NovelToon NovelToon
Madu Untuk Ibu Mertuaku

Madu Untuk Ibu Mertuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"

Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?

Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.

Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TERTANGKAP

" Tidak.. Ini tidak mungkin." Tama menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau menerima takdir jika sampai kedua mayat yang di temukan itu anak dan istrinya.

" Tama hiks.. Apakah mungkin itu Vanni dan Vanno?" Lirih nyonya Hani.

" Tidak mom, itu bukan dia. Ini pasti ada kesalahan." Ujar Tama.

" Tapi kenapa cincin itu ada di sana Tama?" Nyonya Hani bertanya lagi.

" Aku juga tidak tahu mom. Yang jelas dia pasti bukan Vanni. Vanni tidak mungkin meninggalkan aku. Sebenarnya siapa yang telah berbuat jahat pada kami? Aku ingin membunuh orang itu, aku ingin membunuhnya!!!" Teriak Tama tak terkendali.

" Mas Azka!!!!!" Teriak nyonya Hani memanggil suaminya.

Tuan Azka yang sedang di kamarnya pun segera berlari ke kamar Tama yang kebetulan bersebelahan. Ia melihat sang istri menangis menjadi panik.

" Sayang kamu kenapa? Kenapa kamu menangis? Ada apa sayang?" Tuan Azka segera menarik sang istri ke dalam pelukannya.

" Vanni mas.. Hiks.. Asisten Tama menemukan cincin Vanni di jenazah yang polisi temukan hiks.. Tidak mungkin kan kalau dia Vanni? Jawab aku mas!!!" Tuntut nyonya Hani.

Deg..

Tuan Azka masih terpaku dengan ucapan istrinya. Tidak mungkin Vanni tiada, sebenarnya apa motif penculik hingga mereka melenyapkan Vanno dan Vanni? Jika hanya karena uang rasanya tidak mungkin, karena selama ini tidak ada yang menelepon untuk meminta tebusan uang.

" Rohan, ada dimana sekarang kedua mayat itu?" Tanya tuan Azka menatap lawan bicaranya.

" Ada di rumah sakit xx tuan, pihak rumah sakit akan melakukan autopsi pada kedua jenazah. Jika anda ingin memastikan apakah itu nyonya Vanni dan tuan muda Vanno atau bukan, anda harus melakukan tes DNA terhadap keduanya." Ujar Rohan.

" Ayo kita ke rumah sakit sekarang." Ucap tuan Azka melepas pelukan sang istri.

" Baik tuan." Sahut Rohan.

Tuan Azka mengusap air mata nyonya Hani. " Mas pergi dulu, kamu tetap di kamar saja. Nanti hasilnya akan mas kabari." Ujar tuan Azka.

Nyonya Hani menganggukkan kepala. " Hati hati." Sahutnya.

" Ayo Tama! Kita harus memastikan apakah jenazah itu milik Vanni atau bukan. Daddy merasa kalau ini jebakan si penculik saja agar kita berhenti mengejarnya." Ujar tuan Azka.

" Daddy benar, aku sampai tidak kepikiran ke situ."

Tuan Azka, Tama dan yang lainnya segera melesat menuju rumah sakit dimana kedua jenazah itu di semayamkan.

Sampai di rumah sakit mereka segera menemui dokter forensik dan mengikuti prosedur tes DNA yang akan di lakukan oleh tuan Azka terhadap kedua jenazah itu. Tama tidak bisa melihat wajah jenazah itu karena kondisinya sudah tidak berbentuk.

Selesai melakukan prosedur, tuan Azka dan tuan Tama menunggu di kursi tunggu dengan gelisah.

" Semoga dia bukan Vanni dad, aku tidak bisa membayangkan jika sampai itu terjadi. Yang jelas aku tidak mau hidup lagi, aku tidak bisa hidup tanpa mereka." Ujar Tama.

" Semoga saja, teruslah berdoa kepada Tuhan agar Dia selalu melindungi anak dan istrimu." Sahut tuan Azka.

Satu jam menunggu akhirnya hasil tes DNA pun keluar. Dinyatakan sembilan puluh sembilan persen hasil tidak sesuai, tuan Azka dan Tama menghembuskan nafas lega.

" Alhamdulillah dad, akhirnya ketakutan kita berakhir." Ucap Tama sambil mengelus dadanya.

" Iya, sekarang kita harus kembali fokus pada pencarian Vanni dan Vanno. Apa kamu sudah dapat kabar dari orang orangmu?" Tanya tuan Azka.

" Belum dad, sepertinya kita menemui jalan buntu. Entah dimana penculik itu menyembunyikan Vanni dan Vanno. Semua seperti hilang di telan bumi." Sahut Tama.

" Kamu yang sabar, semua pasti ada jalannya. Mungkin saat ini kita di minta untuk lebih bersabar." Ujar tuan Azka.

" Iya dad, terima kasih sudah selalu mensuport aku." Ucap Tama di balas anggukkan kepala oleh tuan Azka.

Drt... Drt...

Telepon Tama berdering, ia segera mengangkatnya karena ini telepon penting dari anak buahnya.

" Jangan meneleponku kalau tidak membawa kabar baik!" Ucap Tama mengangkat teleponnya.

" Tuan, setelah saya pantau beberapa hari, tuan Andreas tidak kunjung keluar rumah. Saya curiga kalau beliau memang tidak berada di rumah."

Tama cukup terkejut dengan ucapan anak buahnya. " Selidiki lebih lanjut tentang masalah ini! Jika benar dia tidak ada di rumah, maka segera cari tahu keberadaannya. Aku curiga kalau memang dia pelakunya." Ujar Tama.

" Baik tuan, saya akan mengabari anda setelah penyelidikan selesai."

Bip...

Sambungan telepon pun di matikan.

" Ada apa Tama?" Tanya tuan Azka.

" Sepertinya dugaan kita benar dad kalau Andreas pelakunya, berdasarkan laporan anak buahku Andreas tidak pernah keluar rumah. Logikanya meskipun dia tidak pernah kemana mana, seharusnya dia tetap keluar dari rumahnya kan dad." Ujar Tama.

" Kita tunggu penyelidikannya." Sahut tuan Azka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sore ini Andreas sedang bermain-main dengan baby Vanno di atas ranjang. Ia terus mengajak baby Vanno berbicara.

" Sayangnya daddy udah makan apa belum nih? Hmm.. Daddy makin gemes sama pipi kamu yang mirip bakpao ini sayang." Andreas menoel pipi baby Vanno dengan lembut. Vanny yang duduk bersandar di sampingnya hanya menatap interaksi mereka berdua tanpa mau terlibat di dalamnya.

" Udah jam empat sayang." Ucap Andreas menatap jam dinding di kamarnya.

" Sudah saatnya kamu mandi, aku akan menyiapkan air hangat untukmu dulu." Andreas segera ke kamar mandi. Selang beberapa menit ia kembali menghampiri Vanni di ranjang.

" Ayo sayang, kamu mandi dulu." Ujar Andreas.

" Aku bisa sendiri." Ucap Vanni hendak turun dari ranjang namun tiba tiba Andreas langsung menggendongnya.

" Aku bilang aku bisa sendiri, turunkan aku!" Ucap Vanni.

" Menurut lah sayang! Kamu lagi sakit, jadi biarkan aku yang merawatmu." Ujar Andreas.

Ya, sudah menjadi kebiasaan baru Andreas selama ini, ia akan menggendong Vanni ke kamar mandi setiap kali Vanni mau mandi atau hanya sekedar buang air kecil. Ia tidak membiarkan Vanni berjalan sendiri karena menurutnya Vanni akan kesakitan pada luka jahitan yang belum kering. Namun memang benar adanya, luka bekas operasi Vanni masih sering terasa nyeri.

Andreas mendudukkan Vanni di atas closet duduknya. " Mau aku bantu buka baju atau mau buka sendiri?" Perhatian Andreas sudah seperti perhatian suami kepada istrinya.

" Aku bisa buka sendiri, lebih baik kamu keluar lah!" Titah Vanni.

" Baiklah kalau kamu malu aku akan keluar, nanti panggil aku kalau kamu sudah selesai. Aku mau bermain lagi dengan putraku." Andreas keluar membiarkan Vanni mandi sendiri. Ia kembali bermain bersama Vanno.

Drt.. Drt...

Ponsel Andreas bergetar, ia segera mengambilnya dari saku celananya. Selama ini ia sangat pandai menyimpan ponselnya dari Vanni. Ia tidak mau sampai Vanni menghubungi Tama. Ia masih ingin hidup bersama Vanni dan Vanno. Bahkan kalau bisa, untuk selamanya.

" Mama, kenapa mama menelepon? Bisa bisa Tama menyadap nomer mama." Gumam Andreas khawatir.

Ia langsung mengangkat panggilannya.

" Halo ma. Kenapa mama menelepon? Ini sangat berbahaya ma." Ujar Andreas.

" Ini aku Tama."

Jeduarrr....

TBC...

1
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
VANESHA ANDRIANI
siap makasih suportnya.. Bagi yg berkenan dukung karya author ya dengan beri like koment gift serta vote.. makasih
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Ma Em
Thor jgn sampai Vanni celaka apalagi sdg hamil besar bahkan mau melahirkan lagi, semoga Vanni dan bayinya sehat .
VANESHA ANDRIANI: semoga ya.. makasih suportnya
total 1 replies
Ma Em
Akibat nyonya Ratna terobsesi ingin punya cucu akibatnya hancur semuanya , suami diambil orang dan menantu juga sama diambil orang sekarang tinggal penyesalan nyonya Ratna.
VANESHA ANDRIANI: iya bener sekarang jadi g punya siapa siapa.. makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: iya kak
VANESHA ANDRIANI: hari ini libur ya banyak acara..
total 2 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap kaka makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap nanti malam ya makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya... author up jam 8 malam ya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
VANESHA ANDRIANI: oke siap.. makasih suportnya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!