( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 324
Saat pintu perunggu raksasa di belakang Tian Feng menutup dengan suara BOOM yang mengguncang, kegelapan di dalamnya langsung lenyap. Ia tidak berada di dalam ruangan menara yang sempit.
Ia berdiri di tengah hamparan kehampaan tak berujung yang dipenuhi bintang-bintang yang berputar perlahan. Udara di sini bergetar dengan aura yang begitu kuno, begitu agung, dan begitu kuat hingga membuat Fisik Tingkat Sepuluh (Dou Di) miliknya yang baru lahir pun terasa kecil.
"Ujian Lantai Pertama..." gumam Tian Feng, matanya yang merah keemasan memindai kegelapan, mencari golem, monster, atau formasi ilusi.
"Tidak ada ujian."
Sebuah suara kuno yang dalam bergema, seolah berasal dari bintang-bintang itu sendiri. Suara itu tidak memiliki permusuhan, hanya... kelelahan dan kelegaan yang tak terbayangkan.
Dari pusat kehampaan berbintang itu, cahaya perlahan-lahan berkumpul, membentuk sosok seorang lelaki tua yang tembus pandang. Ia mengenakan jubah kuno yang disulam dengan pola galaksi, rambut dan janggutnya yang putih tergerai panjang. Matanya tidak memiliki pupil, hanya cahaya bintang murni.
Tian Feng langsung waspada. Aura roh ini... jauh melampaui yang terkuat di alam naga ini.
Namun, sosok kuno itu melakukan sesuatu yang tak terduga. Ia membungkuk dalam-dalam pada Tian Feng, sebuah gestur penghormatan yang khidmat.
"Aku telah menunggumu... Tuan Muda yang baru."
Tian Feng mengerutkan kening, tidak menurunkan kewaspadaannya. "Kau siapa? Di mana ujiannya? Dan kenapa kau memanggilku Tuan Muda?"
"Aku adalah Long Hun (Jiwa Naga), Roh Penjaga dari artefak Dewa ini," kata sosok itu, suaranya bergema. "Dan ini bukanlah sekadar 'Pagoda Naga'. Ini adalah Pagoda Penempaan Keseimbangan, sebuah Artefak Dewa sejati."
"Tuan-ku sebelumnya," lanjut Long Hun, matanya yang berbintang menatap Tian Feng dengan intensitas yang dalam, "adalah Kaisar Dewa Long Wei, eksistensi di puncak Dou Di Tertinggi, sang Pendiri sejati Ras Naga. Dia menghilang dalam Perang Kuno melawan Iblis Luar."
Tian Feng terdiam. Kaisar Dewa. Ini melampaui semua yang ia tahu.
"Sebelum Tuanku menghilang," kata Long Hun, "dia meninggalkan satu ingatan terakhir di dalam intiku. Sebuah ramalan. Bahwa suatu hari nanti, akan datang seorang pemuda. Seseorang yang jiwanya bukan berasal dari dunia ini, namun terlahir kembali dengan Darah Primordial murni. Seseorang yang akan mewarisi Segel Kaisar Long Yuan yang telah lama hilang."
Long Hun menatap lurus ke mata Tian Feng. "Dia berkata bahwa pemuda ini... adalah Penjaga Keseimbangan yang baru, ditakdirkan untuk mengatur ulang tatanan semua alam. Aku telah menunggu kedatanganmu selama lima ratus ribu tahun, Tian Feng."
Keterkejutan menghantam Tian Feng lebih keras daripada serangan Dou Sheng mana pun. Seluruh hidupnya... kejatuhannya... kelahirannya kembali... semuanya telah diramalkan?
"Jadi, taruhan di luar itu..."
"Omong kosong anak kecil," kata Long Hun acuh tak acuh. "Qin Shi dan para naga sombong itu tidak tahu apa-apa. Pagoda ini tidak terkunci karena mereka lemah. Pagoda ini terkunci karena aku menguncinya, menunggu kedatanganmu. Sepuluh lantai ini bukanlah ujian untuk mengalahkanmu. Itu adalah sepuluh tungku penempaan yang dirancang oleh Tuanku untuk menciptakanmu."
Tian Feng akhirnya mengerti. Ini adalah warisan yang jauh lebih besar daripada Makam Naga Kuno.
"Tapi aku tidak punya waktu," kata Tian Feng tegas. "Aku harus keluar. Musuh-musuhku..."
Long Hun tersenyum untuk pertama kalinya, senyum kuno yang penuh teka-teki. "Kau pikir Artefak Dewa milik Tuanku begitu sederhana? Waktu di dalam pagoda ini mengalir seribu kali lebih lambat dari dunia luar. Tapi itu tidak cukup."
"Kau membutuhkan kekuatan untuk menghadapi Alam Abadi dan Master Aula Dou Di Puncak itu," lanjut Long Hun. "Tapi kau juga harus bergerak di dunia luar. Kau tidak bisa berada di dua tempat sekaligus... atau bisa?"
Roh itu menjentikkan jarinya.
"Pagoda ini bisa membelah jiwamu untuk sementara. Kau akan meninggalkan Tubuh Aslimu di sini, di Lantai Pertama, bermeditasi dan terhubung dengan inti pagoda. Di sini, kau akan menempa dirimu, menantang lantai demi lantai, menyerap kekuatanmu yang sesungguhnya. Proses ini akan memakan waktu bertahun-tahun."
"Sementara itu," Long Hun tersenyum licik, "Pagoda akan menggunakan sebagian kecil dari esensi jiwamu dan energi Dou Di mu untuk menciptakan sebuah Klon Dao Ruang."
"Klon ini," jelasnya, "akan memiliki 100% dari kekuatanmu saat ini Fisik Tingkat Sepuluh dan ranah Dou Di Bintang Satu. Klon itu bisa keluar, berjalan-jalan, bertarung, dan berpikir persis sepertimu. Jika klon itu 'hancur' atau 'terbunuh', ia hanya akan larut menjadi energi dan kembali ke pagoda, siap untuk dibentuk kembali."
Tian Feng membeku. Sebuah klon yang sempurna... sementara tubuh aslinya berlatih dengan aman? Ini... ini adalah solusi sempurna untuk semua masalahnya!
"Tubuh aslimu akan menjadi lebih kuat di sini, sementara klonmu menyelesaikan urusan di luar," kata Long Hun. "Dan saat tubuh aslimu siap, kalian bisa menyatu kembali."
Tian Feng menatap roh kuno itu, kekaguman yang tulus memenuhi hatinya. "Apa yang harus kulakukan?"
Long Hun menunjuk ke pusat kehampaan. Sebuah pusaran energi emas murni terbuka. "Tinggalkan tubuh aslimu di sini. Biarkan ia beresonansi dengan inti pagoda."
Tian Feng mengangguk. Ia duduk bersila di tengah kehampaan, membiarkan energi emas itu menyelimutinya. Ia merasakan kesadarannya terbelah menjadi dua. Tubuh aslinya langsung tenggelam ke dalam meditasi terdalam, terhubung dengan kekuatan tak terbatas pagoda.
Di saat yang sama, sosok identik Tian Feng—rambut hitam, jubah hitam, mata tenang—terbentuk dari cahaya di depannya. Klon Dao Spasial. Ia merasakan kekuatan yang sama persis, fisik Dou Di, ranah Dou Di Bintang Satu.
Klon Tian Feng itu membuka matanya. Ia menatap Long Hun.
"Baiklah," kata Klon Tian Feng, suaranya kini terdengar nyata. "Aku punya taruhan yang harus kumenangkan."
Ia berbalik menghadap pintu perunggu. "Sudah berapa lama aku di dalam sini?"
Long Hun tersenyum. "Di dunia luar? Tepat tiga puluh detik."
menjadikan anaknya tumbal kebangkitan,,,💪💪💪Tian cepat datang