam kenal adik... Aku Laura!" Ia memperkenalkan dirinya. Ia tampak bersemangat dan ceria. Di tangannya juga tampak bertanda peringkat resmi.

Ternyata rekan Rafael sudah Senior semua.

"Salam kenal... Aku Rafael" Rafael membungkuk. Ia harus sopan dengan seniornya.

"Tidak perlu sebegitunya~ Oiya, berapa umur mu?" Laura bertanya kepada Rafael. Tatapannya yang indah membuat Rafael sedikit ternga-nga. Senyumannya mampu menghipnotis siapa saja!

"Empat Belas. Kakak?" Rafael balas bertanya. Ia juga ingin tahu. Walau ia sedikit canggung saat mengatakan 'kakak' .

"Umurku lebih muda dari Damian. Coba tebak berapa?" Ia tersenyum lagi. Sepertinya ia tipe orang yang suka bercanda.

"Lapan Belas" Leon mengatakannya. Ia berniat memberitahu Rafael. Ia tahu pasti Rafael tidak ingat umur Damian.

"Delapan Belas, kan?" Rafael mengatakannya. Itu berkat Leon. Kalau tidak, ia akan terdiam cukup lama.

"Benar!" Kata Laura. Ia mengubah suasana menjadi riang. Padahal bukan waktunya untuk senang sekarang.

"Sudah selesai perkenalannya? Masih ada urusan yang harus kita bahas loh, sayang" Kata Damian. Ia lembut mengatakannya, tidak seperti dia yang dingin kepada Rafael.

Mendengar kata 'sayang' membuat Rafael ternganga. Begitu juga dengan Leon. Mengapa sayang? Kalau sayang... Berarti pacaran? Pikir Rafael.

Rafael masih saja ternganga sembari melihat Damian.

"Ada apa? Mengapa kaget? Itu wajarkan bagi kami?" Tanya Damian. Tatapannya jelas berbeda, ia tidak dingin seperti kutub.

Sembari merangkul Laura mendekat padanya, ia tersenyum. Senyumannya mampu membuat Rafael merinding, begitu bucin.

"Kalian pacaran?" Kata Rafael. Tidak salah lagi. Mereka memang tampak seperti pacaran.

"Haha.. Dia baru sadar loh~ Lucunya.." Kata Laura. Tatapannya juga sama seperti Damian. Mereka saling tatap-menatap. Sepertinya akan ada adegan yang tidak diinginkan.

Seketika Rafael menoleh kearah yang lain. Pipinya merah, ia tahu apa yang akan mereka lakukan.

"Pft... Dia tidak mau melihat nya" Lagi-lagi Laura tertawa. Ternyata mereka hanya bercanda untuk berciuman. Mereka menjahili Rafael rupanya.

Melihat itu Rafael tidak merespon. Kenapa suasananya seketika menjadi berubah?

Leon melihat nya. Ia melemaskan matanya melihat mereka. Tatapannya datar.

'Pergaulan anak muda' Batin Leon. Dirinya sudah tua, jadi ia pantas mengetahui pergaulan yang seperti itu. Ia juga sudah melewati masa-masa muda nya yang harmonis saat mendiang ibunya masih ada.

"Bisakah kita langsung ke topik?" Rafael bertanya. Ia sudah tidak tahan. Disini seperti area dewasa. Walau muka Rafael tampak memerah.

"Haha.. Iya, iya... Maaf, maaf" Kata Damian. Sifatnya tidak sedingin kutub utara. Ternyata ia juga memiliki sifat yang hangat.

"Jadi, kakak ini juga sudah tahu tentang-mu?" Rafael bertanya. Mereka memulai diskusi, diawali dengan tanya Rafael.

Damian mengangguk. " Benar. Maka dari itu aku bisa meminta bantuannya," kata Damian. Ia menjawabnya sembari menoleh ke Laura.

"Kalau begitu, berarti dia juga tahu tentang Le-," omongan Rafael terputus. Damian langsung menutup mulut Rafael.

Lalu Damian menggeleng secara sembunyi-sembunyi. Itu artinya Laura tidak tahu tentang Leon.

Laura yang melihat nya sedikit heran. Melihat Damian menutup mulut Rafael, ia bertanya. Namun Damian sangat pandai dalam beralasan. Jadi masalah itu hanya lewat seperti angin yang berlalu.

"Jadi, langsung saja kita mulai diskusinya," kata Damian. Ia memimpin diskusinya. Tidak ada meja disana, mereka hanya berdiri sembari melipat tangan depan dada.

"Rencana apa yang telah kau persiapkan?" Damian bertanya kepada Rafael. Namun secara sembunyi-sembunyi ia memberi kode kepada Leon dengan menaikkan kedua alisnya, sembari menyondongkan bibirnya.

Leon dan Rafael tahu maksudnya. Lalu Leon menjawabnya, dan Rafael menduplikat nya.

"Seperti nya tidak ada cara lain selain kita melawan mereka secara langsung. Lagi pula kita juga berjumlah tiga orang"

Itu kata Leon, namun Rafael yang menyampaikannya. Laura juga tidak keberatan dengan rencana itu. Tapi, ia sedikit meragukan Rafael.

"Kau bisa bertarung, dik?" Laura bertanya kepada Rafael. Ia belum tahu aja bagaimana skill Rafael. Rafael hanya mengangguk penuh kepastian.

Cukup membuat Laura percaya. Walau tidak sepenuhnya percaya.

"Jadi, kita akan menyerang mereka sekaligus? Tanpa rencana?" Damian bertanya lagi. Ia menaikkan satu alisnya.

"Tidak. Tentu saja kita punya rencana" Kata Rafael. Rafael menduplikat omongan Leon begitu rapi dan seolah dia sendiri yang mengatakannya.

Laura dan Damian menatap Rafael penuh dengan tanda tanya. Menunggu jawaban yang keluar dari Rafael.

"Jadi, nanti kalian yang akan menampakkan diri lebih dulu, itu membuat lawan seolah berpikir mereka sudah unggul dengan jumlah pasukan. Lalu, secara diam-diam, aku membantu kalian dari kejauhan. Dan kalau kalian terpojok aku akan muncul"

Kata Rafael. Penyampaiannya sangat halus dan tidak berlibet-libet.

"Lalu, setelah tiba waktunya, aku akan memberi aba-aba dengan cahaya. Dan saat itulah kita menggunakan ultimate kita. Gunakan Mantra terkuat kita. Serang secara bersamaan, dan bum, menang"

Kata Rafael. 'Dan bum menang,' adalah kalimat yang Rafael buat sendiri. Bukan Leon yang mengatakannya.

Damian berpikir keras. Laura tampak setuju. Bagi Laura itu rencana yang bagus, tidak ada lagi rencana yang bisa melebihi ini lagi.

Kini tinggal Damian seorang yang belum memutuskan. Ia masih tampak berpikir. Walau ia sudah mulai berngangguk-angguk.

"Boleh juga" Kata Damian. Ia setuju. Alhasil rencana telah selesai dibuat. Selanjutnya mereka harus tahu, kira-kira kapan Uskup Penyihir Kegelapan sampai di Akademi.

"Oke, dengan begitu kita sudah tahu tugas masing-masing. Lalu selanjutnya kita akan memperkirakan kapan mereka datang"

Kata Rafael. Ia tampak bijak dengan kata-kata panduan Leon.

"Jika menurut perkiraan-ku kalau dilihat dari Mata Dewa... Kira-kira, sekitar 3 hari lagi"

Damian membuat perkiraan itu, ia yakin, perkiraannya tidak akan salah. Ia sudah menghitungnya dengan teliti.

"Eh... Kalau 3 hari lagi, berarti tepat saat Turnamen Beginition dong" Kata Laura. Membuat kaget Leon dan Rafael.

Rafael tidak tahu soal itu. Ia baru tahu bahwa Turnamen Beginition hanya tinggal 3 hari lagi.

"Apa?! Mengapa harus saat Turnamen pula!" Kata Rafael. Ia tampak frustrasi. Padahal tekad-nya untuk menang sudah ia tanamkan di hati. Membuat Rafael kecewa saja.

"Kau ikut Turnamennya, dik?" Laura bertanya. Membuat Rafael menoleh. Walau ia jadi tampak lusuh.

Rafael mengangguk setelahnya.

"Sayang sekali. Maaf ya. Tapi tenang saja, itu masih perkiraan kok" Kata Damian. Ia jelas ingin menyemangati Rafael.

Padahal Turnamen Beginition itu sangat menguntungkan untuk menaikkan kelas dan tingkat sosial.

"Okelah kalau begitu. Kalau kita selamat, aku akan memberi mu hadiah" Kata Damian. Membuat mata Rafael melek kembali. Ia berharap hadiahnya setimpal dengan nyawanya yang sebagai taruhan.

Begitu lah diskusi terlaksana. Sungguh disayangkan bagi Rafael. Kedadakan ini membuat suasana hati Rafael berubah.

Sungguh mengejutkan, Uskup Penyihir Kegelapan sudah mulai beraksi. Dengan begitu Rafael harus lebih kuat lagi. Dan Leon harus lebih cermat dalam mengajari Rafael.

^^^Bersambung>^^^

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!