Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebatas teman.
Kini mobil Toni telah tiba di rumah sakit dan tak berselang lama mobil Ratu pun tiba. Dari balik kaca mobil Ratu dapat melihat Rahma yang baru saja turun dari mobil Toni. dari gerak-gerik Rahma nampak jelas wanita itu merasa tak nyaman saat Toni membukakan pintu mobil untuknya.
Ratu menghela napas berat melihatnya. "Bahkan manusia itu sendiri tidak sanggup mengatur perasaannya sendiri, kemana dia akan menjatuhkan pilihan hatinya." gumam Ratu syarat akan makna. sebelum kemudian turun dari mobilnya.
Dr Toni mengantarkan Rahma hingga ke depan pintu masuk ruangan IGD sebelum kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruangannya berada.
"Baru kali ini aku melihat Dr Toni dekat dengan seorang wanita." terdengar Bisik bisik sesama para perawat di ruang IGD saat melihat Toni datang bersama dengan Rahma pagi ini.
"Apa Dr Toni dan Dr Rahma menjalin hubungan??." tebak salah seorang perawat yang lainnya. "Tapi jika itu benar bukankah itu kabar baik." lanjutnya tersenyum.
Obrolan keduanya terhenti saat melihat langkah Rahma semakin mendekat.
"Selamat pagi."
"Pagi Dokter Rahma." kedua Perawat tadi kompak menjawab seraya menampilkan senyum smirk kepada Rahma. Rahma pun membalasnya dengan senyum ramah meskipun keningnya sedikit berkerut bingung melihat sikap keduanya yang menurutnya sedikit aneh.
Seperti biasa Rahma memulai aktivitasnya dengan memeriksa kondisi beberapa pasien yang baru saja masuk ke ruangan tersebut.
Sikap Rahma yang ramah membuat hampir semua rekan kerjanya baik sesama dokter maupun perawat menyukainya.
Ketika jam makan siang tiba Rahma meminta izin kepada rekannya untuk makan siang duluan mengingat saat ini ia tengah berbadan dua Rahma tidak ingin sampai anak dalam kandungannya terlambat mendapat asupan makanan.
Sampai detik ini belum ada rekan kerjanya yang mengetahui tentang kehamilan Rahma karena perutnya yang tidak terlalu besar dan pakaian yang sering di gunakan Rahma pun cukup longgar. Bukannya Rahma berniat menyembunyikan tentang kabar kehamilannya hanya saja Rahma belum cerita, karena hal itu memiliki definisi yang berbeda.
"Ra." Rahma sontak menghentikan langkahnya lalu memutar pandangannya ke sumber suara di mana Ratu kini melangkah ke arahnya.
"Kamu mau ke kantin juga??." tanya Ratu saat langkah keduanya hampir sejajar. Rahma pun mengiyakankannya sebelum mereka kembali melanjutkan langkah menuju kantin rumah sakit berada.
Setibanya di kantin rumah sakit, Ratu sengaja mengajak Rahma menempati meja di sudut ruangan.
"Ra."
"Ada apa??.".tanya Rahma ketika melihat raut wajah Ratu seperti ingin menyampaikan sesuatu kepadanya.
"Apa tadi pagi kamu janjian dengan tuan Riko??." tanya Ratu dan Rahma spontan menggelengkan kepalanya.
"Memangnya kenapa??."
"Tidak kenapa Napa sih, hanya saja Tadi pagi saat akan berangkat kerja tidak sengaja aku melihat mobil tuan Riko terparkir tidak jauh dari rumah kamu, aku pikir kalian janjian.". Jawaban Ratu membuat kening Rahma menghasilkan kerutan halus.
"Apa yang di lakukan mas Riko di rumahku pagi pagi, apa tadi pagi mas Riko melihatku berangkat bersama kak Toni??." dalam hati Rahma bertanya tanya. Entah mengapa ia tidak ingin sampai pria itu salah paham akan hubungannya dengan Dr Toni.
"Sudahlah tidak perlu di pikirkan mungkin tadi pagi tuan Riko datang ke rumah kamu karena di minta oleh mbak Cristi membawakan sesuatu, karena melihat kamu bersama dengan Kak Toni makanya dia tidak turun dari mobilnya, takut menganggu mungkin." Ucap Ratu sesuai dengan terkaannya saat melihat Rahma diam saja seperti sedang berpikir.
Rahma pun mengangguk saja karena secara kebetulan pesanan mereka sudah tiba dan siap di santap. Semangkuk bakso dan salad buah menjadi menu makan siang Rahma siang ini sementara Ratu lebih memilih mengisi perutnya dengan semangkuk mie ayam kesukaannya.
Di waktu yang sama di tempat yang berbeda, Dr Toni justru terlihat tengah menghadapi cecaran dari sang mama melalui sambungan telepon.
"Tidak perlu menjodohkan Toni, mah. Toni akan mencari sendiri wanita yang akan menjadi pendamping hidup Toni." entah seperti apa pertanyaan dari sang mama dari seberang sana sehingga Toni memberikan jawaban seperti itu.
Entah apalagi yang di katakan sang mama di seberang sana sehingga Toni sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya untuk beberapa saat.
"Baiklah, tetapi sebelumnya berikan Toni waktu satu tahun jika Toni belum juga mengajak calon istri Toni menemui mama maka mama boleh memilihkan calon istri untuk Toni." Toni nekat memberikan jawaban demikian pada mamanya dengan harapan selambat lambatnya satu tahun ini ia sudah bisa menaklukkan pujaan hatinya, Rahma.
Toni pun nampak memijat pangkal hidungnya setelah mematikan sambungan telepon.
Pria tampan itu di buat sakit kepala dengan permintaan sang mama yang menginginkan dirinya agar segera membina rumah tangga.
***
"Ko, apa kamu yakin dengan tindakan kamu ini??." tanya Cristi saat menyaksikan apa yang kini tengah di lakukan Riko.
"Riko yakin Kak, Riko tidak ingin terlambat mengambil tindakan dan akan membuat Riko menyesalinya di kemudian hari.
"Baiklah, kakak akan tetap mendukung keputusanmu, Ko, tapi ingat ko jangan sampai membuat istri kamu stres karena dia tengah mengandung kamu Ko." pesan Cristi dan Riko pun mengangguk.
Setelahnya Riko pun berlalu dengan menggunakan mobilnya setelah lebih dulu pamit pada Tian dan juga Cristi.
***
Hampir pukul tiga sore Rahma bersiap siap kembali ke rumah setelah pergantian jam dinas. Rahma berjalan menuju parkiran, tak jauh dari pintu utama rumah sakit terlihat Ratu sedang berdiri menunggu dirinya.
"Apa kau sudah lama menunggu??."
"Belum juga, baru lima menit yang lalu aku di sini." jawab Ratu sebelum mereka berjalan menuju mobil Ratu berada. Hari ini Rahma pulang bersama Ratu karena hari ini tidak membawa mobil.
"Tidurlah jika kau mengantuk nanti aku bangunkan setelah tiba di rumah.". tutur Ratu pengertian.
"Aku tidak mengantuk hanya sedikit lelah saja banyak pasien tadi." jawab Rahma seadanya dan Ratu pun hanya mengangguk saja sebelum kemudian mulai melajukan mobilnya meninggalkan area parkiran rumah sakit.
"Ra, bagaimana dengan hubunganmu dan kak Toni?? Ratu menoleh sejenak kala bertanya.
Rahma menghela napas sebelum menjawab. "Bukankah sudah aku katakan, aku sudah menikah dan saat ini aku tengah mengandung anak dari suamiku. Bagaimana pun akhir hubungan kami, aku tetap tidak bisa menerima cintanya kak Toni karena aku tidak memiliki perasaan apapun padanya, aku hanya menganggapnya sebagai teman tidak lebih.
"Maaf, aku tidak berniat menyinggung perasaanmu Ra." kata Ratu merasa tidak enak dengan pertanyaannya.
"Tidak perlu minta maaf Aku mengerti kau hanya ingin yang terbaik untukku." jawab Rahma dengan senyum di wajahnya dan Ratu pun akhirnya lega melihatnya.
Empat puluh menit berlalu, kini mobil Ratu telah tiba di pekarangan rumahnya.
"Maaf aku tidak mengantarmu sampai ke rumahmu soalnya aku kebelet." tutur Ratu dengan raut wajah menahan hajat yang sejak tadi di tahannya.
"It's ok."
Rahma pun segera Beranjak menuju rumahnya setelah Ratu lebih dulu masuk ke dalam rumahnya.
Rahma merogoh tasnya untuk mengambil kunci rumah setelah mendapatkannya ia pun segera membuka pintu rumah dan masuk, mengingat badannya sudah terasa lengket Rahma langsung saja menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya. namun baru saja membuka pintu kamar kedua bola mata Rahma membola saat melihat keberadaan Riko.
"Mas Riko."