NovelToon NovelToon
MAFIA DAN GADIS BUTA

MAFIA DAN GADIS BUTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Romansa / Roman-Angst Mafia / Dark Romance
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

SEQUEL KEDUA ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Lucas Lorenzo yang mendapati kenalan baiknya Philip Newton berada di penjara Santa Barbara, ketika mengunjunginya siapa sangka Lucas dimintai tolong oleh Philip untuk menyelamatkan para keponakannya yang diasuh oleh sanak keluarga yang hanya mengincar harta mendiang orang tua mereka.

Lucas yang memiliki hutang budi kepada Philip pun akhirnya memutuskan untuk membantu dengan menyamar menjadi tunangan Camellia Dawson, keponakan Philip, agar dapat memasuki kediaman mereka.

Namun siapa sangka ketika Lucas mendapati kalau keponakan Philip justru adalah seorang gadis buta.

Terlebih lagi ada banyak teror di kediaman tersebut yang membuat Lucas tidak bisa meninggalkan Camellia. Ditambah adanya sebuah rahasia besar terungkap tentang Camellia.

Mampukah Lucas menyelamatkan Camellia dari orang yang mengincarnya dan juga kebenaran tentang gadis itu? Lalu bagaimana jika Camellia tahu bahwa Lucas adalah seorang mafia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29. DUNIA CAMELLIA

Waktu seolah berhenti saat sinar pagi menyelinap malu-malu melalui celah jendela kamar rumah sakit. Zurich masih dalam selimut putihnya, salju yang membentang luar di luar sana tampak begitu berkilau dalam pantulan cahaya matahari. Bau antiseptik bercampur dengan aroma samar bunga kamomil yang diletakkan seseorang di meja sudut ruangan, membuat ruangan tempat Camellia berada tampak begitu damai bak rumah singgah. Itulah yang diinginkan Lucas, kenyamanan untuk gadis kesayangannya.

Camellia duduk bersandar di tempat tidur. Perban masih menyelimuti matanya. Tapi dunia di dalam dirinya tak pernah sehiruk-pikuk ini. Detak jantung, desiran napas, degup halus harapan, semuanya menari tanpa kendali dalam diamnya tubuh Camellia. Satu pertanyaan terus berputar dalam pikiran gadis itu. Satu kalimat yang membuatnya takut sekaligus antusias.

Akan seperti apa dunia saat mata ini dibuka?

Langkah dokter Van Reiner terdengar mendekat. Suara sepatu kulit menyentuh lantai marmer, berat namun tenang, seperti langkah seorang penyair yang tahu bahwa kalimat berikutnya akan mengubah jalan hidup seseorang.

Lucas berada di samping Camellia seperti biasa, setia dan sunyi, seperti jangkar di tengah badai perasaan. Wajahnya yang biasanya tegas kini menyimpan kecemasan yang tak mampu ia sembunyikan. Pria berambut legam itu kembali gugup seperti pertama kali Camellia akan operasi.

"Sudah saatnya, Fräulein Dawson," ujar sang dokter dengan suara yang nyaris seperti bisikan. "Rileks dan kita mulai membuka perbannya. Ikuti instruksi dariku, oke?"

"Baik," jawab Camellia.

Jemari Lucas menggenggam tangan Camellia. Hangat. Nyata. Menggetarkan. Meremas tangan kurus sang gadis saking gugupnya Lucas, lebih gugup dibandingkan Camellia sendiri.

Perban pertama dilepas. Kain tipis itu berguguran seperti helaian masa lalu, meluruh dari masa gelap menuju cahaya.

Camellia menahan napas. Jantungnya berdetak luar biasa kencang saat ini, hingga rasanya mungkin orang lain dapat mendengar degupan jantung gadis tersebut.

Lapis kedua dilepaskan. Lalu ketiga. Sampai hanya sehelai kain tipis yang tinggal membatasi dunia yang ia kenal selama ini, dunia yang hanya terdiri dari suara, sentuhan, dan imajinasi.

Kemudian ....

Perban terakhir meluncur turun.

"Perlahan, perlahan sekali buka matamu sedikit demi sedikit. Biarkan beradaptasi dengan cahaya di sekitar," beritahu Dokter Van dengan nada lembut.

Camellia mengikuti ucapan sang dokter, menggerakkan perlahan kelopak matanya agar terbuka seperti helaian bunga yang terbuka di musim pagi.

Cahaya. Terlalu terang. Terlalu baru. Camellia memejamkan mata kembali ketika ada banyak hal asing yang tertangkap retinanya, kelopak mata berkedut pelan, lalu membukanya lagi, perlahan, seperti tunas yang mencuat dari tanah beku.

Buram. Kabur. Tapi ada bayangan. Ada garis. Ada dunia.

Camellia menggigil. Jantungnya seolah berhenti berdetak untuk sesaat ketika ia mendapati hal yang tidak pernah ia duga.

"Aku ..." suaranya nyaris tak terdengar. "Aku bisa melihat."

Dokter menarik napas lega lalu berkata, "Apa kau bisa melihat tanganku?"

Camellia melihat tangan seorang pria berjas putih bersih kini bergerak melambai di depan Camellia, berusaha menarik perhatian dan fokus gadis itu. Lalu gadis itu mengangguk dan menjawab bisa.

Lucas menggenggam tangan Camellia lebih erat. Ia mengarahkan tubuhnya ke sang gadis, kini dalam jangkauan penglihatan Camellia yang masih samar.

"Coba lihat aku," pinta Lucas dengan suara bergetar, seolah pria itu menahan segala emosi dan tangis yang akan tumpah.

Camellia mengangkat wajahnya. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia melihat ... pria itu. Pria yang suaranya dulu membalut luka, yang napasnya menjadi penunjuk arah dalam malam terpekat. Pria yang kini ia tahu memiliki rambut hitam bagai bulu gagak, netra biru sedalam lautan; Lucas.

Wajah Lucas, dengan sorot mata tajam, rahang kokoh, dan senyum yang ditahan di ujung bibir, terasa terlalu nyata. Terlalu sempurna bagi bayangan yang dulu hanya hidup dalam benak Camellia.

"Kau ..." bisiknya, air mata mengalir di pipinya. "Kamu lebih indah dari semua yang kubayangkan. Kau begitu tampan dan hangat."

Lucas tak menjawab. Ia hanya menarik gadis itu dalam pelukannya. Tangan Camellia menggapai tubuhnya, memeluk seperti anak kecil yang menemukan rumahnya kembali.

Pelukan itu adalah doa. Adalah janji. Adalah awal dari sebuah dunia baru. Keduanya menangis penuh kebahagiaan. Harapan Lucas dan Camellia menjadi nyata. Camellia dapat melihat dan mimpi Lucas untuk menunjukkan dunia yang indah kepada Camellia akan menjadi nyata.

"Congratulation, Miss. Dawson. Selamat melihat dunia yang baru," ucap Dokter Van dan juga dua perawat yang bertepuk tangan atas keberhasilan mereka dan juga kebahagiaan yang didapatkan oleh Camellia atas dunia baru penuh warnanya.

Untuk pertama kalinya dalam hidup Camellia, gadis itu merekahkan senyum paling indah. Seolah semua kebahagiaan selama hidupnya terkumpul pada senyumnya hari ini.

Hari-hari berlalu dalam tempo yang asing.

Camellia kini berjalan menyusuri lorong rumah sakit tanpa tongkat. Ia menyentuh dinding, meraba teksturnya. Ia menatap pohon pinus dari jendela. Ia memeluk dirinya di depan cermin, mencoba mengenali wajah yang selalu ia raba dengan jemari, kini lengkap dengan warna, bentuk, dan detail yang menggugah rasa tak terdefinisikan.

Ada rasa kagum, tapi juga kekacauan. Dunia terlalu banyak untuk dipahami sekaligus. Terlalu bising, terlalu kontras, terlalu ... hidup.

Lucas menemaninya dalam setiap proses. Ia tidak pernah jauh. Bahkan saat Camellia hanya ingin duduk diam, menatap dinding putih yang tak lagi hanya putih, Lucas tetap di sana menunggu tanpa kata. Tahu bahwa gadis itu sedang memelajari dunia barunya, berusaha memahami dan mengenali layaknya anak kecil. Tak jarang Lucas menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Camellia yang tidak lain; itu apa, Lucas?

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Lucas pada Camellia yang kini duduk di taman rumah sakit dengan mantel dan jaket tebal.

"Kewalahan," jawab Camellia. Satu kata itu sungguh mewakili yang gadis itu rasakan karena melihat semua hal sekaligus. Hingga dari warna, bentuk, tekstur, jauh, dekat, panas, dingin, semuanya dalam saru waktu bersamaan.

Lucas tertawa melihat raut bingung dan sebal Camellia karena kewalahan dirinya dalam memelajari dunia barunya ini. Sungguh tampak seperti anak-anak.

"Pelan-pelan. Karena itu aku ingin kau terbiasa dulu dengan segalanya di rumah sakit ini, baru setelah itu aku akan membawamu keliling kota terindah di dunia ini. Alasanku melakukan operasi di kota ini, di benua ini, karena aku ingin pengalaman pertamamu melihat dunia adalah tempat dan hal-hal indah serta menakjubkan," kata Lucas mencium kening Camellia.

"Aku tidak tahu akan semelelahkan ini beradaptasi. Tapi juga membuatku antusias setiap saatnya," kata Camellia.

Senyum di wajah Lucas mengembang, merangkul kekasihnya itu erat. Ia benar-benar senang karena telah memberikan dunia baru untuk Camellia, membuatnya bangga.

Namun jauh di dalam dirinya, Lucas menyimpan kekhawatiran.

Sinyal komunikasi dari Zen menyebutkan bahwa seseorang dari jaringan Black Mantis telah terdeteksi masuk ke Eropa. Beberapa titik pergerakan mengarah ke wilayah Swiss. Walau ia dan Zen tidak tahu tujuan kedatangan orang tersebut ke benua ini, tapi tetap saja, Lucas khawatir.

Lucas belum bisa mengungkapkan itu kepada Camellia. Tentang diri gadis ini, tentang Black Mantis, tentang semuanya. Ia tidak ingin membebani Camellia saat gadis itu baru saja beradaptasi dengan dunia barunya.

Bagaimana ia bisa merampas kebebasan pertama Camellia hanya untuk menanamkan rasa takut?

Di malam yang dingin, saat gerimis turun lembut seperti desah rahasia bumi, Camellia melangkah ke taman belakang rumah sakit. Langit kelabu, udara menyimpan aroma tanah basah, dan gemericik air dari kolam kecil mengalun seperti musik alam yang tak pernah berhenti sejak dunia diciptakan.

Ia duduk di bangku batu di bawah pohon.

Refleksi wajahnya di permukaan air mengejutkannya, ia belum sepenuhnya terbiasa melihat dirinya. Gadis dengan mata yang sekarang hidup. Wajah yang dipenuhi jejak kehilangan namun juga semburat harapan.

Langkah pelan Lucas terdengar. Ia membawa jaket panjangnya dan tanpa suara menyampirkannya di bahu Camellia.

"Kenapa keluar di malam hari, sekarang terlalu dingin, kau bisa sakit," kata Lucas pelan.

Camellia menoleh. "Aku ingin tahu seperti apa malam hari. Aku tak pernah membayangkannya. Kukira akan gelap gulita seperti duniaku sebelumnya. Tapi ternyata begitu indah dan terang."

Lucas duduk di sampingnya. Mereka diam. Dunia seperti memerbolehkan mereka larut tanpa gangguan. Membiarkan Camellia mengukir kenangan tentang malam di Zurich.

"Aku merasa aneh," kata Camellia tiba-tiba. "Aku bisa melihat tapi aku takut. Apa yang kulihat sekarang membuat semuanya berbeda. Kadang aku merindukan gelap."

Lucas menatapnya. "Itu karena kau terlalu banyak berada dalam kegelapan, tentu akan terasa aneh saat kau tiba-tiba melangkah di jalan terang. Tapi tenang saja, kau akan terbiasa. Setidaknya dalam beberapa bulan ke depan."

Camellia mengangguk pelan. "Lucas?"

"Ya?"

"Terima kasih. Entah apa hang harus aku lakukan untuk bisa membayar kebaikanmu yang tidak terhitung ini. Kau bahkan memberikan dunia baru untukku. Terlebih ini semua sangat mahal," kata Camellia

Lucas menatap mata Camellia yang kini dapat melihat balik Lucas. Ia mencium kedua mata sang gadis dan berkata, "Kalau begitu kau harus membayarnya dengan berada di sampingku selamanya. Menjadi milikku dan tidak boleh berpaling ke pria manapun."

"Jika itu maka kau tidak perlu meminta, mungkin aku yang akan memohon padamu agar aku bisa tinggal bersamamu," ujar Camellia.

"Oh, benarkah? Kau tampaknya sudah mulai berani, huh?" Lucas tersenyum jahil.

Camellia mengalihkan pandangan, namun senyumnya mengembang tipis bersama rona di wajah.

Mereka duduk berdua, di bawah hujan tipis yang membasahi dedaunan, dalam sunyi yang nyaris suci, sebuah ketenangan yang mungkin takkan lama lagi mereka miliki.

"Sebaiknya kita masuk. Aku tidak ingin kau sampai sakit atau Dokter Van akan memarahiku," kata Lucas, menyusupkan tangannya di lipatan bawah lutut sang gadis dan juga punggungnya lalu mengangkat Camellia dengan mudah dalam bopongan lengannya.

"Lucas?! Apa yang kah lakukan? Aku bisa jalan sendiri. Banyak orang yang melihat," protes Camellia dengan wajah merah karena malu.

"Ah, ah, ini hukumanmu karena pergi sembarangan dan justru hujan-hujanan di luar saat musim dingin," kata Lucas dalam senyum lebarnya. Senang ketika melihat wajah merah padam dan juga salah tingkah Camellia.

Malam itu adalah malam pertama dalam hidup Camellia ia benar-benar melihat langit. Benar-benar melihat pria yang selalu memandang Camellia dengan tatapan hangat penuh cinta. Zurich menjadi saksi akan semua keindahan itu. Bahwa inilah dunia Camellia yang baru.

1
ir
nanti teman² dan orang² yg udah menjauhi Cammy kalo, mereka melihat Cammy yg sekarang jadi perempuan yg cantik dan jadi wanita yg sempurna pada datang dan cari muka cihhh menjijikkan, nanti kalo mereka minta maaf, maafin aja Cammy tapi jangan pernah mau berteman dan dekat dengan mereka lagi ya sayang
Archiemorarty: Bener...maafin tapi jangan mau balik ke orang-orang itu. karena bakal sama aja nantinya 😌
total 1 replies
hansen
ini lah dunia yang sebenar cammy penuh warna ceria dan warna gelap yang menyakitkan lebih dari tidak bisa melihat..
ir
ga sabar lihat Briana matanya lepas 🤣🤣
karna saking kaget nya Cammy bisaa meliy lagi, dan orang² yg pernah mengkhianati Cammy menyesal
oiya btw kak, kan kemarin ada part yg Lucas bilang " dia lebih tua dari mu " itu Arthur atau Rose, terus umur Rose berapa sekarang, aku lupaa eee
ir: owhhh jadi Cammy sama Rose cuma selisih satu tahun, kalo sama Lucas 6thn oke oke
Archiemorarty: Disini Lucas udah umur 28, jadi Rose & Rod 23, Cammy 22, Arthur & Arabella 33.
kejadian Rose pas Rose umur 20 terkahir kemaren, jadi 3 tahun setelahnya cerita Lucas sama Cammy ini.
total 2 replies
hansen
terbaik thor
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Margaretha Indrayani
seru banget dan bikin deg degan thor
Archiemorarty: Terima kasih udah bacanya, ikutin terus updatenya. Semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Jelita S
serasa ikut jelong2 ke Swiss Thor😄😄
Archiemorarty: Tujuanku, biar readers serasa ikut liburan ke swiss...padahal mah othornya yang penting jalan2 juga ke sana /Facepalm/
total 1 replies
Jelita S
Thor slalu tersentuh semua dengan kata demi kata di cerita mu ini, terlalu suka dengan critamu
Archiemorarty: Aku buat yang terbaik buat para Readers. karena aku juga sebagai Readers seneng kalau ketemu cerita yang bagus. semoga ceritanya bisa menghibur waktu senggangnya kakaknya ya 🥰
total 1 replies
hansen
tetap la disamping lucas apa pun yang bakal berlaku kedepan cammy, dengan berganding bahu berdua percaya lah semua benang merah akan terungkai jawapan nya..itu lebih mudah melumpuhkan musuh adalah tetap disamping lucas
Archiemorarty: setuju /Scream/
total 1 replies
ir
Lucas yg meyakinkan Cammy saat rapuh, Lucas yg selalu ada. untuk Cammy, yg tidah pernah memandang kekurangan Cammy yg membawa dunia baru bagi Cammy, tapi nanti orang lain yg berusaha merebut posisi Lucas hahh pasti ituu
Archiemorarty: oh, silahkan saja. Lucas kita didikan bapak Rion. tahu sendiri kan /CoolGuy/
total 1 replies
Della Alfira
lagiii lagiii lagiii thorr😭
Archiemorarty: Hahaha...sabar ya. ditunggu setiap updatenya ya
total 1 replies
Jelita S
kok aku gk sabaran y liat Lukas bucin akut sama Cammy😀😀😀
Archiemorarty: Sama aku juga...
total 1 replies
ir
ayoo kita dampingi cucu menantu kita glow up, sebelum pulang ke rumah cammy sendiri, nanti ajak mampu dulu ke rumah calon mertua dulu ya kak, bila perlu menetap ajalah di kediaman Lorenzo, biar bianca uring²an
ir
aku baru mau komen, alhamdulillah ga ada gangguan dari ulat birahi ehh part selanjutnya nongol 😌😌
Archiemorarty: Hahahahaha, apa itu damai
total 1 replies
Jelita S
ah si ulet bulu masih sok perhatian,,hempaskan Briana 😡😡
Archiemorarty: hahahaha.... keributan itu wajib
total 1 replies
Jelita S
GK sabar liat Cammy bisa melihat🥰🥰🥰
Archiemorarty: percaya othor lebih gx sabar liat cammy bia liat 😌
total 1 replies
Jelita S
ah semakin gak sabar nunggu up mu thor
Archiemorarty: Xixixi...sabar ya
total 1 replies
ir
ayoo gass iki cucu ke Zurich liburan rame² kita 🤣🤣
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
total 2 replies
Jelita S
akhirnya Lukas jatuh cinta jga😄😄😄😄😄😄
Jelita S
ah Thor terlalu bagus ceritamu❤️
Archiemorarty: Demi readers harus bagus ceritanya biar nggak kecewa 🥰
total 1 replies
Jelita S
Rosetta yg terbaik🥰🥰🥰
Archiemorarty: Ada dia suasana selalu hidup 😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!