Baca Aku!

Baca Aku!

Prolog

Hujan membasahi baju pemuda yang tengah menaiki kuda. Dengan suara petir yang saling ber hantukan. 'Semoga sempat!' Batin pemuda itu, yang sepertinya sedang terburu buru. Dengan baju penyihir nya yang bagai dari keluarga bangsawan. Menuju ke istana yang terlihat megah.

Di malam itu, ia bukan ingin menghadiri pesta malam, bukan kencan, namun menghadiri pemakaman ibunya sendiri. Berita itu sangat mendadak, di mana saat ia sedang belajar di suatu Akademi, tiba tiba menerima telepon, bahwa sang ibu telah tidur lelap untuk selamanya.

"CTAR!!!"

Suara petir terdengar di mana mana. Pemuda itu berjalan di sebuah loteng, loteng rumahnya sendiri, menuju ke sebuah ruangan 'Kematian'.

Hanya tangisan yang terdengar setiba sesampainya di ruangan itu, tiada keramaian, hanya dua pemuda saja di sana. "Di mana ibu?!" Bentak pemuda itu setelah melihat peti yang sudah tertutup. "Kak!? Di mana ibu!?" Tanya sekali lagi pemuda itu, dengan perasaan tidak percaya menerima sebuah kenyataan yang terlalu pahit itu.

Tak ada jawaban, hanya tangisan yang semakin menjadi jadi yang terdengar. Pemuda yang sedang menangis itu adalah kakak nya, Len ji. Dengan pelayan setia yang menemaninya di belakangnya, menunggu majikannya yang tengah berlutut memeluk peti itu.

Melihat itu, Leon ji, adik nya, hanya bisa menerima kenyataan pahit itu, mengikuti sang kakak yang tengah berlutut di depan peti itu.

"CTAR!!!"

Suara petir terdengar setelah melihat wajah sang ibu yang sudah memucat. Yang membuat tangis kedua pemuda itu semakin menyesak di dada. Pelayan yang setia itu tak tahan melihat kesedihan yang di alami majikannya, juga meneteskan airmata.

Malam yang penuh duka, dengan 'hujan darah' di malam itu, seolah jatuh bersamaan dengan jatuhnya air mata.

Itulah kematian ibu pemuda bersaudara yang malang itu.

Setelah kematian sang ibu, kehidupan bagai berubah, sang ayah yang dulunya menunjukkan rasa kasih sayang, sekarang malah acuh tak acuh, bagai dua pemuda itu bukan lagi putranya. Keluarga yang dulunya harmonis, kini hancur lebur, hanya karena kematian sang ibu.

Sakit dan duka masih melekat di hati ke dua pemuda itu. Namun rasa curiga muncul di hati mereka. Curiga bahwa sang kakak lah yang membunuh sang ibu, karena sang kakak, Len, selalu di rumah, tuduh Leon yang dengan menduga tanpa berfikir. Begitu juga dengan Len, juga menuduh sang adik, Leon, membunuh ibunya.

Yang membuat pertengkaran di antara mereka, bagai 'Musuh Abadi', Itulah perjanjian mereka, Musuh Abadi. Muncullah 'Api Dendam' di hati mereka ber dua.

Namun sang ayah masih juga acuh tak acuh, tak peduli dengan putranya. Malah ia mencari istri baru! Dan yang lebih parah nya lagi, ayah mereka tidak menganggap mereka sebagai anak nya lagi!.

Itu lah yang membuat mereka saling tuduh menuduh. Bukannya malah berdamai, malah semakin dendam. Namun melihat ayahnya begitu, mereka tetap mengakui nya sebagai ayahnya, berharap ayah nya mengingat masa lalu dan membuka matanya untuk melihat sang putra, namun nyatanya tidak kunjung kembali.

Sampai mereka ber dua memiliki adik lagi, anak dari istri baru ayahnya. Baru lah rasa tak tahan muncul di hati Leon. Merasa hidup nya di permainkan, tidak ada yang peduli, bahkan menurutnya Len lah yang membunuh ibunya.

Walau hidup di istana, namun semenjak kematian sang ibu, bagi Leon itu bukan istana, bahkan neraka, bagai neraka, tempat yang selalu menyiksanya, dan hatinya.

Tak tahan dengan apa yang di alaminya, menerima kematian tragis sang ibu yang diracuni, menerima ibu baru yang tidak sama lagi dengan ibu kandungnya, malah pun menyiksanya, menerima adik yang bahkan tiba tiba adik itu sudah lahir begitu aja tanpa sepengetahuannya, menerima perlakuan ayahnya, menerima semua nya, tak tahan, bahkan amarahnya sudah meluap, namun apalah daya nya.

Tak ada lagi tujuan hidupnya , Itulah pikirnya. Leon akhirnya memutuskan bunuh diri!! Dan berharap dirinya di Reinkarnasi sebelum ibunya meninggal.

"Inilah akhirnya.." Sebelum dia akhirnya melompat ke bawah, dan mati. "HAHHHHHHHHGGGGGGH!!!!!!" Teriak an terakhirnya begitu puas di rasanya. Melepaskan semua amarah, beban, sakit yang ada di dadanya selama itu, hanya dengan teriakan itu, hatinya sedikit membaik. Dengan harapan melihat ibunya untuk sekian kalinya.

Dengan ketinggian menara istana, itu sudah cukup membuat dirinya mati, langsung mati, tanpa rasa sakit. Tanpa sepengetahuan orang lain.

"TUGH!!!!!"

Darah bercucuran di mana mana, kepalanya bocor, tulangnya patah, tak ada nyawa lagi, dengan matanya yang memutih.

Namun itulah yang ia mau, kebebasan, dan ketenangan...

**************

Di bukanya matanya, mengawali kehidupan yang baru. Dengan senyuman yang menanti muka sang ibu. Namun nyatanya tidak ada sang ibu. Hanya rak rak buku saja yang ia lihat. Membuat senyumnya berubah.

Kesal dengan sang ayah, eh... Malah ditambah kesal mengetahui dirinya di Reinkarnasi menjadi Buku! Buku Sihir! Namun apa boleh buat, dari pada langsung kembali ke pada pencipta, ini justru lebih baik untuk menghilangkan rasa sakit, agar tidak di bawa mati. Ini lah Reinkarnasi.

Menjalani kehidupan di perpustakaan. Sebagai buku. Menunggu dan menunggu pembaca, hanya itu yang bisa ia lakukan, sampai ada yang membuka sampul dirinya. Kadang di perpustakaan tua, mewah, megah, bawah tanah, sampai di perpustakaan pinggir jalan.

Kadang rasa amarah kembali mendatangi dirinya. Namun sekarang ia buku, apa yang bisa ia lakukan. Menggerakkan dirinya saja tidak bisa, kalau pun berbicara, itu hanya bisa di dengar oleh yang membuat Kontrak dengan nya, atau pun yang bersentuhan dengannya.

Teleportasi lagi dan lagi, berpindah ke tempat yang berbeda beda, dan sekarang Leon sedang berada di perpustakaan akademi. Ia sudah 500 tahun di sana.Dan setiap 500 tahun akan di teleport ke tempat yang berbeda beda.

Leon sudah menunggu 3000 tahun, dari terakhir kali menjalani Kontrak, dan mendapat seseorang yang membaca dirinya.

Kalau di hitung hitung sudah sangat lama dari awal ia di Reinkarnasi, total 300.000 tahun, jadi ia sudah berpengalaman, itu usia yang sangat tua, bagi manusia normal. Itu pun ia baru menjalani 6 Kontrak selama 300.000 tahun itu. Dan semuanya mati.

Kontrak akan terputus jika peng Kontrak mati. Dan tidak bisa di putuskan begitu saja

Dan sekarang ia sendiri. Sedang menunggu seseorang yang datang ke rak nya. Tetap tenang, walau kadang ngomel ngomel sendiri. Dan hari ini adalah hari terakhir ia di perpus akademi ini. Tepat jam 12 malam nanti, ia akan di teleport lagi. Berharap ia di teleport ke perpus yang ramai orang, dan bagus tempatnya. Dan sekarang sudah pukul 8 malam, hanya tinggal menunggu 4 jam lagi.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Terpopuler

Comments

Murnila Wati

Murnila Wati

Awal yang bagus, baru awal sudah dikasih bawang /Sob//Cry/

2025-09-05

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!