Safeea dan ibunya sudah lama hidup di desa. Setelah kematian ibunya, Safeea terpaksa merantau ke kota demi mencari kehidupan yang layak dan bekerja sebagai pelayan di hotel berbintang lima.
Ketika Safeea tengah menjalani pekerjaannya, ia dibawa masuk ke dalam kamar oleh William yang mabuk setelah diberi obat perangsang oleh rekan rekannya.
Karena malam itu, Safeea harus menanggung akibatnya ketika ia mengetahui dirinya hamil anak laki laki itu.
Dan ketika William mengetahui kebenaran itu, tanpa ragu ia menyatakan akan bertanggung jawab atas kehamilan Safeea.
Namun benarkah semua bisa diperbaiki hanya dengan "bertanggung jawab"?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Pak Prawira kemudian menoleh pada Sherlyn, lalu kembali menatap Pak Hardi.
“Mulai hari ini, tolong tempatkan Sherlyn di kantor pusat. Dia akan bekerja bersama William, tepatnya sebagai asisten CEO.” ucap pak Prawira yang sukses membuat kedua mata Pak Hardi sedikit membelalak saat mendengar keputusan itu, namun ia segera menunduk hormat.
“Baik, Pak. Akan segera saya atur.”
Tak hanya berhenti sampai di situ, Pak Prawira kembali melanjutkan perkataannya dengan suara tegas yang kali ini ditujukan kepada seluruh pegawai yang menyaksikan.
“Dan kalian semua dengarkan baik-baik. Anggap Sherlyn bukan sekadar pegawai biasa. Dia adalah calon menantu keluarga Prawira. Itu berarti, apa pun perintahnya, kalian harus menghormatinya sebagaimana kalian menghormati saya dan William. Apa kalian mengerti?”
"Mengerti pak!" jawab semua pegawai hotel dengan serempak.
Untuk beberapa saat terdengar suara bisik-bisik kecil yang terdengar di antara pegawai hotel. Beberapa saling menatap penuh tanda tanya, beberapa lainnya terkejut dengan kabar besar yang diumumkan langsung oleh Pak Prawira.
Sherlyn yang menyaksikan hal itu hanya bisa tersenyum penuh kemenangan, matanya menyapu ke segala ruangan dengan rasa percaya diri. Kini, statusnya tidak hanya dekat dengan William, tapi juga sudah mendapat pengakuan langsung dari Pak Prawira di hadapan semua pegawai.
Sementara itu, Pak Hardi hanya bisa menghela napas tipis di dalam hati. Ia tahu kalau keputusan besar ini pasti akan membawa dampak baru dalam kehidupan hotel, terutama bagi William yang kini diam-diam sudah menikah dengan Safeea—sebuah kenyataan yang tidak diketahui oleh siapapun, bahkan ayahnya sendiri.
Setelah menyampaikan keputusan pentingnya, Pak Prawira menoleh kepada Sherlyn dengan tatapan penuh arti.
“Sherlyn, hari ini adalah langkah awal mu bekerja di sini. Anggaplah ini sebagai hari pertamamu mendampingi William. Jangan ragu untuk menyesuaikan diri. Bila ada yang kau butuhkan atau ada kesulitan, jangan sungkan untuk meminta bantuan padaku. Ingat, om mendukungmu sepenuhnya.”
Sherlyn mengangguk manis, bibirnya mengembang dengan senyum penuh rasa percaya diri.
“Baik, Om. Terima kasih atas kepercayaan om sama Sherlyn. Sherlyn janji akan melakukan yang terbaik.”
Pak Prawira menepuk pelan pundak Sherlyn, lalu kembali menatap seluruh pegawai yang masih berdiri tegak di lobi.
“Baiklah, saya akan kembali sekarang. Hardi, saya serahkan Sherlyn padamu untuk dipandu. Pastikan semuanya berjalan sesuai perintah saya.”
“Siap, Pak.” jawab Pak Hardi dengan sikap hormat.
Dengan langkah mantap, Pak Prawira pun meninggalkan lobi hotel. Deru mobil mewah yang membawanya pergi perlahan menghilang, namun atmosfer tegang yang ditinggalkannya masih jelas terasa di antara para pegawai.
Pak Hardi kemudian menoleh pada semua pegawai yang masih berbaris rapi. Suaranya terdengar tenang namun tegas.
“Baik semuanya, tolong kembali ke pekerjaan kalian masing-masing. Jangan sampai tamu hotel kita merasa terganggu. Ingat, apa yang tadi disampaikan oleh Pak Prawira harus kita hormati bersama.”
Serentak para pegawai mengangguk dan perlahan membubarkan diri untuk kembali ke tempat bekerja mereka masing-masing dengan wajah penuh rasa ingin tahu terhadap Sherlyn.
Setelah suasana kembali normal, Pak Hardi menoleh pada Sherlyn. Wajahnya tetap menjaga wibawa, meskipun dalam hati ada beban tersendiri.
“Baiklah, Nona Sherlyn. Mari saya antar Anda menuju ruang kerja Pak William. Mulai hari ini, Anda akan ditempatkan di sana.” ucap pak Hardi yang membuat Sherlyn tersenyum senang.
....udah pasti kamu bakal hidup sangat berkecukupan.