Chelsea bahagia saat orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Reno, putra sahabat mereka.
Berbanding terbalik dengan Reno yang terpaksa menerima perjodohan itu karena ancaman papanya.
Segala usaha dilakukan Reno untuk membuat Chelsea membatalkan perjodohan mereka. Mulai dari memperkenalkan Sherly, teman SMA-nya sebagai kekasih sampai membuat Chelsea melihatnya tidur dengan Sherly di kamar hotel, namun semua itu tidak menggoyahkan Chelsea untuk meneruskan perjodohan mereka.
Chelsea akhirnya menyerah setelah Sherly datang dan menunjukkan bukti kalau wanita itu sedsng hamil dari benih Reno.
Chelsea pun pergi menjauh dan memutuskan kembali setelah 4 tahun berlalu dan tampil sebagai Chelsea yang berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Antara 2 Pria
Reno bergegas naik ke lantai 2 menuju kamar tidurnya. Begitu sampai di ujung tangga paling atas, Reno seperti ditunggu Revan di ruang duduk dalam posisi berdiri dan kedua tangannya terlipat di depan dada.
“Kenapa nggak bilang kalau kamu sengaja menjemput Chelsea di kantor ?”
”Bukan sengaja, tadi ada berkas yang harus aku serahkan untuk Om Agam dan kebetulan Sea belum pulang jadi aku ajak sekalian,” ujar Reno dengan jawaban sedikit melenceng.
“Tidak sengaja ? Darimana kamu tahu kalau Chelsea belum pulang ? Lagipula dia tidak butuh tumpangan karena Papi sudah menyediakan sopir.”
Reno tersenyum sinis. Geli rasanya mendengar kakaknya memanggil Agam dengan sebutan papi.
“Aku datangi ruangan Sea karena tahu kalau setiap hari sesudah jam kantor berakhir, Sea masih lanjut kerja di ruangannya.”
“Kamu tahu kan kalau Sea itu calon istriku ?” nada Revan makin meninggi, wajahnya pun terlihat emosi.
“Tahu !” sahut Reno dengan tegas. “Tapi baru calon kan, belum istri ? Kata orang selama janur kuning belum melengkung, hati orang masih bisa berubah dan berpindah ke lain hati.”
“Jangan bilang kamu iri padaku !” sindir Revan dengan senyuman sinis.
“Untuk apa aku iri ?” Reno balas tertawa sinis.
“Jangan berharap penyesalanmu bisa membuat Chelsea kembali jadi milikmu. Dan asal kamu tahu kalau aku bisa melakukan apapun terhadap orang-orang yang menghalangi jalanku !”
“Kenapa ? Kakak takut Papa berubah pikiran ?” Reno tersenyum sinis.
“Jangan takut, Kak. Tidak pernah terpikir olehku untuk berperang dengan saudara sendiri masalah harta, tapi aku tidak akan membiarkan Kakak menyakiti Sea.
Aku tidak akan membiarkan Kakak memanfaatkan Sea dan menjadikannya pion untuk mendapatkan warisan dari Papa.”
“Mau jadi pahlawan kesiangan ? Nggak ingat sama perbuatanmu yang membuat Sea pergi 4 tahun yang lalu,” ledek Revan dengan tatapan mengejek.
“Terserah Kakak mau bilang aku ini apa, dan apa yang aku lakukan untuk Sea saat ini memang untuk menebus kesalahanku 4 tahun yang lalu.”
Reno berjalan meninggalkan Revan menuju kamar tidurnya.
“Jangan beharap Sea akan menerima niat baikmu itu karena aku tidak akan membiarkannya memaafkan perbuatanmu yang lalu !” pekik Revan dengan suara tinggi.
Reno hanya menoleh sekilas sambil tersenyum tipis dan kembali berjalan ke kamarnya.
Begitu Reno hilang di balik pintu, Revan mengambil handphone dari saku celana pendeknya.
“Carikan waktu yang tepat untuk memasang alat penyadap di ruangan Chelsea,” perintah Revan pada orang kepercayaannya yang bekerja di peruahaan Agam.
“Tapi Pak….”
“Saya yang akan menanggung resikonya kalau sampai ketahuan. Kamu bekerja seperti biasa dan jangan takut karena saya tidak akan pernah menyebut namamu.”
“Baik Pak Revan.”
Revan tersenyum smirk membayangkan Reno akan kepusingan karena niatnya menghalangi Revan menikahi Chelsea tidak akan pernah bisa terwujud karena Revan tidak akan tinggal diam.
***
Chelsea baru saja keluar dari kamar mandi saat handphonenya bergetar. Dengan handuk masih terlilit di kepala, Chelsea berjalan ke nakas, dahinya menaut saat melihat nama Reno di layar handphonenya.
“Kenapa lagi ?” tanya Chelsea dengan nada ketus.
“Kalau aku bilang kangen, hati kamu berdebar nggak ?” ledek Reno sambil tergelak.
“Dasar bibit pebinor ! Aku baru selesai mandi jadi langsung aja mau ngomong apa !”
“Jangan galak-galak karena bibirmu makin terlihat seksi kalau lagi cemberut.”
“Rasanya benar-benar aneh,” gerutu Chelsea. “Kamu benar-benar berbeda dengan Reno yang aku kenal bertahun-tahun.”
“Yang penting bisa bikin hatimu deg deg kan nggak kayak dulu ?” tanya Reno sambil tertawa.
”Nggak tuh, nggak ada rasa apa-apa selain aneh,” sahut Chelsea dengan nada yakin padahal jantungnya langsung berdegup dan tangannya mulai panas dingin.
“Kayaknya aku mencium bau-bau kebohongan,” ledek Reno.
“Suka-suka kamu ! Dari dulu sampai sekarang mana pernah kamu mau mendengar pendapatku apalagi percaya,” sahut Chelsea sambil tertawa. Getir.
Suasana hening mendadsk karena Reno tidak menyahut dan tidak terdengar tawanya sama sekali, hanya helaan nafas panjang dan berat.
“Mungkin kalau aku tidak menghindar dan jujur pada perasaanku, saat ini aku akan menjadi lelaki yang paling bahagia di komplek ini karena mencintai dan dicintai,” gumam Reno.
“Mungkin kalau kamu tidak aneh-aneh 4 tahun yang lalu, aku tidak akan membuka mata kalau di luar rumahku tidak hanya ada cowok songong yang tengil dan menganggapku toxic,” sahut Chelsea sambil tertawa.
“Aku justru berterima kasih banget dengan semua perbuatanmu 4 tahun yang lalu, karena kalau tidak ada kejadian itu, aku nggak akan melihat bagaimana dunia di luar dirimu ternyata begitu indah dan penuh warna. Sejak kecil aku terlalu membatasi diri, menganggap duniaku hanyalah dirimu.”
“Kamu menyesal ?” tanya Reno dengan nada sedih.
“Menyesal banget,” sahut Chelsea dengan nada penuh penekanan membuat hati Reno tercubit.
“Kalau aku nggak terpaku hanya pada dirimu mungkin akan ada lebih banyak kenangan manis yang bisa aku ingat tentang masa remajaku.”
”Maaf,” lirih Reno dengan nada sendu.
“Cowok songong jangan melow begitu dong !” Chelsea tertawa. “Seharusnya kamu bahagia karena aku kan mengucapkan terima kasih bukan mengutuki perbuatanmu 4 tahun yang lalu. Dari hati yang paling dalam, aku sungguh-sungguh berterima kasih atas pelajaran yang kamu berikan Reno dan aku tidak menyesal mengalami semua itu.”
“Tapi aku sangat menyesal, Sea. Sangat sangat menyesal,” ujar Reno penuh penekanan.
“Jangan kelamaan menyesalnya, nggak ada guna. Dari jaman sekolah sampai kuliah kamu kan gampang cari pacar, tinggal pilih malah,” Chelsea tertawa pelan tapi bagi Reno lebih terdengar seperti ejekan.
“Apalagi sekarang Reno, dengan penampilanmu yang tambah dewasa dan berkurang wajah songongnya, pasti banyak cewek-cewek mau jadi pacar kamu.”
“Maksud kamu cewek yang mau diajak one night stand ?”
Chelsea terdiam sejenak, ada rasa tidak rela kalau sampai Reno sering terlibat ONS dengan banyak wanita.
“Nggak penting mau ons, sementara atau permanen, tapi aku yakin kalau bagimu sangat gampang membuat ciwi-ciwi melehoy sama kamu.”
“Tapi aku maunya sama kamu. Sejak kamu pergi ke Amerika aku malah susah bergaul sama cewek, maunya sama kamu aja.”
“Gombal !” Chelsea tergelak. “Jangan salah lagi dengan perasaanmu, Ren. Cinta itu beda jauh dengan rasa bersalah. Apapun yang ingin kamu buktikan padaku soal Revan, kamu lakukan bukan karena kamu mencintai aku, tapi hanya karena ingin menebus rasa bersalahmu.”
Reno kembali terdiam, begitu juga dengan Chelsea. Selama beberapa saat hanya terdengar helaan nafas panjang dan berat.
Di saat itu handphone Chelsea bergetar dan muncul nama Revan menyela perbincangan mereka.
“Reno udahan dulu ya, calon suamiku telepon nih. Terima kasih tebengannya,” ujar Chelsea sambil tertawa renyah.
Sebelum Reno sempat menjawab, panggilannya terputus. Reno menghela nafas dan berjalan ke arah jendela menatap ke arah jendela kamar yang ada di rumah seberang.
Dulu ia merasa kesal karena Chelsea suka berteriak memanggilnya dari jendela seberang itu, namun sejak kebiasaan itu menghilang 4 tahun lalu, Reno sangat sering merindukannya.
Sementara itu Chelsea yang mengangkat panggilan Revan berusaha bersikap setenang mungkin.
“Kok lama angkat teleponnya ?” ada nada curiga dari suara Revan begitu panggilan teleponnya diangkat.
“Iya belum lama selesai mandi. Handuk aja masih nempel nih di kepala,” sahut Chlesea sambil terkekeh.
“Tadi kamu pulang sama Reno ?”
“Iya aku nebeng Reno karena ternyata sopir mau dipakai Papi untuk mengantarnya pergi ke undangan makan.”
“Kamu masih ada rasa sama Reno ?”
“Nggak ada,” sahut Chelsea cepat dan spontan. Hatinya berdebar dan ada sedikit perasaan bersalah karena berbohong pada tunangannya.
Chelsea sendiri bingung, apakah perasaan berdebar ini bisa diartikan kalau ia masih menyukai Reno ?
“Yakin ?”
“Yakin Kak. Kalau aku nggak yakin mana mungkin aku menerima lamaran Kakak,” Chelsea tertawa pelan, berusaha menutupi perasaannya.
”Besok ada jadwal kemana. ?” tanya Revan berusaha menetralisir emosinya.
Sisa-sisa kekesalannya masih ada gara-gara mendapat laporan kunjungan Reno ke kantor Chelsea bahkan mengantar tunangannya itu pulang.
“Besok Papi mau ajak aku kunjungan ke beberapa tempat, jadi kemungkinan seharian aku ada di luar.”
“Nggak sama Reno kan ?”
“Aku benar-benar nggak tahu, Kak karena Papi yang mengatur jadwal dan sepertinya sih nggak.”
“Mulai sekarang panggil aku Mas Revan, jangan kakak lagi. Kamu bukan adikku seperti Reno tapi tunanganku, calon istriku.”
“Rasanya agak canggung sih, Kak… eh Mas,” ujar Chelsea tertawa.
Tanpa Revan tahu, Chelsea menggerutu sambil memutar bola matanya, menganggap permintaan Revan sedikit lebay.
”Besok kabarin aku jadwal kamu kemana aja, rencananya aku mau ajak makan malam.”
“Iya Kak…eh Mas… Besok aku pastikan kemana aja Papi akan mengajakku.”
“I love you Chelsea.”
“Love you too,” balas Chelsea dengan berat hati.
Panggilan telepon dimatikan dan Chelsea langsung menghirup nafas dalam-dalam. Kenapa rasanya lebih nyaman berbincang dengan Reno daripada Revan ?”
Chelsea merasa bisa menjadi dirinya sendiri, apa adanya saat berhadapan dengan Reno sementara berbincang dengan Revan terasa kaku dan semuanya harus tertata dengan baik.
Chlesea melepas handuk yang melilit ke kepalanya dan mencari pengering rambut karena matanya mulai ngantuk sementara rambutnya masih basah hingga perlu dikeringkan terlebih dahulu.
Reno yg menolak perjodohan sehingga dia membuat rekayasa pacaran sama Serly,
Revan yg hanya pura pura mencintai mu padahal dia sudah punya anak dari Dita
Bastian yg mencintai mu tapi dia punya masa lalu yang kelam sehingga dia punya anak dari perempuan lain 🤭🤭🤦♀️