David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
bela dan david sama sama membisu walaupun david tidak melepas tangan bela
"kenapa kau berpikir sangat jauh?" tanya david
bela melepas tangannya dari genggaman david lalu menatap kearah depan tepat di papan kaca
"tuan sebaiknya anda mencari wanita yang jauh lebih baik dari saya, saya benar benar tidak pantas berada disamping anda cukup saya hanya menjadi sekertaris tidak lebih dari itu" ucap bela dengan serius
"jaga bicaramu! kau pikir bisa menolak keinginan kedua orang tua ku" kata david dingin
kenapa aku harus mempertahankan nya. batin david
"tuan mungkin anda lupa dengan perkataan nyonya dewi, dia mengatakan jika kita bisa saling mencintai bukan? jika tidak maka jangan coba-coba" ujar bela
"lalu kenapa tidak dicoba?" tanya david datar
bagaimana bisa mencoba jika kau terus menyiksaku. batin bela
"kenapa diam, tidak mau?" tanya david menatap bela
"bukan, hanya saja saya tidak yakin dengan keputusan anda" jawab bela sedikit ragu
david berdiri dari kursi kebesarannya dan langsung memegang kedua bahu bela
cup
bela membulatkan matanya melihat tindakan david yang mencium keningnya. bela mengerjapkan mata beberapa kali agar kesadaran nya tidak hilang
"aku tidak pernah mengurus hal seperti ini tapi setidaknya kita bisa mencoba" ucap david kembali duduk di kursinya
oh tidak jantung ku kenapa tidak bisa aku rasakan, hey jantung bodoh berdetak lah kenapa kau berhenti berdetak. batin bela
"terserah anda tuan" jawab bela menunduk
"mulai sekarang panggil namaku saja baik itu pada saat jam kerja atau tidak" ujar david
"sa,,,saya harus keluar dulu tu,,, mm david permisi" ucap bela dengan cepat meninggalkan david
bela langsung masuk keruangannya mondar-mandir memikirkan tindakan david tadi
"aiiihh baru saja seperti itu kenapa jantung ku sudah mau meledak" gumam bela sambil mengipas tubuhnya walaupun AC sudah menyala
tok,,,tok,,,tok
bela berjalan membuka pintu, sebenarnya dia bisa saja langsung menyuruh orang itu untuk masuk sendiri
"hay" sapa rifa cengengesan, satu bulan ini mereka sudah akrab karena sering bergosip tentang bos galaknya
"rifa, masuklah" ucap bela lesu
"wajah apa ini? kau baik baik saja?" tanya rifa memegang wajah bela yang sedang cemberut
"aku bingung bagaimana menghadapi bos itu" jawab bela semakin lesu
"astaga jadi itu alasan wajahmu seperti ini, hey kau harus ekstra sabar menghadapinya. semangat!" ucap rifa
seandainya masalah ini semudah itu. batin bela
"sudahlah kenapa wajahmu seperti itu mm atau kau ingin pergi makan siang bersama?" tanya rifa dengan semangat
bahkan makan siang ku sudah dibooking oleh bos ku. batin bela
"ahhh tidak, kau saja aku akan ikut lain waktu" jawab bela
"kau yakin? kami hanya makan siang dikantin tidak jauh coba kau minta izin pada bos" ucap rifa
"mm aku akan mencoba" ujar bela lalu pergi keruangan david
tok,,,tok,,,tok
seperti biasa tidak ada jawaban sehingga bela harus masuk tanpa permisi
"maaf saya ingin minta izin untuk makan siang dengan rifa" ucap bela dengan sopan
"Ck" david kesal
"david aku minta izin untuk pergi makan siang dengan rifa dikantin" ucap bela mengulangi perkataan nya
"pergilah hanya 25 menit lalu kembali" kata david tanpa menatap bela
wajah bela berubah sumringah karena mendapat izin dari david
"terimakasih, permisi" ujar bela lalu pergi dengan berlari lari kecil keluar ruangan
david tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala melihat bela yang memiliki sifat kekanakan