NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / CEO / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:428
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.

Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.

Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.

Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?

Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?

Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amukan Jena

"Pak Xander?" Jena melirik kedua lelaki itu bergantian, penuh tanya.

"Saya." Xander menjawab perlahan.

Seketika aura permusuhan terasa pekat mengelilingi gadis itu. Dan tentu saja itu membuat Matt dan Xander semakin kebingungan.

Keduanya saling lirik. Menunggu wanita itu menyemburkan api lahar permusuhannya.

"Apa maksud anda mempekerjakan kakak saya di luar kota? Dengan bayaran tidak masuk akal itu?!" Jena tidak menahan dirinya lagi.

Ia menatap lelaki yang bernama Xander itu sangat tajam. Layaknya seorang musuh.

"Apa anda berniat jahat pada kak Julia? Anda tidak berniat menjual kakak saya bukan?!" Kembali Jena mengeluarkan semua pikiran buruk yang melandanya.

"Apa?" Xander sampai melongo mendengar kalimat bernada tuduhan itu.

Kedatangan adik Julia dengan segala amukannya membuat ia merasa heran. Terlebih dengan ucapannya yang tidak masuk akal.

Ia melirik Matt. Yang juga sepertinya terkejut dengan tuduhan itu. Gadis muda itu tidak main - main dengan tuduhan itu.

"Dengar gadis kecil. Semua tidak seperti dugaanmu." Xander akhirnya bisa menguasai diri kembali.bia mencoba bersikap sabar menghadapi adik Julia.

"Aku tidak sekecil itu untuk percaya dengan semua alasanmu!" Jena membantah dengan cepat.

"Aku juga bisa berpikir dengan logika." Jena juga menambahkan.

Melihat lelaki yang bernama Xander benar - benar membuatnya marah. Ia menatap lelaki itu penuh permusuhan.

Ia bukanlah anak kecil yang bisa di bodohi dengan kalimat sederhana. Ia juga bukan Julia yang selalu beranggapan jika Xander adalah lelaki sebaik yang di perkirakan kakaknya.

"Maksudmu?!" Xander merasa terpojok oleh tuduhan itu.

Dan penyebabnya adalah gadis kecil ini? Yang bahkan tidak duduk dan langsung menyemburkan kemarahan begitu masuk ke dalam ruangannya.

"200 juta untuk tampil dalam acara penggalangan dana?!" Jena mencibir Xander yang menurutnya terlalu berpura - pura.

"Bahkan penyanyi terkenal tanah air saja belum tentu di bayar sebesar itu untuk satu lagu!" Ia berseru cukup kuat. Membuat suasana di ruangan itu semakin mencekam.

"Ayolah! Kakakku mungkin terlalu polos untuk menilai kecurangan yang menyertai bayaran itu. Tapi aku tahu persis ada sesuatu di balik nominal sebesar itu." Jena membeberkan dengan sarkas.

Xander melirik Matt dengan tajam. Dengan lelaki itu yang juga terkejut oleh semua ucapan Jena.

"Jadi niat buruk apa yang ingin kamu lakukan pada kakakku?!" Jena melangkah mendekat dua langkah. Sehingga jarak di antara mereka semakin dekat.

"Dengar gadis kecil. Aku tidak memiliki niat jahat pada kakakmu Julia. Aku hanya murni menawarkan pekerjaan itu untuknya." Xander menjawab dan menenangkan emosi Jena.

"Dan sekalian aku perkenalkan. Ini adalah pemilik acara itu. Pengusaha yang ingin mengadakan penggalangan dana itu." Xander menunjuk Matt.

Matt yang di tunjuk sedikit mendelik pada Xander. Bukankah ia sudah memperingatkan lelaki itu untuk tidak memberitahu soal ini? Dan Xander juga sudah setuju untuk itu. Tapi sekarang? Apa ini?

Semudah itu bagi Xander memberitahu gadis kecil ini?

Matt tersenyum kecil pada gadis kecil itu. Saat mendapati perhatian gadis itu tertuju padanya.

"Kamu yang punya acara?" Jena menoleh pada Matt. Menatapnya penuh kecurigaan.

"Iya. Saya adalah pemilik acara itu." Matt akhirnya tidak bisa berkelit lagi.

Gadis ini meskipun masih muda. Tapi tidak bisa di kecoh. Ia memiliki insting tajam. Terlebih tatapannya yang sangat tajam.

"Apa yang ingin anda lakukan pada kakak saya?!" Jena langsung bersikap bermusuhan pada Matt.

"Apa anda berniat buruk padanya?!" Kembali ia mencecar Matt.

"Tidak sama sekali " Matt menjawab cepat.

"Aku memang membutuhkan seorang penyanyi untuk tampil di acara itu. Dan mencari seorang penyanyi terkenal di waktu singkat akan sangat menyusahkan. Kamu tahu sendiri jika para penyanyi pasti akan memasang nominal tinggi, jika mereka tahu kami terdesak." Matt berusaha memperhalus penjelasannya. Berharap gadis kecil itu mengerti.

"Aku tahu dari Xander jika ia memiliki seorang penyanyi di klub ini. Yang memiliki suara yang indah. Karena itu aku menawarkan posisi itu untuk kakakmu." Ia juga menambahkan.

Entah mengapa Matt merasa senang melihat perlindungan dan rasa khawatir gadis ini untuk kakaknya. Sepertinya mereka memiliki hubungan yang sangat dekat.

"Dengan bayaran sebanyak itu? Apa kamu pikir saya bodoh?!" Jena langsung menyambar. Semakin bersikap sengit.

"Tidak ada niat buruk sedikitpun. Karena sejak awal pembentukan acara ini. Itu memang nominal yang telah disetujui untuk pengisi acara." Matt menjelaskan kembali.

"Kami tidak memiliki niat buruk pada kakakmu. Percayalah. Kami murni menawarkan pekerjaan ini, karena ia memiliki bakat yang bagus. Itu saja." Matt kembali tersenyum pada Jena.

"Bukankah ini juga kesempatan yang bagus untuk Julia? Ia bisa mengembangkan bakatnya. Ini juga bisa menjadi peluangnya untuk menjadi seorang penyanyi. Karena di acara itu, akan banyak orang penting yang hadir." Matt juga menyampaikan.

"Mungkin saja ada produser musik yang tertarik dengan suaranya nanti. Ini akan menjadi awal langkah yang bagus untuk Julia melanjutkan impiannya bukan?" Matt berbicar dengan profesional, layaknya seorang CEO.

Ia tahu gadis muda ini pintar. Dengan insting tajam yang ia punya. Juga rasa sayangnya yang tergambar jelas pada Julia. Jelas ia tidak mungkin melarang Julia dengan segala impiannya.

Apalagi sepengetahun Matt, Julia selama ini telah mengorbankan impiannya demi keluarga. Dan jelas sang adik tidak ingin Julia mengubur impian itu selamanya.

"Kalian benar - benar tidak memiliki niat jahat untuk kak Julia bukan?!" Jena menatap kedua lelaki itu bergantian.

"Tidak sedikitpun. Bahkan kami akan memberikan perlindungan untuk Julia selama ia berada di sana." Matt kembali meyakinkan.

Jena terdiam dan memikirkan semuanya. Sejak kecil ia tahu impian kakaknya untuk menjadi seorang penyannyi. Dan lelaki yang mengaku sebagai pemilik acara ini, benar juga.

Ini bisa menjadi kesempatan bagi Julia, untuk mewujudkan impiannya. Dan ia tidak mungkin menghalangi impian kakaknya.

"Baiklah." Jena akhirnya mengangguk.

"Aku akan diam dan mencoba percaya kali ini." Ia menatap Matt dengan sorot lebih serius.

"Tapi jika aku menemukan kecurangan dan kalian menyakiti kakakku. Maka aku akan memberikan kalian pelajaran." Jena memperingatkan tajam.

"Meskipun kalian adalah orang yang berduit, tapi aku tidak akan tinggal diam jika kalian menyakiti kak Julia." Jena kembali menegaskan peringatannya.

"Tidak akan. Kami tidak menyakitinya." Matt berjanji.

"Bagus " Jena mengangguk puas.

"Dan terutama untukmu pak Tua." Jena menyorot Xander lebih tajam. Dengna aura permusuhan yang semakin kental.

Xander terkejut dengan panggilan dari Jena. Ia tidak menyangka jika wanita muda itu akan menyematkan panggilan menyebalkan untuknya.

"Kamu adalah orang pertama yang akan aku hajar, jika kak Julia tersakiti. Aku akan kemari dan menghajarmu karena kamu adalah orang menawarkan pekerjaan ini pada kakakku. Jadi aku tidak akan melepaskanmu."

'Dug!'

"Akht!"

"Ingat itu pak Tua!"

Jena langsung berbalik keluar dari ruangan itu begitu ia selesai menginjak telapak kaki Xander dengan kuat.

Mengabaikan erangan Xander karena pergerakannya yang tiba - tiba.

Matt tertawa lepas melihat Xander yang tidak bisa berkutik oleh seorang wanita muda.

Ini menjadi hiburan baginya melihat Xander yang mengerang oleh sikap gadis muda. Terlebih dengan panggilan pak Tua itu.

Xander seketika kesal oleh Matt yang tertawa.

.......................

1
partini
kamu kan terkejut Matt si obral Otonng😂😂😂😂😂
Elis Hasibuan: 🫢🫢🫢🫢🫢
total 1 replies
partini
tenang kek Casanova mau gonta ganti seribu wanita ga bakal kena penyakit ,,nanti dapat pawang yg ori masih segel ga gila harta pokok lovely doply
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
partini
Hana
partini
sinopsisnya mengsedihhhh dan terluka hemmmm banyak bawang ini
jadi strong woman Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!