Pembalasan Mantan Istri

Setelah pembahasan pernikahan Elard dan Olivia, Papa Darel dan Mama Rida pun pulang. Namun, berbeda dengan Elard, ia tetap berada di rumah Olivia dan memilih mengobrol dengan Kak Kevin.

Mereka berdua begitu santai ketika mengobrol, rasa canggung diawal pertemuan sudah berubah seiring dengan obrolan mereka.

"Saya gak nyangka ternyata kamu pacarnya Oliv," ucap Kak Kevin.

"Saya sendiri juga tidak menyangka kalau ada perempuan yang bisa menaklukkan saya," ucap Elard.

"Mulai sekarang jangan pakai saya lagi, kamu kan bakal jadi Adik iparku," ucap Kak Kevin dan diangguki Elard.

Ketika mereka asik mengobrol tiba-tiba Olivia datang, "Kak Kevin dipanggil Kak Gabby katanya Helena nangis terus gak bisa tidur," ucap Olivia.

"Yaudah, kamu temenin Elard. Kakak mau ke kamar dulu," ucap Kak Kevin dan diangguki Olivia.

Setelah kepergian Kak Kevin, Olivia pun duduk disamping Elard, matanya menatap tajam objek di depannya. "Kenapa?" tanya Elard dengan menggenggam tangan Olivia.

"Kamu keterlaluan ya," ucap Olivia.

"Loh, aku salah apa emangnya?" tanya Elard.

"Lih, iki silih ipi imingnyi," ejek Olivia.

Bukannya marah, Elard justru tersenyum. "Aku gak kuat kalau harus nunggu lama, apalagi sampai lima bulan," ucap Elard.

"Tapi, ya gak minggu depan juga. Dua bulan deh," ucap Olivia.

"Gak mau, semua keluarga udah setuju, jadi kamu gak bisa protes lagi. Kamu tau, kalau aja kita udah nikah sekarang, aku pastikan kita dikamar sekarang," ucap Elard.

"Kamu kenapa sih pikirannya jorok terus," heran Olivia.

"Di kamar cuma pelukan aja gak ngapa-ngapain, ya kamu itu pikirannya yang jorok," ucap Elard.

"Bisa aja alasannya," ucap Olivia.

"Kamu tau, sampai sekarang aku masih gak nyangka kalau aku bisa suka sama wanita lagi setelah di selingkuhi sama mantanku dulu, padahal aku udah yakin buat fokus ke pekerjaan dan gak mau lagi ngurusin yang namanya wanita, tapi ternyata kamu datang," ucap Elard dan menggenggam tangan Olivia.

"Aku juga gak menyangka kalau aku bakal punya pasangan lagi setelah bercerai, bahkan perceraianku belum genap dua bulan. Ragu, pasti, aku baru bercerai, sakitnya pengkhianatan masih terasa, aku berharap datangnya kamu secara perlahan mengubah rasa sakitku jadi bahagia," ucap Olivia.

"Pasti, aku akan pastikan bahawa nantinya hanya ada kebahagiaan di hubungan kita," ucap Elard.

"Udah malam, kamu pulang sana," usir Olivia.

"Kamu tau, kamu adalah orang pertama dan satu-satunya yang begitu kasar pada pewaris Evandra grup," ucap Elard.

Perkataan Elard tentu saja membuat Olivia tertawa, Olivia sendiri tidak tau kenapa ia cukup kasar pada Elard, mungkin karena Olivia merasa nyaman sehingga Olivia bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama Elard.

"Kamu gak terima, yaudah kamu mau apa? mau batalin pernikahan kita?" tanya Olivia.

"Itu sih mau kamu," ucap Elard lalu mengecup pipi Olivia.

"Aku pulang ya, besok aku jemput," ucap Elard.

"Gak usah dijemput, kan aku udah punya mobil baru," ucap Olivia yang terkesan mengejek Elard.

"Mobilnya kamu simpan aja," ucap Elard.

"Kalau mobilnya disimpan buat apa coba kamu ngasih aku, mendingan gak usah," ucap Olivia.

Elard benar-benar gemas dengan Olivia dan tanpa sadar Elard menggigit pipi Olivia hingga wajah Olivia merah dan terdapat bekas gigitan pada pipinya bahkan pipinya mulai terasa kebas karena ulah Elard.

"Kok digigit sih, sakit tau," ucap Olivia kesal.

"Habisnya kamu gemesin, aku kan pengen gigit," ucap Elard.

"Tapi, lihat ini ada bekasnya. Gimana coba besok aku kerjanya," ucap Olivia yang bercermin dengan kamera di ponselnya.

"Besok kerjanya pakai masker aja," ucap Elard lalu keluar dari rumah tersebut.

"Ish, dasar calon suami. Dia bukan Elard yang dingin, cuek, datar dan gak berperasaan, dia itu jailnya dan cerewetnya minta ampun," gerutu Olivia.

.

Elard saat ini mengendarai mobilnya dan memutuskan untuk pergi ke rumah Max karema di rumah Max sudah ada Ryan dan Felix, Elard memang belum menceritakan tentang hubungannya dengan Olivia yang sudah sampai ditahap serius.

Selama perjalanan, Elard benar-benar tidak bisa menahan senyumnya. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Olivia, bahkan Elard saat ini sedang membayangkan wajah kesal Olivia karena ulahnya tadi.

Elard akui jika sikapnya terhadap Olivia benar-benar berbeda ketika Elard berhubungan dengan Sonya dulu, bahkan dulu Elard tidak seagresif dan secerewet ini.

Ketika menjalin hubungan dengan Sonya, Elard memberikan apapun yang Sonya inginkan, hubungannya dulu hanyalah tentang uang. Tapi, sekarang Elard sadar jika hubungan yang sesungguhnya adalah hubungannya dengan Olivia.

Elard bisa bebas berekspresi, ia bisa menjadi dirinya sendiri ketika bersama Olivia, ia tidak perlu takut Olivia akan memandang rendah dirinya tidak seperti Sonya.

Dimana, Sonya sering memberikan peraturan aneh pada Elard, mulai dari menjaga sikap, harus memberikan uang dengan nominal yang sudah ditentukan oleh Sonya, anggaplah saat itu Elard bodoh karena ia menurut saja apa yang dikatakan Sonya.

Beberapa saat kemudian, Elard pun sampai di rumah Max, karena ia sudah terbiasa datang ke rumah sahabatnya itu, Elard pun langsung masuk tanpa permisi.

Begitu masuk, Elard mendapati Max dan Ryan yang tengah bermain game, "Felix mana? katanya udah datang?" tanya Elard.

"Lagi makan, bisa lo panggil dia di kamar biasanya," ucap Max.

"Ngapain tuh bocah makan di kamar," ucap Elard.

Tanpa rasa curiga apapun, Elard masuk kedalam kamar tersebut, namun tak lama setelah itu Elard keluar dari kamar.

"Gila ya lo, mana makannya coba, orang dia lagi enak-enak gitu," ucap Elard kesal.

"Hahaha, gimana lo pengen kan," goda Max.

"Gila gila, mata gue ternodai. Lagian ngapain sih dia enak-enak disini," ucap Elard.

"Biasa lagi gak kuat dia," ucap Max.

Tak lama setelah itu, seorang wanita dengan pakaian seksi keluar dari kamar yang tadi Elard masuki.

"Udah selesai?" tanya Max pada wanita itu.

"Iya, udah," ucap wanita itu lalu pergi.

Dan Felix pun keluar dengan menggunakan celana panjang dan bertelanjang dada, "Huh segarnya," ucap Felix.

"Gila ya lo, kalau mau kayak gitu pesen hotel sana," ucap Elard.

"Gak sempet," ucap Felix.

"Gimana soal perempuan waktu itu?" tanya Max.

"Gue mau nikah sama dia," jawab Elard.

"Serius lo?" yanya Ryan.

"Hem, minggu depan gue bakal nikah sama dia," ucap Elard.

"Cepet banget, kayaknya lo baru kenal sama dia," ucap Felix.

"Gue udah yakin sama dia, ngapain juga gue tunda-tunda," ucap Elard.

"Halah junior lo udah gak kuat kan makanya lo buru-buru nikah," ejek Felix.

"Heh, setidaknya gue sadar kalau mau enak-enak harus nikah dulu," ejek Elard dan mampu membuat Felix terdiam tidak dapat membalasnya.

.

.

.

Bersambung.....