Farid tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan jodohnya yang tidak pernah ia sangka. 32 tahun membujang bukan tanpa alasan. Ia pernah sangat mencintai seseorang namun ia ia dikhianati hingga dirinya terluka dan sulit untuk percaya lagi kepada seorang perempuan. Namun pada suatu saat ada seseorang yang dapat mengetuk hatinya. Siapakah dia? Tentu saja dia yang akan menjadi jodohnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah silam
10 tahun silam
Sambil berlari kecil seorang pemuda berusia 22 tahun sedang mencari keberadaan orang terkasihnya. Dia adalah Farid yang sedang memegang bucket bunga di tangannya. Paras tampan dan gagahnya selalu menjadi idaman para mahasiswi di kampus tempatnya mengenyam pendidikan S2. Meski usianya masih 22 tahun, namun ia sudah bergelas Magister. Ia jatuh cinta kepada seorang wanita yang merupakan mahasiswi dari kalangan biasa, namanya Zania. Farid memang tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Zania. Meski begitu, ia selalu memberikan perhatian kepada Zania dan pernah mengatakan bahwa ia akan melamar Zania saat Zania lulus kuliah nanti. Dalam keluarganya, Farid memang dilarang untuk berpacaran.
Hari ini adalah hari kelulusan Zania sebagai sarjana Akuntansi. Farid tidak sabar ingin memberikan kejutan kepada Zania. Ia mencari keberadaan Zania di setiap sudut ruang. Karena saat ini para wisudawan dan wisudawati sudah selesai diwisuda. Mereka berpencar bersama keluarga masing-masing.
"Naina, kamu melihat Zania?"
"Eh, tidak kak." Jawab Naina dengan sangat berhati-hati.
"Oh, ya sudah terima kasih."
Farid pun berlalu pergi. Ia kembali mencari keberadaan Zania. Ia sudah menghubunginya, namun tidak diangkat.
"Ck... kemana dia?"
Farid pun melangkahkan kakinya sampai di ujung kelas. Di sana ia tidak sengaja mendengar suara aneh yang meresahkan telinganya. Namun karena penasaran, Farid pun mendekati suara tersebut.
Jedar
Bagai disambar petir di siang bolong. Hati Farid hancur berkeping-keping tatkala melihat orang yang ia cari sedang bercumbu dengan orang lain. Ternyata bunyi yang Ia dengar adalah kecapan hasrat terlarang dari seseorang yang ia dambakan. Ia masih tidak percaya dengan hal tersebut. Hatinya mencoba untuk menepis, namun inilah kenyataannya. Bunga di tangannya pun sontak jatuh ke lantai dan terinjak oleh kakinya. Beruntung cincin yang ua siapkan masih tersimpan rapi di saku celananya.
"Brengsek!" Pekiknya. Padahal sebelumnya ia tidak pernah berkata kasar.
Dua sejoli itu pun menghentikan kegiatannya saat mendengar suara Farid.
"Kak Farid!"
Farid membuang muka. zia merasa malu melihat hal yang tidak senonoh di depan matanya sendiri. Terlebih orang itu adalah gadis yang selama ini ia banggakan kepada Umminya. Ia hanya bisa mencengkeram tangannya sendiri, menahan emosi. Ia bahkan menghantamkan tangannya ke dinding kelas, lalu berlalu dari hadapan mereka. Sementara gadis yang bernama Zania mencoba untuk mengejar Farid. Namun sang lelaki menahannya.
"Untuk apa kamu mengejarnya? Bukankah kamu sendiri yang bilang, kamu tidak suka kepadanya." Sarkasnya.
"Tapi.... "
"Sstt... sudahkah. Lagian laki-laki itu sepertinya tidak akan bisa memuaskanmu. Aku dengar ia tidak menyukai wanita. Mungkin dia memanfaatkanmu hanya untuk menutupi kekurangannya. Jangan tertipu tampang alimnya!."
Zania pun termakan omongan Dion. Dion adalah pacar Zania. Mereka baru jadian satu minggu yang lalu. Zania menerima Dion karena hasutan teman-temannya. Dan memang selama ini, Dion yang lebih gencar mengejarnya sehingga ia pun akhirnya luluh. Ini adakah pertama kalinya mereka berciuman. Itu pun Dion yang memaksanya, meskipun akhirnya Zania pun terlena.
Kini Farid sudah berada di dalam mobilnya. Ia marah, kecewa, dan terluka. Nafasnya tersenggal-senggal menahan amarah.
"Ya Allah, kenapa Engkau memberikan rasa ini jika akhirnya hanya kecewa yang kudapat." Lirihnya. Namun beberapa saat kemudian Farid sadar dan mengucapkan istigfar.
"Astagfirullah...."
Ia menyandarkan kepalanya ke setir mobil. Sebelum akhirnya ia meninggalkan parkiran dan keluar dati lingkungan kampus dengan kecepatan tinggi.
Sementara Zania dan Dion kini tengah berfikir bersama merayakan kelulusan mereka.
brak....
Mobil Farid menabrak pohon mangga di ujung jalan menuju rumahnya. Seseorang yang menemukannya segera menghubungi kontak yang ada di handphone Farid. Farid pun tidak sadarkan diri dan segera dibawa ke rumah sakit.
Ummi dan Abinya segera berangkat je rumah sakit setelah menerima telpon dari seseorang. Ummi Nisa menangis mendengar putra sulungnya mengalami kecelakaan.
"Sabar, mi. Insyaallah tidak terjadi apa-apa dengannya." Abi Fatan berusaha menenangkan istrinya.
Akhirnya mereka pun sampai di rumah sakit tempat Farid dirawat. Mereka bertemu dengan orang yang membawa Farid ke rumah sakit. Mereka mengucapkan terima kasih dan juga memberi imbalan kepada orang tersebut.Ternyata Farid mengalami gegar otak ringan. Beruntung kaki dan tangan serta organ tubuh lainnya tidak apa-apa. Hanya saja sedikit luka di siku tangannya.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Pak. Hanya gegar otak ringan. Tidak ada luka yang serius.Bapak dan Ibu boleh masuk untuk melihatnya."
"Baik, terima kasih dok."
"Sama-sama, Pak."
Ummi dan Abi pun masuk ke dalam ruang rawat inap.
"Farid...."
Farid sudah membuka mata. Ia melihat mata umminya yang sembab.
"Ummi... ummi habis nangis?"
"Dasar anak nakal! Bagaimana ummi tidak menangis mendengar kabar buruk tentang kamu."
"Lagian kenapa kok sampai bida nabrak pohon." Sahut Abi. Ummi melirik suaminya.
"Menghindari kucing bi. Farid tidak fokus sehingga tidak tahu kalau ada kucing. Jadi mendadak banting setir ke kiri."
"Ya sudah, yang penting kamu tidak apa-apa. Istirahat saja."
Kedua orang tua Farid tidak tahu jika punyanya saat ini sedang patah hati. Dan sebab itulah ia mengalami kecelakaan.
Firda, saudara kembar Farid datang bersama suaminya. Firda sudah menikah satu bulan yang lalu dan tinggal bersama suaminya. Mendengar saudara kembarnya kecelakaan, Firda langsung mengajak suaminya ke rumah sakit.
"Kamu ngelamun apa gimana sih bang? kok bisa nggak lihat kalau ada kucing?" Ujar Firda sambil mengupas apel untuk abangnya.
"Kucingnya tiba-tiba muncul, dek." Farid beralasan.
"Huh... alasan!"
Firda paling mengerti watak saudara kembarnya itu.
"Jangan ngomel terus dek. Niat nggak sih mengupas apelnya?"
"Iya iya, ayo sekalian aku suapi."
"Adik ipar, kamu jangan cemburu!"
Yoga suami Firda hanya bisa mengulum senyum.
Ummi kepikiran dengan kotak cincin berisi cincin yang ditemukan oleh orang yang membawa Farid je rumah sakit. Kotak cincin tersebut ditemukan di lokasi kejadian.
"Apa ia ini milik Farid? Apa Farid sedang berencana melamar seseorang?" Batinnya.
"Mi, kok ngelamun. Ada apa?" Tegur Abi.
"Eh tidak. Tidak apa-apa kok." Sangkal ummi.
Namun sebenarnya ia masih penasaran dengan kotak cincin tersebut. Sepertinya ia harus menanyakannya langsung kepada Farid. Mungkin bukan saat ini.
Beberapa saat kemudian, saudara Faris yang lain pun datang ke rumah sakit diantar sopir.
Tidak ketinggalan, Romi sahabat Farid pun datang menjenguknya. Romi adalah sahabat sejati Farid. Mereka bersahabat sejak duduk di sekolah SMA. Banyak rumor yang mengatakan bahwa Farid dan Romi memiliki hubungan spesial alias menyimpang. Namun kenyataannya tidak demikian. Keduanya memang murni bersahabat. Jika mereka belum memiliki pasangan, itu karena Farid tidak ingin berpacaran, sedangkan Romi masih ingin mengejar mimpinya. Jadi tidak ada waktu baginya untuk memikirkan perempuan. Romi sadar terlahir dari keluarga yang pas-pasan. Jadi ia harus bekerja keras untuk mengangkat derajat keluarganya.
Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
semangaatt teruuss