Citraleka yang sedang berjuang untuk kesembuhan neneknya dikejutkan dengan sebuah penawaran dari seorang pria kaya yang memintanya untuk melahirkan seorang anak untuk pria itu dengan imbalan biaya untuk perawatan neneknya yang sedang menderita penyakit komplikasi.
"Berikan aku seorang anak, maka aku akan membiayai pengobatan nenekmu. " - Davidson fernandez.
Citra tak habis pikir bagaimana bisa seorang pria beristeri yang memiliki image baik bisa mengucapkan kata-kata itu dengan mudah dan akankah ia menerima tawaran sang pria yang memiliki istri seorang supermodel itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Citra baru saja membersihkan beberapa meja, saat tiba- tiba ia berdiri dan hendak berbalik, punggungnya tidak sengaja menuburuk pundak seseorang, Citra tersentak ia langsung tercekat.
"Ck, baju ku!" perempuan di depannya memekik. Dia juga seorang pegawai sama seperti citra, namun bedanya wajah wanita itu menor full hiasan, dia sedang membawa baki berisi minuman, jadi saat citra tak sengaja menabraknya, minuman yang seketika tumpah itu langsung mengenai bajunya.
"Kau lihat pakai mata gak sih? gak tau ada orang lewat! " kata wanita itu kemudian, menghardik keras. Citra yang sadar itu salahnya lantas menundukkan kepala.
"Maaf, maafkan aku, " katanya sambil menunduk seratus delapan puluh derajat. Ia harus melakukan itu karena tak ingin ada masalah di hari pertama nya kerja.
Wajah wanita itu tampak kesal dan ketus lalu dia kemudian memandang citra dan mengamati penampilan nya. meskipun wajah gadis ini tampil sederhana tanpa riasan tapi kenapa bajunya pendek sekali? pikirnya.
Tak ingin berpikir lebih wanita itu lantas mendekati citra dan memindahkan baki di tangannya ke tangan citra hingga kepala gadis itu mendongak.
"Karena kau telah membuat baju seragam ku basah maka kau harus menggantikan tugas ku. "
Citra tergagap namun ia tetap mengangguk. "Baiklah, apa yang harus ku lakukan? " tanyanya dengan lugas, karena dia tahu dunia kerja itu keras jadi dia tak ingin diremehkan.
"Bagus juga mentalmu, " puji wanita itu. "Baiklah, kau lihat di sana? itu adalah meja untuk mengambil minuman, " tunjuk wanita itu. "Kau kesana dan bilang pada bartender yang ada di sana untuk menyambut minuman yang baru lalu antar ke lantai atas, ke ruang VVIP highclass, " katanya mengarahkan.
Citra mengamati setiap kata- kata wanita itu sambil mengangguk mantap. "Baik, saya mengerti. "
Si wanita mengangguk, lalu ia melenggang pergi, Citra menatap kepergian wanita itu, dia pasti sedang menuju WC dan mengganti pakaiannya, pikir citra.
Lalu ia menatap kembali ke depan, menarik napas panjang. Sebelumnya dia hanya di suruh membereskan dan membersihkan meja dan sekarang mendadak dia harus mengantarkan minuman untuk pelanggan. Ia sedikit gugup namun tetap meyakinkan dirinya karena ini juga menjadi bagian dari pekerjaan nya.
Citra lantas menghampiri meja bartender dan menjalankan apa yang di perintahkan wanita tadi padanya dan setelah baki di tangannya sudah terisi minuman baru, lantas citra melangkah ke lantai atas.
Di sana orang-orang besar dengan baju- baju indah mereka berlalu- lalang, tidak salah memang jika lantai atas tempat atas ini di khususkan untuk golongan atas yang penuh glamour.
Sementara di dalam ruang VVIP highclass, suara gemuruh musik bass mengalun keras dengan lampu warna- warni yang berkilauan, David sengaja duduk menepi di sudut meja sementara teman- temannya sudah asyik berpesta, apalagi Shane dan kaino yang tak melewatkan beberapa wanita berpakaian mini yang mendekati mereka.
"Tumben kau tak minum Dav? " tanya Shane beberapa waktu lalu, namun David menggeleng, ia sedang dalam keadaan mood yang tidak baik di tambah dia baru mendapatkan informasi dari Zergan jika pria itu tak jadi datang.
"Maaf Dav, ada halangan yang membuat ku dan flora tak jadi datang, kau wakili aku dan flora untuk meminta maaf pada teman- teman yang lain ya. "
Mengingat nya membuat David kembali kesal, padahal pria itu yang menjadi alasannya mau menghadiri pesta ini dan bukan tanpa alasan yang tidak jelas, karena David dan Zergan juga akan mendiskusikan beberapa kerja sama di antara mereka. Zergan tak ada, tidak ada alasan lagi David berada di sini.
Namun baru saja ia hendak bangkit untuk pergi, tiba-tiba pintu ruangan di buka, tubuhnya mendadak membeku saat melihat sosok citra berada di hadapannya sekarang.
Tatapan David jelas saja terkejut, ingin menghampiri tapi dia teringat soal pembicaraan mereka terakhir kali hingga akhirnya David memilih untuk duduk kembali.
Sementara citra berdiri merasa asing di depan pintu, seorang penjara yang mengantar nya tadi sudah pergi, tinggal dia sendiri dan kini semua pasang mata tertuju padanya, mungkin terkejut karena dia yang tiba-tiba datang membuat suasana menjadi canggung.
"M- maaf, aku kesini untuk menyajikan minuman. "
Salah satu wanita di antara banyak kerumunan itu menatap padanya. "Oh, silahkan taruh saja. "
Citra mengangguk, ia berjalan sedikit menunduk, beberapa kali ia harus membetulkan rok nya yang jika dia berjalan sedikit tersingkap ke atas.
Sementara David masih diam di sana, memperhatikan dengan wajah mengeras, lalu tatapannya semakin garang saat dia menangkap beberapa lelaki menatap penuh ke arah citra.
"Oh kau pikir kau pelayan tadi, ternyata beda, " kata wanita modis tadi yang berbicara padanya.
"Saya hanya menggantikan dia untuk sementara, " jawab citra tanpa mau menatap.
Shane di samping David berbisik pada kaino. "Pelayan itu lucu ya."
Kaino mengangguk. "Tapi kasian seperti nya dia risih karena pakaiannya yang terlalu pendek. "
Shane mengangguk. "kelihatannya dia anak baru. "
Awalnya citra masih biasa- biasa saja, dia tetap melakukan tugasnya dengan baik namun saat dia sudah selesai menyajikan minuman pada para pelanggan ekslusif itu, tiba-tiba dari sudut pandangnya dia melihat sosok yang sangat di kenal nya. David! dia tidak bisa percaya dengan matanya sendiri, pria itu sedang duduk di salah satu meja VVIP bersama beberapa teman pria lainnya. Wajah David tampak tenang, namun ada sesuatu di matanya yang membuat citra merinding.
Citra hendak buru- buru pergi namun baru beberapa langkah mendadak tangannya sudah di gamit oleh seseorang, David. Entah bagaimana pria itu tiba-tiba sudah ada di depan nya.
"Ikut aku, " kata David, suara bariton pria itu terdengar marah.
Citra yang berusaha memberontak terpaksa mengayuh kan langkah nya mengikuti jejak sang pria. Sementara teman- teman seangkatan David yang lain hanya bisa tercengang melihat kepergiannya membawa pelayan wanita itu.
Sampai tiba di luar, di salah satu sudut lorong barulah David melepas cengkraman nya. Tatapan David sudah seperti binatang buas yang siap menerkam, urat- urat di lehernya seolah menjadi bukti betapa marahnya pria itu.
"Apa kau kehabisan uang sampai harus bekerja di tempat seperti ini?! " amarah David tak bisa lagi di tahan, di tekannya kedua pundak citra.
Gadis itu meringis berusaha melepaskan cengkeraman David. "Aku bekerja di sini menjadi pelayan tuan, bukannya menj*ual diri! "
"Tapi lihatlah pakaian yang kau kenakan ini? terlalu pendek, kau tidak menyadari tatapan- tatapan pria hidung belang itu padamu tadi?! "
"Aku tahu tuan! " akhirnya karena ikut tersulut emosi, Citra menghentakkan tangan David dengan kasar.
"Tapi bukankah ini bukan masalah anda? " pertanyaan yang di lontarkan citra sontak membuat David terdiam.
"Anda sendiri yang berpura-pura mengenali saya. Berarti anda sudah memutus semua keterkaitan di antara kita sebelumnya, jadi tolong jangan campuri urusan saya, anggap memang kita tidak pernah saling mengenal. "
Citra mengatakannya dengan mata yang berkaca- kaca namun ia segera mengusap kaca- kaca itu di matanya. Ia hendak berlalu pergi namun David menahannya.
"Tunggu... setidaknya pakailah ini, bajumu terlalu pendek." David mengulurkan kemeja nya untuk menutupi bahu citra namu citra segera menepis nya pelan, lalu mengembalikannya kembali pada David.
"Tidak usah, saya tidak memerlukan bantuan anda. "
Ucapan menohok itu membuat David lagi- lagi hanya bisa menahan diri agar tidak meluapkan amarahnya saat itu juga.
****
di tunggu up nya
🙏🙏🙏
di ceraikan oleh David
dan Citra hamil...
lanjut thor ceritanya
suka sama Flo...
dilema
akankah Citra
langsung Hamidun
dengan sekali tendang...
lanjut thor ceritanya
si tunggu up nya