NovelToon NovelToon
Menikahi Adik Sang Mafia

Menikahi Adik Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ericka Kano

Ivy Cecilia, seorang perawat yang bertugas di salah satu rumah sakit harus rela kehilangan sang suami dalam kecelakaan tunggal saat pulang dari rumah sakit. Pesan terakhir suaminya adalah jasadnya harus dikebumikan di tanah kelahirannya, Tondo, di negara Filipina. Demi rasa cintanya, Ivy pun menyanggupi. Dengan membawa dua anak mereka yang masih kecil, Ivy mengurus keberangkatannya membawa jenazah suaminya ke Filipina. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Ivi berniat tindak lama di sana. Selesai misa pemakaman Ivi akan kembali ke Indonesia.

Namun, yang menanti Ivy di sana bukanlah sesuatu yang mudah. Bukanlah pertemuan dengan keluarga mertua yang seperti biasa. Kegelapan, darah, amarah, dan jebakan paling menyiksa sepanjang hidupnya sudah menanti Ivy di Tondo, Filipina.

Apakah Ivy berhasil melalui itu semua dan kembali ke Indonesia?

ataukah Ivy terjebak di sana seumur hidupnya?

Ayo, temani Ivy berpetualang di negeri seberang, Filipina, melaksanakan pesan terakhir mendiang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ericka Kano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Sofia Diculik

"Halo, Tuan," suara Damon terdengar.

"Damon, apa yang sebaiknya aku lakukan. Dia benar-benar belum menyadari perasaan ku padanya," Lukas menelpon Damon sambil meminum kopinya di dapur bersih.

"Mungkin Madame bukan tipe wanita yang peka-an. Kalau begitu, Tuan harus menyatakan langsung,"

"Mengatakan padanya bahwa aku mencintai nya?,"

"Iya betul Tuan,"

"Sudah pernah aku lakukan, Damon. Aku memberinya kata-kata yang mengisyaratkan perasaan ku,"

"Tidak usah pakai isyarat-isyarat Tuan. Langsung to the point saja bahwa Tuan mencintai Madame. Wanita itu butuh mendengar pengakuan langsung dari mulut pria. Mungkin bisa sambil makan malam romantis,"

Lukas berpikir sejenak.

"Sepertinya kamu sudah mulai menggurui ku Damon mentang-mentang kamu lebih senior dalam pernikahan,"

Ya, salah lagi. Terserah Anda lah Tuan. (Damon)

Lukas mengakhiri panggilan. Menyeruput lagi kopinya.

"Tuan, ada kiriman untuk Anda," Tala menghampiri Lukas dan menyerahkan amplop coklat bertuliskan namanya.

"Siapa pengirimannya?," Lukas mulai membuka amplop.

"Tidak tahu, Tuan. Tadi hanya dikirim melalui kurir online,"

Di dalamnya terdapat secarik kertas. Lukas menarik keluar kertas itu dan membaca tulisannya :

I KNOW WHAT YOU'VE DONE.

Lukas mengeluarkan lagi isi amplop yang lain yang ternyata adalah foto-foto dia, Ivy, dan Damon saat di Kandaya dan bandara Cebu.

Lukas berpikir sejenak.

Hp nya berdering. Nyonya Christina menelpon,

"Halo Ibu,"

"Halo Lukas, bagaimana Ivy. Aku mendapat kabar dia sakit. Kau apakan dia? Katanya dia menangis di kuburan Rafael," Nyonya Christina berbicara tanpa jeda.

"Ivy baik-baik saja Ibu. Kami ada sedikit salah paham, biasalah dalam rumah tangga,"

"Jangan menyakiti nya, Lukas. Kalau Ivy tersiksa batin bagaimana dia bisa hamil,"

Dug. Itu lagi yang ibu bahas. (Lukas)

"Sudah berapa lama dari hari pemberkatan kalian, Ivy belum juga menunjukkan tanda-tanda mengidam. Jangan-jangan kamu yang lemah, Lukas,"

"Jangan asal menuduh Ibu. Kami memang belum diberikan itu saja,"

"Tapi usahanya tiap hari, kan?,"

"Iya, tiap hari," wajah Lukas memerah mengucap itu.

Lukas sangat kesal terlihat ketika dia mengakhiri telpon ibunya.

Itu saja yang ditanya Ibu. Aku harus segera menyatakan perasaanku pada Ivy supaya program pembuatan bayinya sudah bisa dilakukan segera. (Lukas)

Lukas menekan lagi hp nya.

"Halo Tuan," terdengar suara Damon.

"Damon, siapkan makan malam romantis di hotel di Manila untuk besok. Aku dan Ivy akan makan di sana,"

"Baik Tuan,"

Baiklah. Tadi Anda menolak saranku sekarang Anda menerima saranku. ahh, Terserah Anda lah kalau begitu. (Damon).

**

"Kamu dimana?," tanya Nyonya Christina begitu panggilannya dijawab Sofia.

"Masih di kampus, Ibu. Sebentar lagi kami menuju ke Purro. Padahal aku sudah kirim chat barusan tapi ibu tetap saja menelpon,"

"Bagaimana aku tidak khawatir. Kamu pergi ke tempat asing tapi tidak dikawal,"

Sofia mengerling,

"Kami rombongan, Ibu. Aku tidak sendiri tenang saja,"

"Sofia, ayok bis kita sudah mau berangkat," teriak seorang gadis yang memakai jaket kampus seperti Sofia.

"Ibu, sudah yah, kami sudah mau berangkat,"

"Jangan lupa berkabar, Sofia,"

Dasar anak zaman sekarang, dikhawatirkan orang tua malah ngeyel. (Nyonya Christina).

**

"Anggaran ini sudah aku setujui. Untuk tempat nya juga aku setuju. Kalian sudah bisa memproses undangannya mengingat ini lintas negara," ujar Lukas sambil menandatangani dokumen.

"Baik, Tuan," Victoria berdiri di depannya.

"Oh ya, hari ini aku pulang sore. Aku ada agenda penting malam ini tidak bisa diganggu,"

"Baik, Tuan,"

Lukas menyerahkan dokumen yang sudah dia tanda tangani.

**

"Aku takut terlalu berisiko untuk kamu ke sana," ujar Andre sambil menatap layar tab nya.

"Aku hanya ingin menjumpai Ivy. Syukur kalau dia bisa pulang, tapi kalau tidak, aku akan langsung balik," Bella berucap sambil menidurkan Ruben dalam gendongan nya.

"Ivy saja ke sana belum kembali sudah satu bulan lebih. Bagaimana nanti denganmu. Bagaimana nanti aku dan Ruben,"

"Filipina bukan jalur Gaza sayang. Itu negara merdeka yang punya pemerintah dan petugas keamanan. Tidak mungkin mereka memperlakukan orang lain seenaknya,"

"Yang pasti kamu tidak boleh ke sana sendirian. Harus ada orang yang kita kenal yang pergi sama-sama kamu,"

Bella merengut.

**

Bis penuh mahasiswa itu melintas di jalanan berkelok. Penumpang mahasiswa itu sembari bernyanyi. Mereka terlihat bahagia. Ada tawa, ada canda. Dan tak lama tulisan "Akses menuju Gunung Purro" pun terlihat.

Bis itu berhenti di pintu masuk. Satu per satu mahasiswa itu turun menggendong tas ransel masing-masing dan membawa beberapa tentengan tas juga.

"Kita berjalan sesuai rombongan yang sudah dibagi tadi," pemuda seusia Sofia memakai jaket kampus dan ikat kepala tanda mahasiswa pencinta alam. Dia berbicara menggunakan toa kecil. Seperti nya dia penanggung jawab kegiatan itu.

Mendengar perintah si pemuda tadi, para mahasiswa segera mencari teman regunya. Tiap regu terdiri dari 7 orang.

"Yeayy, kita seregu, Sof," seorang gadis berkulit sawo matang rambut oval mendekati Sofia dengan girang.

"Iyaa Han, akhirnya," balas Sofia tidak kalah girang.

Pendakian mereka pun dimulai. Masing-masing memegang tongkat untuk membantu mereka berjalan.

Cuaca saat itu cukup terik. Sekalipun sudah sore tapi panasnya tetap membara serasa mataharinya lebih dari satu.

"Sof, kamu gak mau berhenti dulu untuk minum?," Hana bertanya dengan napas ngos-ngosan.

"Iya, kita berhenti di pos kedua ya, nanggung nih," jawab Sofia dengan napas ngos-ngosan juga.

Di kelompok mereka hanya dua perempuan, Sofia dan Hana. Selebihnya laki-laki. Jadi hanya Sofia dan Hana yang selalu barengan.

Pos perhentian kedua sudah terlihat. Sofia dan Hana segera duduk di tanah begitu tiba di pos kedua. Mereka duduk sambil berselonjor kaki supaya kaki mereka tidak kram. Keduanya membuka tas mereka dan mengeluarkan termos air besar dan meminumnya.

"Ah payah kalian, masa baru poa kedua sudah ngos-ngosan," ejek pemuda yang sekelompok dengan mereka berdua.

"Yehh, biarin. Namanya juga cewek, Wee," balas Hana sambil menjulurkan lidah.

"Kami jalan duluan ya. Kami jalan pelan-pelan nanti susul ya supaya kelompok kita tidak terpisah," ujar pemuda yang lain yang pembawaannya agak tenang.

"Oke," jawab Sofia dan Hana serempak.

Beberapa regu juga sudah mendahului mereka berdua. Setelah beristirahat cukup lama dan sadar bahwa tidak ada lagi regu yang lewat, mereka berdua pun kembali berjalan.

"Kayaknya mereka udah jauh di depan Han," ujar Sofia sambil memperhatikan deretan mahasiswa yang sudah berjalan di depan mereka.

"Issh, cowok suka gitu. Egois. Mentang-mentang fisik mereka lebih kuat dari cewek," Hana cemberut.

Tiba-tiba mereka berdua terkejut. Jalan mereka dihadang empat orang pria memakai baju hitam dan bertopeng. Sofia melirik tangan mereka. Mereka membawa pistol. Sofia langsung tahu apa yang mereka hadapi.

"Siapa kalian, om?," seru Hana dengan wajah panik sambil mengacungkan tongkatnya.

"Sofia Vergara, ikut kami," ujar salah seorang pria.

Hana menatap Sofia yang wajahnya masih tenang.

"Untuk apa kalian membawa Sofia?,"

"Sofia Vergara ingin pergi dengan sukarela atau harus kami paksa," pria itu berujar lagi dengan nada kasar tanpa mengindahkan pertanyaan Hana.

"Hei, tunggu. Kalau kalian maju, kami akan teriak," Hanna mencubit lengan Sofia, "Ayo sama-sama teriak, Sof,"

"Coba saja kalian teriak," keempat pria itu langsung mengangkat pistol mengarahkannya pada Sofia dan Hana. Sontak Hana terkejut. Dia sontak melempar tongkatnya ke tanah dan mengangkat kedua tangannya. Ekspresi ketakutan terlihat jelas di wajahnya. Sofia masih berdiam, dia membuang tongkatnya dan mengangkat kedua tangannya.

"Bawa mereka berdua," perintah pria yang tadi berbicara. Kedua temannya langsung maju menuju Sofia dan Hana.

"Tunggu," Sofia membuka suaranya, "Kalau urusan kalian hanya denganku, bawa aku saja. Lepaskan dia," Langkah dua pria itu terhenti. Mereka saling pandang.

"Aku akan ikut dengan sukarela asal lepaskan dia," Sofia berujar dengan suara lantang.

Pria yang berbicara tadi langsung maju dan memberikan tamparan keras ke pipi Hana hingga ia terjatuh ke tanah dan pingsan.

Lalu dua pria tadi segera menyergap Sofia, membiusnya dan membawanya dari tempat itu.

**

Ivy keluar menggunakan dress sederhana warna terracota polos selutut. Walaupun polos, dress itu terlihat menyatu dengan Ivy yang membuat aura cantiknya begitu terlihat. Kali ini dia tidak memakai heels. Dia hanya memakai flat shoes dengan rambut yang hanya dijepit dengan jepitan kecil di bagian kanan. Sisanya dibiarkan tergerai. Kesederhanaan nya inilah yang membuat Lukas terkagum.

"Ini masih sore. Katamu dinner. Untung aku bisa cepat siap-siap," ucapnya begitu masuk ke mobil Lukas.

"Perjalanan ke sana kurang lebih tiga jam-an. Kita tiba di sana tepat jam makan malam," ujar Lukas sembari menjalankan mobilnya.

"Kenapa harus dinner jauh-jauh? Dinner di rumah kan lebih baik. Tidak keluar ongkos, tidak jalan jauh," celoteh Ivy.

"Aku bosan makan di rumah," Lukas berkata asal saja.

Ini momen spesial mana mungkin hanya makan malam di rumah. (Lukas).

Sepanjang perjalanan mereka berbincang sebatas. Ivy masih merasa canggung sejak peristiwa salah paham lalu. Sedangkan Lukas, dia sibuk menutupi bunyi jantungnya agar tidak terdengar Ivy, saking gugupnya. Malam ini, untuk pertama kalinya dia menyatakan perasaan cintanya pada seorang wanita.

Saat dengan Carmen dulu, Carmen lah yang 'menembak' Lukas lebih dulu. Jadi Lukas tidak ada pengalaman menyatakan cinta sama sekali. Tadi di kantor dia sempat menonton di YouTube kiat-kiat menyatakan cinta pada wanita tapi entah kenapa begitu melihat Ivy keluar dengan gaya sederhana nan elegan nya membuat pikiran Lukas buyar dan semua teori yang dipelajarinya hilang seperti ditiup angin.

**

Sofia duduk di sebuah kursi coklat kecil di tengah ruangan. Perlahan Sofia membuka matanya. Dia menyesuaikan dengan pencahayaan ruangan itu yang terbatas hanya pada satu bola lampu kecil. Hal itu membuat Sofia tidak bisa melihat jelas sekelilingnya.

Ketika hendak bergerak, Sofia baru tahu tangannya sedang diikat di belakang tubuhnya dan. Begitu juga kakinya. Sofia mencoba menggerakan tubuhnya agar ikatannya terlepas.

"Hahaha," suara tawa pria menggelegar memenuhi ruangan. Sofia menyipitkan matanya mencoba melihat arah suara itu.

"Sofia Vergara. Putri semata wayang keluarga Vergara, mafia nomor satu di Tondo," seorang pria berbadan tinggi besar memakai pakaian serba hitam dan sarung tangan hitam muncul dari arah depan Sofia. Pria itu juga memakai tutup wajah. Tangannya memegang pistol kecil.

Pria itu maju menuju ke hadapan Sofia. Mengambil sebuah kursi yang ada di pinggir ruangan. Pria besar itu duduk di kursi itu berhadap-hadapan dengan Sofia.

"Kamu tahu, mungkin kamu akan pulang hanya membawa nama saja, hahahaha," Pria itu tertawa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!