NovelToon NovelToon
WOTU

WOTU

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Kutukan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:570
Nilai: 5
Nama Author: GLADIOL MARIS

Di kota kecil Eldridge, kabut tidak pernah hanya kabut. la menyimpan rahasia, bisikan, dan bayangan yang menolak mati.

Lisa Hartman, gadis muda dengan kemampuan aneh untuk memanggil dan mengendalikan bayangan, berusaha menjalani hidup normal bersama dua sahabat masa kecilnya-Ethan, pustakawan obsesif misteri, dan Sara, sahabat realistis yang selalu ingin mereka tetap waras.

Namun ketika sebuah simbol asing muncul di tangan Lisa dan bayangan mulai berbicara padanya, mereka bertiga terseret ke dalam jalinan rahasia tua Eldridge: legenda Penjaga Tabir, orang-orang yang menjadi pintu antara dunia nyata dan dunia di balik kabut

Setiap langkah membawa mereka lebih dalam pada misteri yang membingungkan, kesalahpahaman yang menimbulkan perpecahan, dan ancaman makhluk yang hanya hidup dalam bayangan. Dan ketika semua tanda mengarah pada Lisa, satu pertanyaan pun tak terhindarkan

Apakah ia pintu menuju kegelapan atau kunci untuk menutupnya selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GLADIOL MARIS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TANDA DIKULIT III

Pecahan kaca berhamburan ke lantai. Beberapa serpihannya memantulkan cahaya samar dari luar jendela sebelum semuanya tenggelam dalam kegelapan pekat.

Ruangan hening sejenak, hanya suara napas ketiga orang itu yang tersengal, bercampur dengan detak jam tua dari ruang tamu.

“Lis?! Kau baik-baik saja?!” Sara meraba-raba dalam gelap, tangannya gemetar, mencari bahu Lisa.

“A-aku… aku di sini…” suara Lisa lirih, tercekat. Ia merasakan tubuhnya kaku, telapak tangannya panas seperti terbakar. Simbol di sana menyala samar, cukup untuk menjadi satu-satunya cahaya di ruangan. Garis-garis hitam itu berpendar redup, seperti tinta hidup yang mengalir.

“Cahaya itu…” Ethan berbisik, menatap tangan Lisa. Wajahnya sulit terlihat jelas, tapi matanya berkilat oleh pantulan cahaya simbol itu. “Itu… bukan sekadar tanda. Lis, kau… kau yang menerangi ruangan ini.”

“Diam, Ethan!” Sara mendesis, masih panik. “Kau lihat nggak apa yang barusan muncul dari dinding?! Kau masih sempat kagum?!”

Lisa hendak menjawab, tapi tubuhnya menegang. Ada sesuatu. Bukan suara, bukan bayangan—tapi rasa. Seperti ada yang mengawasi mereka dari balik gelap.

Lalu terdengar suara gesekan halus, seolah kuku panjang menyeret lantai kayu.

Krak… krak… krak.

Sara memeluk lengan Lisa lebih erat, wajahnya pucat pasi. “Tuhan… itu masih di sini.”

Ethan perlahan meraba meja, meraih senter yang tadi ia letakkan. Ia menyalakannya—tapi cahaya hanya bergetar sebentar sebelum mati total.

“Baterainya… seolah disedot,” gumamnya pelan.

Lisa mengangkat tangannya tanpa sadar. Cahaya simbolnya makin terang, bercabang seperti akar yang merambat ke lengan. Dan saat cahaya itu menyorot ke dinding—bayangan tadi masih ada.

Tapi kini bentuknya berbeda. Tidak lagi hanya tubuh tinggi kurus. Lebih… manusiawi.

Bahunya lebih tegak, wajahnya sedikit lebih jelas—seperti sedang berusaha menyerupai seseorang yang mereka kenal.

Lisa menelan ludah. “Dia… meniruku.”

Sosok itu bergoyang, dua mata hitamnya berkilat. Dari mulut tanpa bentuknya keluar suara serak:

“Liiisaaa… kau… aku…”

Suara itu tidak lagi hanya memanggil. Ia menirukan suaranya. Suara Lisa sendiri, dipelintir, dipantulkan kembali.

Sara menjerit kecil, menutup telinga. “Astaga! Astaga, aku nggak tahan!”

Ethan berdiri di depan Lisa, mengangkat buku seakan senjata. “Kalau kau menyentuhnya, jangan biarkan ia masuk ke kepalamu. Itu caranya menguasai orang.”

Lisa tak mampu mengalihkan pandangan. Setiap kali sosok itu bergerak, simbol di tangannya berdenyut makin cepat, makin sakit, seolah menarik energi dari tubuhnya.

“Aku… pintu…” bisik bayangan itu lagi. Kali ini suaranya bergema, bukan hanya di telinga, tapi di dalam dada Lisa.

Ia hampir menjawab. Lidahnya bergerak sendiri, membentuk kata yang tidak ia pahami.

“Lis! Jangan!” Sara mengguncangnya. “Kau dengar aku? Jangan bicara balik!”

Lisa terengah, menutup mulut dengan tangan. Air mata jatuh dari sudut matanya. “Aku… aku tidak bisa menahannya…”

Bayangan itu mendekat, merayap keluar dari dinding. Lengan hitam panjangnya hampir menyentuh Lisa ketika—

DUUUK!

Suara keras terdengar dari luar jendela, seperti sesuatu menghantam kaca dengan brutal. Sosok itu membeku, lalu melesat kembali ke kegelapan, menghilang seolah ditelan kabut.

Hening.

Nafas mereka bertiga masih kacau. Hanya simbol di tangan Lisa yang terus menyala, satu-satunya cahaya di ruangan.

Ethan menoleh cepat, wajahnya tegang. “Itu bukan kabur. Dia… menunggu.”

Sara mendekap Lisa erat-erat, masih gemetar. “Kalau begitu… apa yang akan kita lakukan sekarang?”

Lisa menatap telapak tangannya yang masih menyala. Cahaya itu tidak padam, malah semakin terang, membuat bayangan di sekeliling bergetar.

Ia menelan ludah, lalu berbisik dengan suara serak:

“Kalau aku benar-benar pintu… mungkin dia tidak akan berhenti sampai aku membukanya.”

Dan saat kata-kata itu keluar, simbol di tangannya berdenyut sekali lagi, lebih kuat dari sebelumnya — seolah sesuatu di balik kegelapan sedang menunggu jawaban.

Gelap.

1
~abril(。・ω・。)ノ♡
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
GLADIOL MARIS: Semoga betah nemenin Lisa di Wotu dalam perjalannya 🤗
total 2 replies
Không có tên
Kocak abis
GLADIOL MARIS: Waduh, susah nih bikin kakak takut pas baca kayaknya⚠️
total 1 replies
GLADIOL MARIS
Halo teman-teman yang sudah menyempatkan mampir. Aku harap WOTU bisa nemenin kalian nantinya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!